Keterampilan Pegawai SAR Analisis Univariat

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa mayoritas pegawai SAR ragu- ragu dan tidak setuju jika diadakan pelatihan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama pada korban bencana. Pegawai SAR tidak setuju membuat standar yang harus dicapai peserta pelatihan jika memberikan pelatihan pertolongan pertama kepada masyarakat,

4.4.4 Keterampilan Pegawai SAR

Hasil penelitian keterampilan pegawai SAR dalam memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana berdasarkan skala ordinal dari 2 indikator dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi KeterampilanPegawai SAR dalam Memberikan Pelatihan Pertolongan Pertama Korban Bencana di Kantor SAR Medan Indikator Keterampilan Ya Tidak n n 1. Pegawai SAR mampu mempraktikkan pemeriksaan tanda-tanda vital. 14 43.7 18 56.3 2. Pegawai SAR mampu mempraktikkan tindakan perllindungan diri. 23 71.9 9 28.1 3. Pegawai SAR mampu menentukan respon tingkat kesadaran korban bencana dengan demonstrasi. 16 50.0 16 50.0 Tabel 4.5. di atas menunjukkan bahwa mayoritas pegawai SAR mempraktikkan tindakan perllindungan diri sesuai dengan posedur mampu. Mayoritas pegawai SAR mempraktikkan pemeriksaan tanda-tanda vital, tidak sesuai prosedur tidak mampu. Pegawai SAR menentukan respon tingkat kesadaran korban bencana dengan demonstrasi sebagian tidak sesuai prosedur tidak mampu dan sebagian pegawai SAR sesuai prosedur mampu. Universitas Sumatera Utara 4.4.5.Motivasi Intrinstik Pegawai SAR Hasil penelitian motivasi intrinsik pegawai SAR dalam memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana. Berdasarkan skala ordinal dari 6 pertanyaan dengan alternatif jawaban, bersedia dan tidak bersedia dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinstik Pegawai SAR dalam Memberikan Pelatihan Pertolongan Pertama Korban Bencana di Kantor SAR Pertanyaan Motivasi Intrinstik Bersedia Tidak Bersedia n n Motivasi intrinsik berdasarkan prestasi 1. Apakah anda bersedia melaksanakan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana? 14 41.8 18 58.2 Motivasi intrinsik berdasarkan pengakuan. 2. Apakah anda bersedia memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama korban bencana walaupun tidak mendapat penghargaan dari pimpinan.? 17 50.9 15 49.1 Motivasi Intrinsik berdasarkan tanggung jawab 3. Apakah anda bersedia memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana kepada masyarakat tanpa pengawasan pimpinan? 19 67.3 13 32.7 Motivasi intrinsik berdasarkan kemajuan 4 Apakah anda bersedia membuat laporan hasil pelatihan pertolongan pertama korban bencana berdasarkan respon masyarakat? 17 63.6 15 36.4 Motivasi Intrinsik berdasarkan pekerjaan itu sendiri 5. Apakah anda bersedia memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama korban bencana? 18 61.8 14 38.2 Motivasi intrinsik berdasarkan kemungkinan berkembang 6. Apakah anda bersedia memberikan saran jika pelatihan pertolongan pertama pada korban bencana di masyarakat menemui kesulitan? 9 36.4 23 63.6 Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa mayoritas pegawai SAR tidak bersedia melaksanakan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana motivasi intrinsik berdasarkan prestasi. Pegawai SAR tidak bersedia memberikan saran jika pelatihan pertolongan pertama Universitas Sumatera Utara pada korban bencana di masyarakat menemui kesulitan motivasi intrinsik berdasarkan kemungkinan berkembang Mayoritas Pegawai SAR bersedia memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama korban bencana walaupun tidak mendapat penghargaan dari pimpinan motivasi intrinsik berdasarkan pengakuan. Pegawai SAR bersedia membuat laporan hasil pelatihan pertolongan pertama korban bencana berdasarkan respon masyarakat motivasi intrinsik berdasarkan kemajuan. Pegawai SAR bersedia memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana kepada masyarakat tanpa pengawasan pimpinan motivasi intrinsik berdasarkan tanggung jawab Pegawai SAR bersedia memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama korban bencana motivasi intrinsik berdasarkan pekerjaan itu sendiri. Berdasarkan keseluruhan skoring, diketahui data indikantor variabel motivasi intrinstik melalui uji spearman’s menunjukkan variabel motivasi intrinstik tidak terdistribusi normal karena nilai probabilitas kurang dari 0,05 p0,05, sehingga batas nilai kategorisasi variabel motivasi intrinstik yang digunakan adalah kategori baik jika memperoleh nilai skor 6-8, sedang jika memperoleh nilai skor 3-5, dan buruk jika memperoleh nilai skor 0-2. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Intrinstik Pegawai SAR Di Kantor SAR No Motivasi Intrinstik Jumlah n Persentase 1 2 3 Baik Sedang Buruk 7 15 10 21.9 46.9 31.3 Total 32 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.7 diatas menunjukkan lebih banyak pegawai SAR dengan kategori motivasi instrinstik sedang sebanyak 15 orang 46.9 dibandingkan dengan kategori motivasi instrinstik buruk sebanyak 10 orang 31,3 dan kategori motivasi instrinstik baik sebanyak 7 orang 21,9. 4.4.6.Kinerja Pegawai SAR Hasil penelitian kinerja pegawai SAR dalam memberikan pelatihan pertolongan pertama korban bencana. Berdasarkan skala ordinal dari 5 pertanyaan dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak dapat dilihat pa da tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Indikantor Kinerja Pegawai SAR di Kantor SAR Pertanyaan Kinerja Pegawai SAR Ya Tidak n n 1. Apakah anda berkomunikasi disesuaikan dengan tingkat kesadaran korban bencana saat memberikan pertolongan pertama? 18 56.3 14 43.7 2. Apakah anda meminta persetujuan dari korban bencana sebelum melakukan pertolongan pertama? 15 46.9 17 53.1 . 3. Apakah peralatan pertolongan pertama yang anda gunakan sesuai prosedur? 13 40.6 19 59.4 4. Apakah tindakan pertolongan pertama yang anda lakukan tepat waktu ? 14 43.7 18 56.3 5. Apakah kondisi korban bencana anda monitor sesuai dengan prinsip dan prosedur pertolongan pertama yang ditetapkan? 18 56.3 14 43.7 Tabel 4.8. di atas menunjukkan bahwa mayoritas kinerja pegawai SAR dalam tindakan pertolongan pertama dilakukan dengan berkomunikasi sesuai dengan tingkat kesadaran korban.. Pegawai SAR memonitor korban bencana sesuai dengan prinsip dan prosedur pertolongan pertama yang ditetapkan. Pegawai SAR tidak mempergunakan peralatan pertolongan pertama sesuai prosedur. Pegawai SAR tidak meminta persetujuan dari korban bencana sebelum Universitas Sumatera Utara melakukan pertolongan pertama. Pegawai SAR melakukan tindakan pertolongan pertama tidak tepat waktu. Berdasarkan keseluruhan skoring, diketahui data indikantor variabel kinerja melalui uji spearman’s menunjukkan variabel kinerja tidak terdistribusi normal karena nilai probabilitas kurang dari 0,05 p0,05, sehingga batas nilai kategorisasi variabel kinerja yang digunakan adalah kategori baik jika memperoleh nilai skor 4- 5, Sedang jika memperoleh nilai skor 2-3, dan Buruk jika memperoleh nilai skor 0-1. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai SAR di Kantor SAR Medan No Kinerja Jumlah n Persentase 1 2 3 Baik Sedang Buruk 5 19 10 9.4 59.4 31.2 Total 32 100 Tabel 4.9 diatas menunjukkan lebih banyak pegawai SAR mempunyai kategori kinerja sedang yaitu sebanyak 19 orang 59,4 dibandingkan pegawai SAR dengan kategori kinerja baik yaitu sebanyak 5 orang 9,4, dan kategori kinerja buruk yaitu sebanyak 10 orang 31,2.

4.5 Analisis Bivariat