serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Bruner juga menggunakan Scaffolding
dan interaksi sosial di kelas maupun di luar kelas. Scaffolding adalah suatu proses untuk membantu siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas
perkembangannya melalui bantuan guru, teman, atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih. Rusman, 2011: 244.
2.1.7 Media Video
Istilah media berasal dari bahasa latin yaitu bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber infomasi kepada penerima informasi. Media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs dalam
Solihatin, 2005:22 mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun
berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat masal mass instruction, manfaat media video sangat nyata. Misalnya mengajar 100 orang siswa dalam suatu
ruangan besar hanya dengan bantuan kapur dan papan tulis, tentu saja hal ini tidak efektif. Visualisasi ataupun tulisan pada papan tulis ukurannya tetap dan tidak
dapat diperbesar ataupun diperkecil. Sedangkan jika menggunakan media video,
ukuran tampilannya sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan cara mengatur jarak antara layar untuk tampilan dengan alat berupa
laptop untuk pemutar dan LCD Projektor sebagai penayang tampilan. Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan lugas
karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Di samping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik
teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa disamping suara yang menyertainya. Sehingga siswa merasa seperti berada di suatu tempat
yang sama dengan program yang ditayangkan video. Seperti kita ketahui bahwa tingkat retensi daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran dapat
meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indra pendengaran dan penglihatan.
Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program video dapat
dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat
dikombinasikan dengan
animasi dan
pengaturan kecepatan
untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam
memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan visualisasi
yang mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu adalah paling baik disajikan melalui
pemanfaatan teknologi video.
Kemajuan teknologi video juga telah memungkinkan format sajian video dapat bermacam-macam, mulai dari kaset, CD, dan DVD. Hal ini dapat
mempermudah kita dalam menontonnya bisa lewat video player, VCD, DVD juga bisa didistribusikan melalui siaran televisi. Oleh karena itulah suatu materi yang
telah direkam dalam bentuk video dapat digunakan baik untuk proses pembelajaran tatap muka langsung maupun jarak jauh tanpa kehadiran guru.
Karena kemampuan itulah maka teknologi video banyak digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama dalam sistem pendidikan. Daryanto, 2010:86.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa video merupakan media atau alat bantu pembelajaran yang melibatkan indera
pendengaran dan indera penglihatan. Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Dengan ukuran tampilannya yang sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan, video merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Video menambah suatu
dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa disamping suara yang
menyertainya, sehingga dalam pembelajaran IPS yang membahas tentang masalah-masalah sosial yang disajikan dalam bentuk video akan mempermudah
pemahaman dan pengertian konsep siswa terhadap materi pembelajaran.
2.1.8 Penerapan model Problem Based Learning dengan media Video Dalam