PT BORNEO LUMBUNG ENERGI METAL TBK. DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES Lampiran 81 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan secara khusus
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2011 AND 2010
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
28. KOMITMEN DAN
PERJANJIAN PENTING
lanjutan
28. COMMITMENTS AND
SIGNIFICANT AGREEMENTS continued
h. Perjanjian dengan Subham
Corporation Private Limited “Subham”
h. Agreement with
Subham Corporation
Private Limited “Subham”
Tanggal 6 Juli 2011, AKT dan Subham mengadakan perjanjian jual beli batubara
coking sebanyak 500.000 metrik ton dengan periode pengiriman mulai September 2011
sampai dengan April 2012. On 6 July 2011, AKT entered into a sale and
purchase agreement with Subham for the supply of 500,000 metric tones of coking coal by
AKT for delivery period starting from September 2011 up to April 2012.
i. Komitmen penjualan i.
Sales commitment
Pada tanggal
31 Desember
2011, AKT memiliki
beberapa komitmen
untuk mengirimkan
sekita 200.000
metrik ton
batubara kepada
beberapa pelanggan,
bergantung kepada harga pasar pada saat pengapalan.
Batubara tersebut
akan dikirimkan secara periodik selama tahun 2012.
As at 31 December 2011, AKT had various commitments to deliver 200,000 metric tonnes
of coal to various buyers at market price on the shipment date. The coal will be shipped
periodically during 2012.
j. Pengeluaran modal j. Capital expenditures
Pada tanggal 31 Desember 2011, Grup memiliki pesanan pembelian untuk peralatan
tambang kepada
PT Liebher
Indonesia Perkasa, Bucyrus Hex GMBH dan UT Heavy
Industry S Pte Ltd dengan nilai pesanan sekitar AS 200 juta.
As at 31 December 2011, the Group had outstanding
purchase orders
for mining
equipment to PT Liebher Indonesia Perkasa, Bucyrus Hex GMBH dan UT Heavy Industry S
Pte Ltd amounting to approximately US 200 million.
k. Iuran kehutanan k. Forestry fee
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tanggal 4 Pebruari 2008, seluruh perusahaan
yang memiliki aktivitas di dalam area hutan produksi
dan hutan
lindung namun
kegiatannya tidak
berhubungan dengan
kegiatan kehutanan memiliki kewajiban untuk membayar iuran kehutanan tahunan dengan
basis per hektar. Iuran ini berlaku sejak tahun 2008. Grup telah mencatat iuran tersebut
dalam laporan keuangan konsolidasian ini. Based on Government Regulation No. 2 dated 4
February 2008, all companies that have activities in production and protected forest areas that are
not related to forestry will have an obligation to pay a forestry fee annually on per hectare basis.
This fee is effective from 2008. The Group has recognised
this fee in
these consolidated
financial statements.
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI METAL TBK. DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES Lampiran 82 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2011 DAN 2010 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan secara khusus
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2011 AND 2010
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
29. KONTINJENSI 29. CONTINGENCIES
a. Tuntutan Hukum
a. Legal Claims
Pada tanggal 9 Juni 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral “ANM” mengajukan tuntutan hukum
ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menuntut
AKT sebagai
pihak yang
bertanggung jawab bersama BMS bersama sebagai “Tergugat”. ANM “Penggugat”, AKT
dan BMS menandatangani Perjanjian Jasa Pemeliharaan Peralatan tertanggal 27 Oktober
2008 atas sejumlah peralatan pertambangan yang
sebelumnya dibeli
dari Penggugat
dimana, berdasarkan
perjanjian tersebut,
Penggugat menyediakan jasa pemeliharaan peralatan
pertambangan AKT
dengan honorarium
tertentu. Penggugat
menuduh Tergugat membatasi dan melarang Penggugat
untuk mendapatkan akses terhadap peralatan yang
dimaksud. Dalam
tuntutannya, Penggugat
meminta kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk menyatakan
Tergugat bertanggung jawab atas tindakan melawan hukum dengan mencegah Penggugat
dalam mengakses peralatan dan menuntut Tergugat
untuk membayar:
i kerugian
material sebesar AS23.699.418 dan Rp 911; ii kerugian immaterial sebesar Rp 10.000;
dan iii denda sebesar 6 per tahun dari AS23.699.418 dan Rp 911 per tanggal 29
Januari 2009. On 9 June 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral
“ANM” filed a civil claim with the South Jakarta District Court “SJDC”. ANM “the
Plaintiff” named AKT as one of the defendants along with BMS jointly the “Defendants”. The
Plaintiff, AKT and BMS entered into a Full Maintenance Contract dated 27 October 2008
for various equipment previously acquired from the Plaintiff. According to the agreement the
Plaintiff is required to maintain and service the contracted equipment for agreed fees. The
Plaintiff claimed the Defendants restricted and eventually prohibited the Plaintiff’s access to
the equipment. In its claim, the Plaintiff requested that SJDC hold the Defendants
jointly liable for carrying up unlawful actions by preventing the Plaintiff from having access to
the equipment, and demanded the Defendants to pay: i a material damage equivalent to
US23,699,418 and Rp 911; ii an immaterial damage of Rp 10,000; and iii a penalty of 6
per
annum calculated
on the
basis of
US23,699,418 and Rp 911 as at 29 January 2009.
Pada tanggal 26 Nopember 2010, Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan
mengeluarkan keputusan yang menolak gugatan tersebut.
On 26 November 2010, SJDC issued a decree to deny the Plaintiff’s claim.
Penggugat mengajukan
banding ke
Pengadilan Tinggi
DKI atas
keputusan Pengadilan
Negeri Jakarta
Selatan. Berdasarkan
Putusan No.
152PDT2011PT.DKI tertanggal
28 April
2011, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan untuk menguatkan Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan sebelumnya. Sampai dengan berakhirnya masa penyampaian tanggapan,
ANM tidak melakukan banding atas putusan ini. Manajemen berkeyakinan bahwa ANM
tidak mempunyai dasar untuk mengajukan tuntutan hukum lebih jauh.
The Plaintiff submitted an appeal to the DKI Jakarta High Court against the SJDC’s ruling.
Based on
Decision Letter
No. 152PDT2011PT.DKI dated 28 April 2011, DKI
Jakarta High Court decided to affirm the Decree issued by SJDC. Up to the expiry date
of the responding period, ANM did not submit an appeal against this ruling. Management
believes that there is no basis for ANM to pursue further legal action.
Grup juga terlibat dalam beberapa tuntutan hukum yang normal dalam kegiatan bisnis
Grup. Grup berkeyakinan bahwa keputusan yang
tidak menguntungkan
sehubungan dengan tuntutan hukum yang sedang berjalan,
tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan atau operasional secara signifikan.
The Group is also involved in some legal proceedings as a normal incident to the
Group’s business. The Group is of the opinion that adverse decisions in any pending or
threatened
proceedings, will
not have
a material adverse effect on its financial condition
or its operation.