6. Mengirim memberangkatkan fasilitas SAR. 7. Melaksanakan operasi SAR di lokasi kejadian.
8. Melakukan penggantian penjadwalan SRU di lokasi kejadian. e. Tahap pengakhiran adalah tahap akhir operasi SAR, meliputi penarikan kembali
SRU dari lapangan ke posko, penyiagaan kembali tim SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang sewaktu-waktu dapat terjadi, evaluasi hasil kegiatan,
mengadakan pemberitaan Press Release dan menyerahkan jenasah korban survivor kepada yang berhak serta mengembalikan SRU pada instansi induk
masing-masing dan kelompok masyararakat BASARNAS 2012.
2.2.6 Tehnik dan Pendekatan SAR
Sistem pengajaran dalam pendidikan dan pelatihan awal SAR merupakan perpaduan dari tiga tehnik dan pendekatan yaitu:
1. Pendekatan disiplin ilmu yang berarti mengembangkan sistem pengajaran melalui pengelompokan mata pelajaran, pembekalan ilmu melalui mata pelajaran perlu
diberikan sampai tuntas. 2. Pendekatan kesisteman yang berarti mengembangkan sistem pengajaran yang di
tuntut dengan menganalisa kemungkinan tugas yang akan dilaksanakan pada pegawai SAR setelah selesai masa pendidikan dan pelatihan serta kemungkinan
pengembangan dimasa yang akan datang. 3. Pendekatatan lingkungan yaitu dengan mempelajari situasi yang memengaruhi
tugas dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang menyerupai situasi tersebut BASARNAS, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7 Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan SAR
Menurut Grayson dalam Mustofa 2010 kurikulum adalah suatu perencanaan
untuk mendapatkan keluaran out comes yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga
memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran goals
dan tujuan objectives Struktur kurikulum pendidikan dan pelatihan berdasarkan keputusan Kepala Badan
SAR Nasional Nomor :Kep14A1995 tentang kurikulum dan silabus pendidikan dan
pelatihan SAR yaitu: pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
1. Navigasi mencakup, pengetahuan peta, pengetahuan kompas, tempat
kedudukan, menafsir jarak, menghitung jarak dan langkah, garis ketinggian, orientasi peta, pengetahuan tentang arus dan pasang surut, teknik jalan kompas.
2. Survival mencakup, pengetahuan jungle survival, pengetahuan sea survival, penyeberangan survival.
3. Mountainering mencakup pengetahuan dasar tali-temali, pengetahuan peralatan mountainering, rock climbing, pionering, rappeling, karakteristik pegunungan di
Indonesia. 4. P3K mencakup pengetahuan P3K untuk korban di darat, pengetahuan P3K untuk
korban di air. 5. Evakuasi mencakup, pengetahuan tentang evakuasi, teknik evakuasi di lokasi
bencana dengantanpa alat, teknik evakuasi di lautair, teknik evakuasi dengan
Universitas Sumatera Utara
helikopter, teknik evakuasi dari gedung tinggi, teknik evakuasi dan transportasi penderita gawat darurat.
6. Explorer SAR mencakup, metode dan teknik SAR darat, metode dan teknik SAR laut.
7. Komunikasi mencakup, pengetahuan tentang radio, prosedur komunikasi, jaring komunikasi dan frekuensi, signaltanda-tanda dan isyarat.
8. Pengetahuan Prosedur Operasi Helly mencakup, perkenalan karakter helikopter, teknik penyiapan hely pad, marshailingparking master.
9. Fisik dan Mental, mencakup Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila P4, Peraturan Baris Berbaris PBB, aerobik, lari, renang, push up, sit up, pull
up, spuat trush, dan lain-lain. 10. Persiapan Perjalanan mencakup, penyiapan perbekalan, peralatan dan makanan,
perkenalan ilmu gizi,teknik pengepakan, pengetahuan kesehatan perjalanan. 11. Organisasi SAR mencakup organisasi SAR di Indonesia, organisasi operasi SAR,
organisasi Bakornas PB. 12. Penyelenggaraan Operasi SAR mencakup, perkenalan penyelenggaraan operasi
SAR. 13. Sejarah SAR mencakup sejarah perkembangan SAR di Indonesia.
14. Perkenalan Peralatan SAR mencakup peralatan medis, peralatan lain-lain. 15. Dokumentasi dan Fotografi mencakup penyiapanpengisianpemeliharaan
dokumen dalam operasi SAR, teknik dasar fotografi.
Universitas Sumatera Utara
16. Ceramah mencakup ceramah pejabat di lingkungan Badan SAR Nasional DephubInstansi lain yang terkait, ceramah tentang kepemimpinan di lapangan.
17. Latihan Praktek Lapangan mencakup operasi SAR di darat gununghutan operasi SAR di laut BASARNAS, 2008.
2.2.8 Pelatihan Pertolongan Pertama Korban Bencana
Pelatihan pertolongan pertama korban bencana di kantor SAR dinamakan pelatihan Medical First Responder MFR Basic adalah pelatihan untuk penolong
yang pertama kali tiba di lokasi kejadian bencana, memiliki kemampuan medis dalam penanganan kasus gawat darurat, terlatih untuk tingkat paling dasar. Seorang
Rescue sebagai orang awam khusus yang telah mendapatkan pengetahuan cara-cara penanggulangan kasus gawat darurat sebelum korban dibawa kerumah sakit
mempunyai kewajiban:
1. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, korban dan orang-orang di sekitar. 2. Menjangkau korban.
3. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam jiwa. 4. Meminta bantuan.
5. Memberikan pertolongan pertama berdasarkan keadaan korban. 6. Membantu pelaku pertolongan lainnya.
7. Ikut menjaga kerahasiaan medis korban. 8. Berkomunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9. Mempersiapkan korban untuk dibawa ke tempat pelayanan medis.
Universitas Sumatera Utara
Seorang Rescue harus mempunyai kualitas yaitu bertanggung jawab, kemampuan bersosialisasi, jujur, percaya diri higiene, seragam, pendidikan, kematangan emosi,
berlaku profesional, kondisi fisik baik, kemampuan nyata terukur. Peralatan dasar MFR yang harus dipergunakan saat menolong korban yaitu sarung
tangan, kacamata pelindung, baju pelindung, masker penolong, masker Resusitasi
Jantung Paru RJP . Perlindungan diri seorang Rescue dilakukan dengan dasar
pemikiran bahwa semua darah dan cairan yang keluar dari tubuh korban bersifat menular sehingga perlu perlindungan terhadap tubuh seorang Rescue sebagai upaya
preventif. Beberapa tindakan umum untuk perlindungan diri yaitu mencuci tangan, membersihkan dengan desinfektan memakai bahan pembunuh kuman sterilisasi
proses khusus untuk menjadi bebas kuman, memakai alat pelindung diri APD. Seorang Rescue harus memastikan keselamatannya termasuk pemakaian APD
saat tiba di lokasi kejadian becana, memastikan keselamatan korban, menentukan keadaan umum kejadian mekanisme cedera. Seorang Rescue melakukan penilaian
dini pada korban bila sadar perkenalkan diri, mengenali dan mengatasi cedera, gangguan yang mengancam jiwa, stabilkan dan teruskan pemantauan penderita.
Penilaian dalam pemerikasaan korban yaitu penilaian keadaan scene assessment
1. Keadaan umum dengan menentukan kasus trauma atau medis. bagaimana kondisi saat itu memeriksa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
bagaimana mengatasinya. Proses untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang
dapat mengancam keselamatan nyawa korban, dapat dilakukan penilaian awal dengan langkah langkah antara lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Periksa respon tingkat kesadaran. Ada empat tingkatan yang umum dipakai untuk menentukan tingkat respon
seorang korban 1 Alert penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
2 Verbal, penderita hanya bereaksi apabila dipanggil. 3 Painful, penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri.
4 Unresponsive, penderita tidak bereaksi terhadap respon apapun. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi
terhadap rangsang nyeri. Seseorang dalam keadaan tidak sadar yang berat tentunya memerlukan jalan napas yang baik dan pertolongan pendukung lain
3. Pastikan jalan napas Airway terbuka dengan baik. 4. Nilai pernapasan.
5. Nilai sirkulasi dan hentikan perdarahan berat bila ada. 6. Hubungi bantuan.
Penilaian awal harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam jiwa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh.
1.
Penilaian dini dimaksudkan untuk segera mengenali dan mengatasi bahaya yang mengancam jiwa.
a. Pemeriksaan Fisik.
Universitas Sumatera Utara