71
variabel manajemen laba dalam menjelaskan kinerja keuangan adalah sebesar 43,3.
4.2.4.2 Uji t
Dari hasil pengujian asumsi klasik maka diperoleh hasil bahwa model regresi yang digunakan telah memenuhi asumsi
normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji model persamaan
regresi secara parsial terhadap masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi 5 atau 0,05. Apabila nilai probabilitas
0,05 maka koefisien regresi signifikan dan hipotesis tersebut diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka
koefisien regresi tidak signifikan dan hipotesis tersebut ditolak. Hasil pengujian model regresi secara parsial diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji t Model 1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1Constant -1,969
,943 -2,087
,049 kepemilikan.menejerial
,174 ,081
,371 2,147
,043 kepemilikan.institusional
,016 ,011
,305 1,429
,167 komisaris.independen
,763 ,532
1,598 1,435
,165 dewan.komisaris
-,208 ,168
-1,312 -1,239
,228 komite.audit
-,592 ,231
-,676 -2,557
,018 a. Dependent Variable: LN_DA
Sumber : Data olahan peneliti 2016
Universitas Sumatera Utara
72
Dari tabel diatas kita dapat melihat uji t atau uji parsial yang dilakukan pada variabel mekanisme corporate governance yaitu
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran dewan
terhadap variabel manajemen laba dengan penjelasan analisis sebagai berikut :
1. Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas dapat dilihat
bahwa kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi 0,043 0,05 dengan t hitung sebesar 2,147. Dengan demikian H
1a
dapat diterima.
2. Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi 0,167
0,05 dengan t hitung sebesar 1,429. Dengan demikian H
1b
dapat ditolak. 3. Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap
Manajemen Laba. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat
dilihat bahwa proporsi dewan komisaris independen memiliki nilai signifikansi 0,165 0,05 dengan t hitung sebesar 1,435.
Dengan demikian H
1c
dapat ditolak.
Universitas Sumatera Utara
73
4. Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa ukuran dewan komisaris memiliki nilai signifikansi
0,228 0,05 dengan t hitung sebesar -1,239. Dengan demikian maka H
1d
dapat ditolak. 5. Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi
0,018 0,05 dengan t hitung sebesar -2,557. Dengan demikian H
1e
dapat diterima. Berikut adalah uji hipotesis pada model 2 dalam penelitian ini:
Tabel 4.10 Uji t Model 2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,744 ,339
2,197 ,037
kepemilikan.menejerial ,015
,027 ,093
,546 ,590
kepemilikan.institusional ,000
,003 -,021
-,120 ,906
komisaris.independen ,058
,211 ,118
,277 ,784
dewan.komisaris ,089
,215 ,182
,416 ,681
komite.audit -,511
,163 -,602
-3,138 ,004
LN_DA ,048
,052 ,188
,928 ,362
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : Data olahan peneliti 2016
Universitas Sumatera Utara
74
Dari tabel diatas kita dapat melihat uji t atau uji parsial yang dilakukan pada variabel mekanisme corporate governance yaitu
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit,
dan manajemen laba terhadap kinerja keuangan dengan penjelasan analisis sebagai berikut :
1. Manajemen Laba berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat
dilihat bahwa manajemen laba memiliki nilai signifikansi 0,362 0,05 dengan t hitung sebesar 0,928. Dengan demikian H
2
dapat ditolak.
2. Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi
0,590 0,05. Dengan demikian H
3a
dapat ditolak. 3. Kepemilikan
Institusional berpengaruh
terhadap Kinerja
Keuangan melalui Manajemen Laba. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat
dilihat bahwa
kepemilikan institusional
memiliki nilai
signifikansi 0,906 0,05. Dengan demikian H
3b
dapat ditolak. 4. Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap
Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba.
Universitas Sumatera Utara
75
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa proporsi dewan komisaris independen memiliki
nilai signifikansi 0,784 0,05. Dengan demikian H
3c
dapat ditolak.
5. Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba.
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat dilihat bahwa ukuran dewan komisaris memiliki nilai signifikansi
0,681 0,05. Dengan demikian H
3d
dapat ditolak. 6. Ukuran Komite Audit berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan
melalui Manajemen Laba. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel diatas maka dapat
dilihat bahwa ukuran komite audit memiliki nilai signifikansi 0,004 0,05. Dengan demikian H
3e
dapat diterima.
4.3 Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung 4.3.1 Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemilikan
Manajerial terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba
1. Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan total : Pengaruh langsung Kepemilikan Manajerial ke Kinerja
Keuangan dapat dilihat dari nilai koefisien jalur Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
76
Manajerial terhadap Kinerja Keuangan yakni p6 sebesar 0,093.
Pengaruh tidak langsung Kepemilikan Manajerial ke Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba dapat dilihat dari
perkalian antara nilai koefisien jalur Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba dengan koefisien jalur Manajemen
Laba terhadap Kinerja Keuangan yakni p1 × p11 = 0,371 × 0,188 = 0,070
Pengaruh total Kepemilikan Manajerial ke Kinerja Keuangan dilihat dari nilai pengaruh langsung + pengaruh tidak
langsung = 0,093 + 0,070 = 0,163 2. Hipotesis : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap
Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba. 3. Kriteria penarikan kesimpulan :
Jika nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh langsung p1 × p11 p6 maka variabel Manajemen Laba
adalah variabel intervening, atau dengan kata lain pengaruh yang sebenarnya adalah tidak langsung.
Jika nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh langsung p1 × p11 p6 maka variabel Manajemen Laba
adalah bukan variabel intervening, pengaruh yang sebenarnya adalah langsung.
Universitas Sumatera Utara
77
4. Kesimpulan : Nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh langsung p1 × p11 p6 yakni 0,070 0,093, maka
Kepemilikan Manajerial berpengaruh langsung terhadap Kinerja Keuangan. Manajemen Laba bukan variabel intervening antara
Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan.
4.3.2 Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen
Laba
1. Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan total : Pengaruh langsung Kepemilikan Institusional ke Kinerja
Keuangan dapat dilihat dari nilai koefisien jalur Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yakni p7 sebesar -
0,021. Pengaruh tidak langsung Kepemilikan Institusional ke
Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba dapat dilihat dari perkalian
antara nilai
koefisien jalur
Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba dengan koefisien
jalur Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan yakni p2 × p11 = 0,305 × 0,188 = 0,057
Pengaruh total Kepemilikan Institusional ke Kinerja Keuangan dilihat dari nilai pengaruh langsung + pengaruh
tidak langsung = -0,021 + 0.057 = 0,036
Universitas Sumatera Utara
78
2. Hipotesis : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba.
3. Kriteria penarikan kesimpulan : Jika nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh
langsung p2 × p11 p7 maka variabel Manajemen Laba adalah variabel intervening, atau dengan kata lain pengaruh
yang sebenarnya adalah tidak langsung. Jika nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh
langsung p2 × p11 p7 maka variabel Manajemen Laba adalah bukan variabel intervening, pengaruh yang sebenarnya
adalah langsung. 4. Kesimpulan : Nilai Koefisien pengaruh tidak langsung
pengaruh langsung p2 × p11 p7 yakni 0,036 -0,021. Maka Kepemilikan Institusional berpengaruh tidak langsung terhadap
Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba. Manajemen Laba merupakan variabel intervening antara Kepemilikan Institusional
dan Kinerja Keuangan.
4.3.3 Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan
melalui Manajemen Laba
1. Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan total :
Universitas Sumatera Utara
79
Pengaruh langsung Proporsi Dewan Komisaris Independen ke Kinerja Keuangan dapat dilihat dari nilai koefisien jalur
Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan yakni p8 sebesar 0,118.
Pengaruh tidak langsung Proporsi Dewan Komisaris Independen ke Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba
dapat dilihat dari perkalian antara nilai koefisien jalur Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen
Laba dengan koefisien jalur Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan yakni p3 × p11 = 1,598 × 0,188 = 0.3
Pengaruh total Proporsi Dewan Komisaris Independen ke Kinerja Keuangan dilihat dari nilai pengaruh langsung +
pengaruh tidak langsung = 0,118 + 0,3 = 0,418 2. Hipotesis : Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba. 3. Kriteria penarikan kesimpulan :
Jika nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh langsung p3 × p11 p8 maka variabel Manajemen Laba
adalah variabel intervening, atau dengan kata lain pengaruh yang sebenarnya adalah tidak langsung.
Jika nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh langsung p3 × p11 p8 maka variabel Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara
80
adalah bukan variabel intervening, pengaruh yang sebenarnya adalah langsung.
4. Kesimpulan : Nilai koefisien pengaruh tidak langsung pengaruh langsung p3 × p11 p8 yakni 0,3 0,118. Maka
Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh tidak langsung terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba.
Manajemen Laba merupakan variabel intervening antara Proporsi Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan.
4.3.4 Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Ukuran Dewan Komisaris