27
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan  latar  belakang  dan  landasan  teori  dapat  dibuat  kerangka konseptual  yang  akan  diteliti  seperti  yang  terlihat  dalam  Gambar  2.1.  Dari
Gambar  2.1.  tersebut  dapat  dilihat  pengaruh  Dana  Bagi  Hasil  DBH,  Belanja Modal  BM,  Pendapatan  Asli  Daerah  PAD,  Bantuan  Daerah  BD  terhadap
Indeks  Pembangunan  Manusia  IPM  dengan  Belanja  Daerah  BD  sebagai moderating variabel baik secara parsial dan simultan.
Variabel Moderating
Variabel Independen Variabel  Independen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
1. Pengaruh Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Dana  Bagi  Hasil  DBH  adalah  dana  yang  bersumber  dari  pendapatan APBN  yang  dialokasikan  kepada  daerah  dengan  memperhatikan  potensi
daerah  penghasil  berdasarkan  angka  persentase  tertentu  untuk  mendanai kebutuhan  daerah  dalam  rangka  pelaksanaan  desentralisasi.  Dana  Bagi
Hasil  terdiri  dari  DBH  Pajak  dan  DBH  Sumber  Daya  Alam  SDA. Dengan  tingginya  dana  bagi  hasil  yang  diterima  suatu  daerah  diharapkan
DBH
BM
PAD BD
IPM
Universitas Sumatera Utara
28 akan  hidup  yang  sehat  dan  harapan  hidup  lebih  panjang,  meningkatkan
kualitas pendidikan dan standard kehidupan masyarakat. 2.
Pengaruh Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia BM untuk peningkatan fasilitas publik dengan  kata lain tidak ada bagian
BM  yang  digunakan  untuk  biaya  operasional  pembangunan  seperti  biaya perjalanan  dinas  dan  sebagainya.  IPMHuman  Development  Index  HDI
adalah  pengukuran  perbandingan  dari  harapan  hidup,  pendidikan  dan standar  hidup  untuk  semua  negara  seluruh  dunia.  HDI  digunakan  untuk
mengklasifikasikan  apakah  sebuah  negara  adalah  negara  maju,  negara berkembang  atau  negara  terbelakang  dan  juga  untuk  mengukur  pengaruh
dari  kebijaksanaan  ekonomi  terhadap  kualitas  hidup.  Jika  fasilitas  publik dapat  terpenuhi  maka masyarakat  merasa nyaman dan dapat  menjalankan
usahanya  dengan  efisien  dan  efektif  sehingga  pada  akhirnya  akan menciptakan  hidup  yang  sehat  dan  harapan  hidup  lebih  panjang,
meningkatkan kualitas pendidikan dan standard kehidupan masyarakat. 3.
Pengaruh  Pendapatan  Asli  Daerah  Terhadap  Indeks  Pembangunan Manusia
Desentralisasi  tidak  dapat  dilepaskan  dari  isu  kapasitas  keuangan  daerah, dimana  kemandirian  daerah  dalam  menyelenggarakan  pemerintahan
diukur  dari  kemampuan  menggali  dan  mengelola  keuangannya.  Secara konseptual,  desentralisasi  fiskal  mensyaratkan  bahwa  setiap  kewenangan
yang  diberikan  kepada  daerah  harus  disertai  dengan  pembiayaan  yang besarnya sesuai  dengan  besarnya beban kewenangan tersebut.  Konsep ini
Universitas Sumatera Utara
29 dikenal  dengan  money follow  function, bukan lagi  function  follow money.
Artinya,  pemerintah  pusat  berkewajiban  menjamin  sumber  keuangan terkait  dengan  pendelegasian  wewenang  dari  pusat  ke  daerah.  Hal  ini
berarti  bahwa  hubungan  keuangan  pusat-daerah  perlu  diberikan pengaturan  sedemikian  rupa  sehingga  kebutuhan  pengeluaran  yang  akan
menjadi  tanggung  jawab  daerah  dapat  dibiayai  dari  sumber-sumber penerimaan  yang  ada.  Berdasarkan  UU  No.  332004,  sumber-sumber
pendanaan  keuangan  daerah  terdiri  atas  pendapatan  asli  daerah  PAD, dana  perimbangan  dan  lain-lain  pendapatan  yang  sah.  Melalui
desentralisasi fiskal, pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber  keuangan  khususnya  untuk  memenuhi  kebutuhan
pembiayaan  pemerintahan  dan  pembangunan  di  daerahnya  melalui pendapatan asli daerah PAD. PAD merupakan semua penerimaan daerah
yang  berasal  dari  sumber  ekonomi  daerah  yang  dikelompokkan  menjadi empat jenis, yaitu pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha daerah
BUMD, dan lain-lain PAD yang sah. Konteks  otonomi  daerah,  PAD  sebagai  pengukur  pendapatan  sendiri
daerah  sangat  diharapkan  sebagai  sumber  pembiayaan  untuk  peningkatan pelayanan  kepada  masyarakat  Abdullah  dan  Solichin,  2006.  PAD
setidaknya  dapat  digunakan  untuk  pembangunan  jalan  yang  bersumber dari  pajak  kendaraan  bermotor  dan  pajak  bahan  bakar,  disamping  itu
pembangunan fasilitas kesehatan dapat bersumber dari retribusi pelayanan kesehatan  yang  diberikan  oleh  pemerintah  daerah.  Jadi  dalam  hal  ini
Universitas Sumatera Utara
30 dimensi  umur  panjang  dan  sehat  dalam  Indeks  Pembangunan  Manusia
dapat tercapai dengan pembangunan fasilitas kesehatan. 4.
Pengaruh Belanja Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dalam  pengeluaran  daerah  tentunya  banyak  hal  yang  akan  menjadi
pembahasan,  baik  belanja  rutin  serta  pembiayaan  operasional  dan pemeliharaan  dan  pengeluaran-pengeluaran  lainnya.  Untuk  itu  dalam
melihat  pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah  haruslah  kita  melihat  alokasi pengeluaran
daerahnya, apakah
pengeluaran itu
efektif dalam
meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  daerah  tersebut,  kita  dapat  melihat salah satu alokasi yang paling besar terdapat pada sektor belanja pegawai,
sehingga  variable  belanja  pegawai  menjadi  salah  satu  indikator  untuk melihat  seberapa  besar  pengaruhnya  terhadap  pertumbuhan  ekonomi.
Selain  itu,  dimana  faktor  produksi  itu  terdiri  dari  empat  bagian  yaitu  : Sumber  daya  Alam,  tenaga  kerja,  modal  serta  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi, maka dapat ditarik indikator lain dalam melihat seberapa besar pengaruh  indikator  tersebut  dalam  IPM,  dapat  dilihat  dari  aspek  tenaga
kerjanya,  begitupun  yang  menjadi  indikator  dalam  alokasi  pengeluaran pemerintah.
2.4.  Hipotesis Penelitian