“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-
74”.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran
Surat Al-Waqiah ayat 57-74 b.
Kurangnya rasa syukur kita sebagai manusia terhadap nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita.
c. Kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan keimanan pada diri
manusia. d.
Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari
2. Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi hanya pada masalah :
a. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Surat Al-
Waqiah 57-
74”
b. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat
al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-
Quran Surat Al-Waqiah 57-74 ? b.
Apa sajakah aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam
Q.S Al- Waqiah 57-74. b.
Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam skripsi ini adalah:
a. Penelitian merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti oleh
peneliti selanjutnya. b.
Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.
c. Untuk menambah pengetahuan dan kajian tafsir tentang ayat yang
membahas tentang pendidikan keimanan dari surat al-Waqiah 57-74. d.
Supaya menambah keimanan, kecintaan dan ketaqwaan pada Allah. e.
Agar manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. f.
Agar manusia lebih banyak bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan.
g. Agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan
1. Pengertian Nilai
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari nilai. Nilai dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sifat-sifat yang penting atau berguna
bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya”.
1
Sebagaimana Ahmad Tafsir dalam bukunya mengatakan bahwa “nilai adalah harga. Sesuatu barang bernilai tinggi karena barang itu harganya
tinggi. Bernilai artinya berharga. Jelas, segala sesuatu tentu bernilai, karena segala sesuatu berharga, hanya saja ada yang harganya rendah ada yang
tinggi.”
2
Lebih lanjut ditegaskan bahwa , nilai-nilai tidak hanya menurut pikiran dan keinginan manusia secara subjektif. Nilai-nilai itu bersifat objektif, universal,
independen dalam arti bebas dari pengaruh rasio dan keinginan manusia secara individual. Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan
keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk membimbingdan membina manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat
Human Dignity, sedangkan Human Dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan dan cita-cita manusia.
Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, dimana setiap manusia membutuhkan nilai dan penilaian dalam menjalani kehidupannya.
Dalam Islam setiap sesuatu yang diciptakan Allh mempunyai nilai. Nilai sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan
harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, cet.II, hal. 783
2
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, cet. Ke-
4, hal. 50.
bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika baik dan buruk, logika benar dan salah, estetika indah dan jelek.
2. Pengertian Pendidikan Keimanan
Dalam kehidupan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan, pendidikan tidak hanya di dapat di bangku sekolah, dalam kehidupan
sehari-hari pun dapat kita dapatkan pendidikan. Menurut Heri Jauhari Muchtar dalam bukunya yang berjudul
Fikih Pendidikan mengatakan bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagai mana mestinya. Ada unsur utama yang harus
terdapat dalam proses pendidikan, yaitu: Pendidik Orang Tua, Gurudosenulama‟, Peserta didik anak, santrimurid, Ilmu atau pesan
yang disampaikan”.
3
Mortimer J . Adler mengartikan “pendidikan adalah
proses dengan mana semua kemampuan manusia bakat dan kemampuan yang diperoleh yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan
dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya
sendiri”.
4
Keimanan, berasal dari iman, makna iman dalam segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu
akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yang dketahui dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah”.
5
Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa yang didengar oleh telinga. Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau
oleh indra. Iman berkaitan dengan nilai atau prinsip-prinsip yang harus menjadi tolak ukur sekaligus pendorong bagi langkah-langkah konkret,
menuju tujuan yang konkret pula, dan ini tidak boleh bertentangan dengan akal atau ilmu. Walaupun bisa jadi ia tidak dimengerti oleh hakikat nalar.
3
Heri Jauhari Mukhtar, Fikih Pendidikan, Bandung: RosdaKarya, 2008, hal. 14
4
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,2003, hal. 13
5
Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, hal 21