Habitus tumbuhan bawah Habitus pohon

5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan R 1 5,0 tergolong tinggi. Di bawah ini akan ditampilkan nilai indeks kekayaan jenis pada berbagai habitus.

a. Habitus pohon

Indeks kekayaan jenis tumbuhan berhabitus pohon pada tiap tingkat pertumbuhan di kawasan TNGM disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Indeks kekayaan jenis tumbuhan berhabitus pohon pada tiap tingkat pertumbuhan di kawasan TNGM Zona Tipe Ekosistem R 1 pada tingkat pertumbuhan Semai Pancang Tiang Pohon Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 2,37 0,90 1,41 1,66 Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 1,31 1,35 2,27 2,86 Hutan Peg. Tengah 1,72 2,73 2,08 4,27 Hutan Peg. Atas 0,00 0,26 0,85 0,52 Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,82 2,33 1,53 2,42 Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 0,00 0,51 - - Nilai R 1 rata-rata pada tiap tingkat pertumbuhan di seluruh petak penelitian di kawasan TNGM dapat dikatakan rendah dengan nilai R 1 3,5. Nilai indeks kekayaan jenis terbesar terdapat pada habitus pohon pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah dengan nilai 4,27 dan hanya masuk kategori yang tergolong sedang, sedangkan pada tingkat pertumbuhan lainnya termasuk kedalam kategori rendah.

b. Habitus tumbuhan bawah

Nilai indeks kekayaan jenis habitus tumbuhan bawah di kawasan TNGM disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Indeks kekayaan jenis tumbuhan bawah pada tiap habitus di kawasan TNGM Zona Tipe Ekosistem R 1 pada habitus Herba Semak Perdu Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 1,22 - 0,00 Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 2,30 - 0,36 Hutan Peg. Tengah 1,51 - 0,00 Hutan Peg. Atas 1,26 0,00 0,51 Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,22 - 0,00 Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 0,79 - 0,00 Secara umum indeks kekayaan jenis tumbuhan bawah termasuk rendah. Pada habitus herba nilai tertinggi sebesar 2,30 yaitu pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah; sedangkan terendah terdapat pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas dengan nilai 0,79. Pada habitus semak hanya ditemukan 1 jenis, yaitu pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan atas; sedangkan untuk habitus perdu hampir merata dan nilai tertinggi terdapat pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan atas sebesar 0,51.

c. Habitus epifit dan liana

Nilai indeks kekayaan jenis habitus epifit dan liana di kawasan TNGM disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Indeks kekayaan jenis tumbuhan epifit dan liana di kawasan TNGM Zona Tipe Ekosistem R 1 pada habitus Epifit Liana Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 0,00 0,00 Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 0,96 0,00 Hutan Peg. Tengah - 0,80 Hutan Peg. Atas - 0,00 Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah - - Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas - - Habitus epifit tidak ditemukkan pada tiap zona dan tipe ekosistem. Epifit hanya ditemukkan pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan bawah dengan nilai indeks kekayaan jenis sebesar 0,96 dan pada zona pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah dengan nilai indeks 0 atau hanya ditemukkan satu jenis tumbuhan epifit saja; sedangkan pada habitus liana, nilai indeks kekayaan jenis tertinggi pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah dengan nilai 0,80 rendah.

5.1.4 Keanekaragaman jenis tumbuhan

Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan variasi jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah jenis dan kelimpahan relatif dari setiap jenis. Kelimpahan jenis tumbuhan sebagai salah satu indikator untuk menduga keanekaragaman jenis tumbuhan pada suatu komunitas yang dapat ditunjukkan secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif dengan perhitungan nilai indeks keanekaragaman Shannon Wienner. Nilai H’ ≥ 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenisnya tinggi, nilai H’ antara 2 – 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenisnya sedang dan apabila nilai H’ 2 menunjukkan keanekaragaman jenisnya rendah. Secara kualitatif, keanekaragaman jenis tidak lain adalah jumlah seluruh jenis tumbuhan yang dapat ditemukan pada suatu kondisi habitat tertentu. Hal ini karena jumlah jenis pada suatu kondisi habitat tertentu yang lebih banyak dari kondisi habitat lainnya dapat dianggap lebih beragam jenisnya.

a. Habitus pohon

Indeks keanekaragaman jenis untuk berbagai tingkat pertumbuhan habitus pohon pada setiap tipe vegetasi hutan TNGM disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan berhabitus pohon di kawasan TNGM Zona Tipe Ekosistem H’ pada tingkat pertumbuhan Semai Pancang Tiang Pohon Zona Pemanfaatan Hutan Dataran Rendah 2,00 1,07 1,38 1,25 Zona Rimba Hutan Peg. Bawah 1,07 1,38 1,91 1,80 Hutan Peg. Tengah 1,50 2,22 1,95 2,51 Hutan Peg. Atas 0,00 0,69 0,98 0,74 Zona Inti 2 Hutan Peg. Bawah 1,58 1,73 1,31 2,23 Zona Inti 1 Hutan Peg. Atas 0,00 0.68 - - Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pada setiap zonasi dan tipe ekosistem pada umumnya termasuk rendah dan hanya beberapa tingkat pertumbuhan yang termasuk sedang. Nilai indeks keanekaragaman jenis tertinggi untuk semai 2,00 terdapat pada Zona Pemanfaatan di tipe ekosistem hutan dataran rendah sedangkan terendah terdapat pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas 0,00 yang berarti hanya ditemukkan satu jenis tumbuhan saja. Untuk tingkat pancang, indeks keanekaragamn tertinggi terdapat pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah sebesar 2,22 dan terendah terdapat pada zona inti 1di tipe ekosistem hutan pegunungan atas sebesar 0,68. Pada tingkat tiang hampir merata dan tertinggi terdapat pada zona rimba di tipe ekosistem hutan pegunungan tengah 1,95. Untuk tingkat pohon, indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada zona rimba ekosistem hutan pegunungan tengah sebesar 2,51 dan terendah terdapat pada zona rimba pegunungan atas dengan nilai 0,74. Namun pada zona inti 1 di tipe ekosistem hutan pegunungan atas tidak ditemukkan tingkat pohon. Dari hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman di atas terlihat bahwa terdapat kecenderungan nilai indeks keanekaragaman tumbuhan tingkat pohon lebih tinggi daripada tingkat tiang, pancang dan semai pada setiap kawasan hutan. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa regenerasi beberapa jenis tumbuhan tidak berjalan dengan baik atau populasinya menurun, sehingga dinamika hutan menuju ke suatu kondisi yang tidak sama dengan kondisi semula. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya dominasi jenis-jenis tertentu yang menyebabkan tertekannya jenis-jenis lain, persaingan yang sangat tinggi antar jenis tumbuhan dan adanya gangguan dari luar.

b. Tumbuhan bawah