Tujuan Supervisi Pendidikan Fungsi Supervisi Pendidikan Teknik-teknik supervisi pendidikan

64 dengan kriteria rencana sebelumnya. Dalam kaitannya dengan pendidikan dan kinerja guru, supervisi dilakukan guna mengawasi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan tanggung jawabnya. Supervisi memberikan hasil evalusi bagi guru untuk memperbaiki kinerjanya sehingga akan dapat menjadikan kinerjanya lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan prestasi peserta didik yang diajarnya.

2.9.1 Tujuan Supervisi Pendidikan

Pada dasarnya tujuan supervisi adalah memberikan bantuan dan layanan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Namun, tujuan dari supervisi tidak hanya memperbaiki kemampuan mengajar, tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru Sahertian, 2010: 19. Selanjutnya Olive dalam Sahertian 2010: 19 mengembangkan kajian mengenai sasaran supervisi pendidikan yang tujuannya seperti 1 mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah, 2 meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah, dan 3 mengembangkan seluruh staf di sekolah.

2.9.2 Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Fungsi supervisi mode Douglass 1961 dalam Prasojo dan Sudiyono 2011:30 , memberikan gambaran mengenai fungsi dari supervisi pendidikan seperti 1 memberikan bantuan dalam mestimulir, mengkoordinasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru secara terus menerus, baik secara individual maupun kolektif, untuk memahami lebih baik dan efektif 65 penampilan dalam profesinya sebagai guru, sehingga dapat mencapai tujuan pokok dari supervisi yaitu pengembangan pendidikan yang lebih baik untuk para generasi muda, 2 supervisi dilakukan guna memberikan dorongan, koordinasi, dan bimbingan secara terus menerus untuk pertumbuhan guru secara individual dan kolektif.

2.9.3 Teknik-teknik supervisi pendidikan

Di dalam pelaksanaan supervisi pada pendidikan, diketahui terdapat beberapa teknik pelaksanaan yang dapat diterapkan guna memberikan pengawasan kepada sektor pendidikan disertai pemberian arahan. Berikut ini dua teknik pelaksanaan supervisi di dalam pendidikan Prasojo dan Sudiyono, 2011 . 1. Supervisi akademik Teknik supervisi akademik merupakan teknik supervisi yang dilakukan secara teknis oleh pengawas pendidikan. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal, dan teknikal Glickman, et al: 2007 . Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik supervisi akademik berupa teknik 1 individual dan 2 kelompok. Pada pelaksanaan teknik supervisi individual, supervisor berhadapan dengan guru secara perseorangan, sehingga dari hasil supervisi akan diketahui kualitas pembelajarannya. Terdapat 5 lima contoh teknik supervisi individual seperti 1 kunjungan kelas, 2 observasi kelas, 3 pertemuan individual, 4 kunjungan antar kelas, dan 5 menilai diri sendiri. Sedangkan supervisi 66 kelompok adalah suatu cara melaksanakan supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan dan kelemahan-kelemahan yang sama, dikelompokkan menjadi satu. Kemudian diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Menurut Gwynn 1961, terdapat 13 tiga belas teknik supervisi kelompok seperti 1 kepanitiaan-kepanitiaan, 2 kerja kelompok, 3 laboratorium dan kurikulum, 4 membaca terpimpin, 5 demostrasi pembelajaran, 6 darmawisata, 7 kuliahstudi, 8 diskusi panel, 9 perpustakaan, 10 organisasi profesional, 11 buletin supervisi, 12 pertemuan guru, 13 lokakarya atau koferensi kelompok; 2. Supervisi klinis Supervisi klinis merupakan teknik supervisi yang dilakukan berdasarkan inisiatif awal dari guru. Pelaksanaan supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor, melainkan atas dasar kesadaran guru datang ke supervisor untuk meminta bantuan mengatasi masalahnya. Menurut Sullivan dan Glanz 2005 , terdapat empat langkah supervisi klinis yaitu 1 perencanaan pertemuan, 2 observasi, 3 pertemuan berikutnya, dan 4 refleksi kolaborasi. Supervisi klinis berbeda dengan supervisi teknik lainnya. Jika dibandingkan dengan teknik supervisi tradisonal, terdapat perbedaan yang sangat terlihat seperti dijelaskan pada tabel berikut ini. 67 Tabel 2.3 Perbedaan Pokok Supervisi Tradisional dan Klinis No Supervisi Tradisional Supervisi Klinis 1 Supervisor bertindak sebagai inspektur yang harus mengamankan peraturan yang berlaku Supervisor bertindak sebagai mitra atau rekan kerja guru 2 Supervisor menganggap dirinya sebagai seorang ahli dan memiliki rasa super jika dibandingkan dengan guru yang disupervisi Supervisor dan guru yang disupervisi mempunyai derajat keahlian yang sama 3 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan prespektif membandingkan apa yang diobservasi dengan apa yang dijadikan model Pendekatan yang digunakan adalah inkuiri mencoba menemukan dan memahami apa yang dilakukan oleh guru 4 Supervisor lebih berkuasa dari guru yang disupervisi dalam kegiatan diskusi sebelum dan sesuah observasi Dikusi dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pengamatan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Diskusi bersifat terbuka dan objektif 5 Supervisi bertujuan untuk menjami agar metode yang direncanakan diterapkan dengan benar Supervisi bertujuan untuk membantu mengembangkan profesionalitas guru melalui kegiatan-kegiatan reflektif Sumber: Sullivan dan Glanz 2005.

2.9.4 Teori Supervisi