Teknik Quick on The Draw

38 pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimple- mentasikan suatu metode. Jadi, teknik pembelajaran merupakan cara untuk menerapkan suatu metode dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran harus terdiri dari penjelasan tentang model, metode atau prosedur, dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran. Artinya, model, metode, dan teknik merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari model, metode diturunkan secara operasional dan dari metode, teknik diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung Konjo 2012. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pembelajaran dalam menyelesaikan masalah yang ada yakni tentang proses pembelajaran IPS untuk melibatkan siswa di dalam kelompoknya. Hal ini, didasarkan pada karakteristik siswa SD yang masih suka bermain dengan kelompoknya. Teknik pembelajaran pada penelitian ini yakni teknik quick on the draw merupakan teknik yang digunakan dalam mengimplementasikan metode kerja kelompok. Metode kerja kelompok ini menuntut adanya pembagian siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerjasama menyelesaikan tugas. Adanya pembentukan kelompok dalam proses pembelajaran, merupakan ciri khusus model pembelajaran kooperatif.

2.1.8 Teknik Quick on The Draw

Teknik quick on the draw pertama kali dikenalkan oleh Paul Ginnis. Ginnis 2008: 163 menyatakan bahwa teknik quick on the draw merupakan suatu aktivitas riset dengan insentif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan. Tujuan 39 teknik ini yang dirancang untuk dicapai siswa yaitu melakukan aktivitas berpikir, kemandirian, fun, saling ketergantungan, multi sensasi, artikulasi, dan kecerdasan emosional. Elemen yang ada dalam aktivitas ini yaitu kerja kelompok, membaca, menulis, bergerak, berbicara, mendengarkan, melihat, dan kerja individu. Pada teknik quick on the draw, siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan satu set pertanyaan dengan cepat. Kelompok yang tercepat menyelesaikan satu set pertanyaan tersebut akan menjadi pemenangnya. Pembelajaran dengan membentuk beberapa kelompok merupakan ciri utama pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, pembelajaran dengan teknik quick on the draw merupakan pembelajaran yang berbasis pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda Isjoni 2010: 14. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Slavin 1985 dalam Isjoni 2010: 15 menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Menurut Cooper 1990 dalam Millis 2006, “that the most important cooperative learning elements are positive interdependence and individual accountability. Three other components important to the authors’ teaching approaches are appropriate grouping which usually means heterogeneous grouping, group processing, and cooperative social 40 skills”. Artinya bahwa unsur yang paling penting dari pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan dan pertanggungjawaban individu. Tiga komponen penting yang lainnya untuk pendekatan pengajaran yaitu pengelompokan biasanya kelompok heterogen, pengolahan kelompok, dan kemampuan bekerjasama. Menurut Morgan 2003 dalam Attle dan Baker 2007, “behavioral learning theory suggests that students will commit to participation in team efforts if they are rewarded for that participation, and are likely not to commit if no reward are evident”. Artinya teori belajar behavioris tingkah laku menyarankan agar siswa mau berpartisipasi dalam kerja kelompok jika mereka diberi hadiah, dan tidak dikerjakan jika tidak ada hadiah. Simpulan dari uraian tentang pembelajaran kooperatif yaitu bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan adanya kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan intelegensi yang heterogen. Mereka berkelompok untuk bekerjasama dan bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas. Mereka akan menyelesaikan tugas tersebut jika ada penghargaan. Oleh karena itu, penghargaan merupakan suatu hal penting dalam proses pembelajaran kooperatif. Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif, pembelajaran dengan teknik quick on the draw ini juga menggunakan penghargaan bagi kelompok yang tercepat menyelesaikan satu set pertanyaan. Hal ini merupakan tujuan utama dari teknik quick on the draw. Menurut Ginnis 2008: 164-5, teknik quick on the draw memiliki beberapa keunggulan, antara lain: 41 1 Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. 2 Memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan membaca yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak. 3 Membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, tidak hanya guru. 4 Sesuai bagi siswa dengan karakter kinestetik yang tidak dapat duduk diam. Menurut Syahrir 2012, teknik quick on the draw memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1 Saat kerja kelompok, siswa akan mengalami keributan jika pengelolaan kelas kurang baik. 2 Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa saat kerja kelompok.

2.1.9 Penerapan Teknik Quick on The Draw dalam Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

KEEFEKTIFAN TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI MINTARAGEN 1, 3, DAN 7 KOTA TEGAL

0 28 349

KEEFEKTIFAN MEDIA “CROOSS TWOO COLOURURS” TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON TEGAL

1 60 279

KEEFEKTIFAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 RANDUGUNTING KOTA TEGAL

0 38 266

Peningkatan Pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Tari Bambu pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota Tegal

0 24 280

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SOMAWANGI BANJARNEGARA

0 17 244

KEEFEKTIFAN TEKNIK PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBOKLUWUNG 01 KABUPATEN TEGAL -

0 1 77

KEEFEKTIFAN MEDIA FILM TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI ARANGTANJUNG KABUPATEN KEBUMEN

0 0 63