Topografi KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1.2 Letak dan Luas Kawasan

Secara administrasi pemerintahan, TNGM terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jateng, serta Kabupaten Sleman di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis terletak antara 110 o 15’ – 110 o 37’ BT dan 07 o 22’ – 07 o 52’ LS. Luas TNGM sendiri sebesar ± 6.410 ha yang terdiri dari 1.283,99 ha di DIY dan 5.126,01 ha di Jateng. Adapun batas-batas kawasan ini, yakni: 1. Bagian utara dilingkupi oleh pegunungan yang merupakan pertemuan antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi sendiri. Batas alam ini dibentuk dari hulu Sungai Pepe di wilayah timur dan hulu Sungai Pabelan di wilayah barat termasuk dalam Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. 2. Kaki gunung bagian timur dan selatan merupakan wilayah yang datar dan merupakan persawahan dengan kesuburan tanah yang tinggi. Bagian timur ini membentang sampai bertemu dengan Sungai Bengawan Solo dan bagian selatan bertemu dengan hulu Sungai Dengkeng. 3. Hulu Sungai Progo menjadikan batas alam gunung di bagian barat.

4.2 Topografi

Keadaan topografi di kawasan TNGM dapat dibedakan berdasarkan kondisi pada masing-masing kabupaten yaitu : a. Kabupaten Klaten: Bagian barat dan utara wilayah Kab. Klaten berupa lereng Gunung Merapi yang berbatasan dengan Kab. Sleman. Landai sampai berbukit dengan ketinggian tempat 100 –150 m dpl merupakan daerah penghasil tembakau ekspor. b. Kabupaten Boyolali : Berada diantara Gunung Merapi yang masih aktif dan Gunung Merbabu yang sudah tidak aktif, dengan ketinggian tempat 75 –1.500 m dpl. Empat sungai melintas di wilayah ini Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul. Disamping itu ada sumber-sumber air lain berupa mata air dan waduk. c. Kabupaten Magelang : Tiga kecamatan terpilih merupakan bagian lereng Gunung Merapi yang ke arah Barat, terletak pada ketinggian sekitar 500 m dpl, makin ke arah puncak Gunung Merapi kelerengan lahan semakin curam. d. Kabupaten Sleman: Mulai landai hingga lahan yang memiliki kelerengan sangat curam dengan ketinggian tempat 100 –1.500 m dpl. Di bagian paling utara merupakan lereng Gunung Merapi yang miring ke arah Selatan. Di lereng Selatan Gunung Merapi terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang. Di Bagian lereng puncak Merapi reliefnya curam sampai sangat curam. Bagian selatan dari ketiga kecamatan terpilih masih berupa lahan persawahan dengan sistem teras yang cukup baik, sedangkan bagian tengah berupa lahan kering dan paling utara merupakan bagian dari lereng gunung Merapi yang berupa hutan Secara umum kondisi topografi di kawasan TNGM merupakan bentang alam yang sangat khas, yaitu puncak Merapi dengan lerengnya yang menuju ke segala arah dengan lereng yang sangat curam di wilayah yang dekat dengan puncak dan semakin melandai ke arah bawah. Lereng Merapi di bagian Timur Selo relatif lebih terjal, sementara di bagian Barat dan Utara Babadan, Kinahrejo relatif lebih landai. Arah letusan gunung api sangat jarang menuju ke Timur, yang paling sering menuju ke arah Barat Daya. Proses letusan sering terjadi, dan lereng Barat sering menerima dampak letusan, sehingga lereng Barat akan semakin landai. Wilayah puncak Gunung Merapi sampai ketinggian tempat 1.500 m dpl, merupakan daerah terjal dengan kemiringan lebih dari 30 o . Wilayah yang paling luas adalah kawasan dengan kemiringan 12 o –30 o terletak pada ketinggian tempat 750 –1.500 m dpl, dan merupakan daerah resapan air. Wilayah puncak Gunung Merapi sampai ketinggian tempat 1.500 m dpl, merupakan daerah terjal dengan kemiringan lebih dari 30 o . Wilayah yang paling luas adalah kawasan dengan kemiringan 12 o -30 o terletak pada ketinggian tempat 750-1.500 m dpl, dan daerah inilah yang merupakan daerah resapan air.

4.3 Iklim dan Hidrologi