commit to user 27
Tugas yang tidak terselesaikan di masa sebelum remaja merupakan penyebab utama timbulnya kelainan-kelainan tingkah laku seperti salah satunya
kenakalan remaja. Sofyan S. Willis 1981: 10 menyebutkan adanya 9 tugas perkembangan
remaja, yaitu: 1 Memperoleh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai sebagai pedoman dan
pandangan hidup untuk masa depan. 2 Belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin masing-
masing. 3 Menerima kenyataan jasmaniyah serta dapat menggunakan seefektif-
efektifnya dan merasa puas terhadap keadaan jasmaninya tersebut. 4 Mencapai kebebasan daripada ketergantungan terhadap orang tua dan
orang dewasa lainnya. 5 Mencapai kebebasan ekonomi.
6 Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.
7 Memperoleh informasi
tentang kehidupan
perkawinan dan
mempersiapkan diri untuk itu baik persiapan fisik, mental, emosional dan sosial.
8 Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan bermasyarakat.
9 Memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat.
Dari tugas-tugas perkembangan tersebut dapatlah terlihat hubungan yang cukup erat antara lingkungan kehidupan sosial dan tugas-tugas yang diselesaikan
oleh seorang remaja dalam hidupnya. Hal ini merupakan pondasi supaya mereka dapat hidup dalam masyarakat.
c. Pengertian Tentang Problema Remaja
Seperti pendapat-pendapat yang telah dikemukan di depan bahwa remaja adalah suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi beberapa segala segi kehidupan manusia, yaitu: jasmani, rohani, pikiran, perasaan, dan sosial.
Menurut Sofyan S. Wilis 1981: 33 yang dimaksud dengan problema remaja adalah masalah-masalah yang dihadapi para remaja sehubungan dengan
commit to user 28
adanya kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana remaja itu hidup dan berkembang.
Beberapa problema tersebut antara lain: 1 Problema yang berhubungan dengan tujuan hidupnya
Sering dijumpai remaja yang berbadan sehat, tampan dan cerdas, tetapi kelihatan sedih, rendah diri seolah-olah menderita penyakit sehingga hidupnya
tidak bersemangat. Hal ini sering disebabkan persoalan pribadinya yang tidak bias dipecahkan oleh dirinya sendiri.
Anak remaja selalu ingin sukses dalam hidupnya. Ia mempunyai cita-cita dan idealisme yang tinggi. Ia berada dalam gelombang cita-cita dan idealisme.
Karenanya, ia kerap kali ingin mempunyai kedudukan sosial yang tinggi di dalam lingkungannya, atau di antara kawan-kawannya. Untuk mencapai status tersebut
kadang-kadang para remaja menggunakan jalan ekstrem. Ia banyak menilai orang lain, juga dirinya sendiri. Oleh sebab itu, ia
sering menyendiri, tetapi kadang-kadang menonjolkan diri untuk menarik perhatian orang lain. Kadang-kadang semangatnya membaja, namun bisa hancur
dan frustasi bila gagal cita-citanya. Karena itulah masa remaja disebut pula masa gelombang angin topan. Disinilah orang tua mutlak dibutuhkan oleh remaja.
2 Problema yang berhubungan dengan perubahan jasmaninya Masalah pertama yang dihadapi oleh para remaja ialah perubahan
jasmaninya. Akibat perubahan itu, sering menggelisahkan mereka sendiri. Perubahan-perubahan itu antara lain:
a Pertumbuhan anggota kelamin. b Pertumbuhan yang membedakan seks antara laki-laki dan perempuan.
c Pertumbuhan badan yang sangat cepat. d Terjadi menstruasi yang pertama bagi anak perempuan dan mimpi bagi
anak laki-laki. e Pertumbuhan anggota badan berjalan tidak seimbang, misalnya hidung
lebih cepat besar daripada bagian muka.
commit to user 29
f Tumbuhnya jerawat dan bintik-bintik pada muka, punggung dan bagian lain pada tubuhnya.
Karena perubahan ini sering timbul perubahan tingkah lakunya, misalnya yang semula lincah dan periang berubah menjadi pemalu, rendah diri, rendah hati,
kadang-kadang kasar, tidak tau malu dan sebagainya.
3 Problema remaja yang berhubungan dengan orang tua Salah satu yang sering timbul dikalangan para remaja ialah karena orang
tua kurang mengikuti dan memahami ciri-ciri dan sifat-sifat remaja, baik yang berhubungan dengan perkembangan fisik maupun mentalnya. Hal yang
menimbulkan ketegangan antara orang tua dan anak remajanya ialah peraturan- peraturan kaku yang dibuat oleh orang tua dan sangat mengikat para remaja.
4 Problema remaja yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya Masalah-masalah lain yang sering menimbulkan kesukaran-kesukaran
bagi remaja ialah masalah sosial, sebab pada masa remaja ini berada dalam masa pembentukan kepribadiannya. Ia sering mencontoh apa yang dilihat dan
didengarnya dari lingkungan sekelilingnya. Persoalan lain lagi, ia sudah merasakan matang fungsi seksnya. Dengan
kematangan ini mereka ingin berkenalan dengan lawan jenisnya. Dari sini timbul kelakuan-kelakuan yang aneh, baik dalam cara berpakaian, berbicara, maupun
gerak-geraknya seolah-olah disengaja dan dibuat-buat secara berlebih-lebihan untuk menarik teman dan lawan jenisnya.
Masalah-masalah inilah yang perlu mendapat perhatian sehingga kita dapat membimbing para remaja kearah yang lebih baik, menjadi warga negara
yang baik, berkepribadian, berbudi pekerti, bermental, dan bermoral tinggi.
5 Problema ekonomi dan mendapatkan pekerjaan Masalah mendapatkan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi,
merupakan masalah yang cukup menggelisahkan para remaja. Seorang remaja kelas II SMA mengeluh bahwa dia ingin bekerja menghasilkan uang untuk
commit to user 30
memenuhi kebutuhan dirinya dan membantu meringankan beban orang tuanya. Ia ingin bekerja sambil belajar. Dari keluhan remaja itu dapat ditarik kesimpulan
bahwa ia ingin melepaskan diri dari orang tua untuk mencapai otonomi dibidang ekonomi dan keuangan.
Di dalam masyarakat modern orang amat menghargai kerja. Siapa yang tidak bekerja untuk menghasilkan uang akan tersisihkan, dalam kondisi ini kaum
remaja pun terpengaruh, sehingga terasa pengaruh itu di dalam kelas dimana remaja itu bersekolah. Perhatian kepada pelajaran berkurang, karena ada anggapan
bahwa bersekolah dan ijasah tidak menentukan pangkat dan penghasilan di masyarakat. Hal ini diperkuat oleh sementara pendapat orang tua yang
mengatakan kepada anaknya bahwa tanpa sekolah tinggi ia dapat berhasil dalam bidang ekonomi dan keuangan. Motivasi belajar berkurang, dan bahkan menjadi
putus sekolah karena pengaruh ekonomi.
6 Problema beragama Masalah agama pada remaja sebenarnya terletak pada tiga hal yaitu
keyakinan beragama, pelaksanaan ajaran agama secara teratur, dan perubahan tingkah laku karena agama.
a Keyakinan dan kesadaran beragama Keyakinan dan kesadaran beragama harus ditumbuhkan dengan sengaja
sejak anak masih kecil. Biasanya melalui latihan-latihan di rumah. Dan yang paling penting lagi ialah membiasakan perbuatan-perbuatan yang terpuji. Pada
masa remaja kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan pada waktu kecil akan mengalami tantangan dengan adanya pemikiran rasional dan adanya kenyataan
hidup orang dewasa yang dilihatnya amat bertentangan denga keyakinan yang telah ia terima. Hal ini menimbulkan kekaburan nilai-nilai yang telah dia terima di
waktu kecil. Akibatnya akan menimbulkan kegoncangan jiwa pada remaja.
b Pelaksanaan ajaran agama secara teratur Jika keyakinan beragama atau kesadaran beragama sudah tumbuh dengan
subur, maka untuk melaksanakan ajaran agama dengan konsekuen akan lebih
commit to user 31
mudah. Terutama sekali harus dibina disiplin menjalankan ajaran agama semenjak kecil, sehingga dimasa remaja kebiasaan itu mudah berkembang.
c Perubahan tingkah laku karena ajaran agama Tingkah laku yang perlu ditumbuhkan kepada remaja adalah berbuat
sesuatu karena Allah, karena keinginan Allah dan karena mengharapkan ridhlo Allah semata. Jika ini sudah berkembang dalam diri mereka, maka tampak
kesungguhan dan kegairahan beribadah dan bekerja, semangat berkorban, toleran dan kemauan keras.
7 Problema mengisi waktu luang Waktu terluang ialah waktu kosong setelah sehabis belajar dan bekerja.
Bila anak dan remaja ini dibiarkan mengatur sendiri waktu luangnya tanpa bimbingan orang tua, guru dan masyarakat, disinilah pangkal pokok terjadinya
hal-hal yang kurang diingini oleh masyarakat.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain, sebagai berikut.
Wiwit Pitados Ingtyas 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Penalaran, Kemampuan Spasial dan Minat Belajar
Matematika terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Siswa Kelas X Semester II SMA N 1 Purworejo”, menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. Persamaan penelitian yang relevan di atas dengan penelitian yang penulis lakukan
yaitu sama-sama menggunakan tinjauan tentang pengaruh minat belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. Perbedaannya adalah penelitian
di atas meneliti tentang pengaruh kemampuan penalaran dan kemampuan spasial terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan dimensi tiga sedangkan
penelitian yang penulis lakukan tidak menggunakan tinjauan tentang kemampuan penalaran dan kemampuan spasial terhadap prestasi belajar matematika pada