92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemilikan Manajerial signifikan dan berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba
2. Ukuran Komite Audit signifikan dan berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba.
3. Kepemilikan Institusional, Proporsi Dewan Komisaris Independen, dan Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
4. Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan. 5. Kepemilikan Institusional dan Proporsi Dewan Komisaris Independen
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan melalui Manajemen Laba. 6. Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris, dan Ukuran Komite
Audit berpengaruh langsung terhadap Kinerja Keuangan
5.2 Keterbatasan Penelitian
Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya :
Universitas Sumatera Utara
93
1. Objek penelitian ini hanya menggunaka perusahaan real estate sehingga hasil penelitian belum dapat digeneralisasi. Dan periode penelitian hanya selama 3
tahun yaitu tahun 2012-2014. 2. Kurangnya data tentang corporate governance seperti kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran komite audit.
3. Indikator penelitian ini hanya menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, ukuran
dewan komisaris, ukuran komite audit, manajemen laba, dan kinerja keuangan.
5.3 Saran
Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar kedepannya menambah objek perusahaan yang akan diteliti agar hasil penelitiannya dapat digeneralisasi.
Disarankan juga untuk memperluas interval periode penelitian agar sampel yang diperoleh lebih akurat dan indikator penelitian dapat diganti dengan yang lain atau
dapat juga menambah variabel lain yang diduga mempengaruhi kinerja keuangan.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan adalah teori yang menggambarkan hubungan antara pihak agen dan pihak prinsipal dengan membuat kontrak yang menyatakan bahwa
prinsipal akan menggunakan jasa agen untuk menjalankan perusahan dengan memisahkan kepemilikan dan kontrol perusahaan Jensen dan Meckling, 1976.
Masalah keagenan akan muncul jika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dijalankan secara terpisah Nasution dan Setiawan, 2007. Manajer diberikan
kewenangan untuk mengurus jalannya perusahaan dengan nama pemilik. Dengan kewenangan yang diberikan, manajer yang memiliki kepentingannya sendiri akan
cenderung mengabaikan kepentingan pemilik. Dan hal ini akan menjadi masalah karena keinginan, motivasi, dan kepentingan yang tidak sama antara manajemen
dan pemilik. Prinsipal yang menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan
secepat-cepatnya atas investasi yang telah dilakukan. Hal ini tercermin dari kenaikan deviden dari tiap saham yang dimiliki. Sementara agen menginginkan
pemberian kompensasi yang sebesar-besarnya atas kinerja yang telah diberikan. Prinsipal menilai kinerja agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba
yang kemudian dibagikan sesuai porsi sahamnya dalam bentuk deviden. Maka semakin tinggi laba yang dihasilkan, maka makin besar deviden yang diterima,
Universitas Sumatera Utara
12
maka agen dianggap berhasil dan layak mendapat insentif yang tinggi Elqorni,2009.
Sama halnya dengan agen harus memenuhi tuntutan dari prinsipal untuk mendapatkan kompensasi yang tinggi. Dengan tingkat pengawasan yang rendah di
dalam perusahaan para agen dapat melakukan kecurangan-kecurangan prinsip akuntansi.
Menurut Eisenhardt, manusia memiliki asumsi sifat dasar yaitu cenderung menguntungkan dirinya sendiri, memiliki daya pikir yang tidak terbatas tentang
persepsi masa depan, serta selalu menghindari risiko Ujiantho dan Pramuka,2007. Bila ditarik kemungkinan dari asumsi sifat dasar manusia itu
maka manusia akan bertindak secara opportunistic. Jensen dan Meckling 1976 mengelompokkan menjadi tiga masalah keagenan
agency cost yaitu : 1. The mornitoring expenditures by principal yaitu biaya pengawasan yang
dikeluarkan oleh prinsipal. 2. The bonding expenditures by agent yaitu biaya yang dikeluarkan oleh
prinsipal kepada agen untuk pengawasan. 3. The residual loss yaitu kerugian akibat kurangnya kemakmuran prinsipal
karena perbedaan keputusan antara prinsipal dan agen. Teori keagenan menjelaskan bahwa adanya perbedaan informasi antara agen
dengan prinsipal. Perbedaan informasi atau asimetri informasi ini merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki kemampuan mengetahui informasi
Universitas Sumatera Utara
13
tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang sementara pemegang saham tidak mengetahui informasi internal tersebut.
Asimetri informasi yang terjadi antara agen dengan prinsipal ini akan memicu agen untuk melakukan dysfunctional behavior. Asimetri informasi antara manajer
dan pemegang saham akan memberikan kesempatan bagi manajer untuk mendahulukan kepentingannya sendiri.
2.2 Kinerja Keuangan