Penginderaan Jauh 1. Pengertian dan Sejarah Penginderaan Jauh

48 banyak dipilih untuk tempat tidur. Selain ketinggian pohon, faktor lain yang menentukan sebagai syarat pohon tidur adalah kelebatan daun, arsitektur, elastisitas cabang dan ranting, kemiringan pohon dan keadaan di lingkungan pohon tidur tersebut. 2.7. Penginderaan Jauh 2.7. 1. Pengertian dan Sejarah Penginderaan Jauh Menurut Lo 1995, penginderaan jauh merupakan suatu tekhnik untuk mengumpulkan informasi mengenai obyek dan lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Manual of Remote Sensing 1983 dalam Hastuti 1998, menyatakan pengertian penginderaan jauh yang digunakan sampai saat in adalah sebagai ilmu dan seni pengukuran atau mendapatkan informasi suatu obyek atau fenomena suatu alat perekam dari suatu kejauhan, dimana pengukuran dilakukan tanpa melakukan kontak secara fisik dengan obyek atau fenomena yang diukur atau diamati. Teknologi penginderaan jauh pertama kali dikenal pada abad XIX yang dimulai dari pembuatan potret udara bentang alam lanskap pertama tahun 1838. Perkembangan penginderaan jauh selanjutnya adalah pembuatan potret udara hutan dari balon udara pada tahun 1887 dan dari atas pesawat udara tahun 1919 Hastuti, 1998. Perkembangan selanjutnya teknologi penginderaan jauh mulai menerapkan sistem satelit sebagai wahananya dan secara efektif dimulai pada tahun 1972, yaitu sejak diluncurkannya Teknologi Satelit Sumberdaya Bumi Amerika Serikat Earth Resource Technological SatelliteERTS-1. Menurut Lillesand dan Kiefer 1990, satelit tersebut dikenal dengan sebutan Landsat, yang memuat sensor MSS Multi Spectral Scanner. 2.7. 2. Teknologi Penginderaan Jauh Menurut Paine 1993, pengertian yang lebih tepat tentang penginderaan jauh adalah teknik yang digunakan untuk perekaman dan evolusi deteksi energi elektromagnetik, yang dipantulkan atau dipancarkan sebuah obyek pada suatu jarak yang jauh tanpa sentuhan fisik. Lillesand dan Kiefer 1990 menyebutkan bahwa proses utama dalam kegiatan penginderaan jauh meliputi proses 49 pengumpulan data dan proses analisis. Dalam pengumpulan data, alat penginderaan jauh dapat memperoleh data baik dengan cara-cara fotografis maupun elektronis. Sensor-sensor fotografis memanfaatkan reaksi kimia pada lapiasan emulsi film untuk mendeteksi, menyimpan dan memperagakan veriasi- variasi energi di dalam suatu pemandangan. Sensor elektronik akan menimbulkan pulsa-pulsa listrik yang sesuai dengan variasi energi dalam suatu pemandangan. Pulsa listrik ini biasa disimpan pada pita komputer magnetik di mana pulsa listrik tersebut dirubah menjadi gambar digital Paine, 1993. Tabel 2. Aplikasi dan Saluran Spektral Band Thematic Mapper Lo, 1995 Saluran Band Panjang Gelombang µm Potensi Pemanfaatan 1 0,45 – 0,52 Dirancang untuk penetrasi tubuh air, sehingga bermanfaat untuk pemetaan perairan pantai. Berguna juga untuk membedakan antara tanah dengan vegetasi, tumbuhan berdaun lebar dan berdaun jarum. 2 0,52 – 0,60 Dirancang untuk mengukur puncak pantulan hijau saluran tampak bagi vegetasi guna penilaian ketahanan. 3 0,63 – 0,69 Saluran absorpsi klorofil yang penting untuk diskriminasi vegetasi 4 0,76 – 0,90 Bermanfaat untuk menentukan kandungan biomassa dan untuk delineasi tubuh air. 5 1,55 – 1,75 Menunjukan kandungan kelembaban vegetasi dan kelembaban tanah, dan bermanfaat untuk membedakan salju dan awan. 6 2,08 – 2,35 Saluran inframerah termal yang penggunaannya untuk perekaman vegetasi, diskriminasi kelembaban tanah dan pemetaan termal. 7 10,45 – 12,50 Saluran yang diseleksi karena potensinya untuk membedakan tipe batuan dan untuk pemetaan hidrotermal.

2.7. 3. Analisis Digital Data Landsat