Fadhilah membaca Q.S Al-Waqiah

ث حت : Kamu menyebarkan bijinya dan mengolah tanahnya, kata takhrasun terambil dari kata haratsa dengan arti menanm benih. : Kamu menumbuhkan dan menjadkannya tumbuhan yang berkemban, berasal dari kata zara’a yang digunakan untuk tumbuhan yang tumbuh setelah ditanam bijinya seperti gandum, anggur dan lain-lain ً طح : Kering dan hancur berantakan, karena sangat kering setelah asalnya kami tumbuhkan. غ : berasal dari kata غ yang artinya terjerumus dalam kebinasaan dan siksa, atau terambil dari kata غ yang berarti keharusan membayar sesuatu. ز : Jamak dari kata ز yang berarti awan yang mengandug air. ي ق : Bentuk jamak dari ق asal kata ق yakni tempat yang tidak dihuni seseorang.

5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama Tentang Q.S. Al-

Waqiah 57-74 Ayat 57 menurut pendapat Al-Misbah, “Kami semata-mata sendiri yang telah menciptakan kamu padahal tadinya kamu tidak wujud, maka mengapa kamu tidak membenarkan, yakni percayalah kuasa Kami membangkitkan kamu kembali. Bukankah dalam logika kamu, menciptakan sesuatu yang telah pernah wujud lebih mudah daripada menciptakan sesuatu yang belum pernah wujud? Bukankah itu bukti bahwa Kami kuasa menghimpun orang-orang terdahulu yang telah mati dan orang yang kemudian akan mati?” Dalam penegasan-Nya bahwa Dia sendiri yang menciptakan manusia, terdapat juga isyarat tentang kuasa-Nya terhadap mereka, juga sebagian dari hal tersebut adalah kebangkitan, ganjaran berikut balasan bagi setiap manusia. Sebenarnya kaum musyrik yang diajak berdialog ini percaya bahwa Allah adalah pencipta. Yang tidak percaya adalah kelompok ad-Dahriyin yakni para atheis. Al Biqai menduga bahwa terhadap merekalah ayat ini ditujukan. Atau bisa juga ayat di atas ditujukan kepada siapapun yang mengingkari kebangkitan, karena siapapun yang mengingkari kuasa Allah membangkitkan, bagaikan mengingkari kuasa untuk mencipta. Sebenarnya kebangkitan adalah pengubahan bentuk dan keadaan, bukan mencipta sesuatu yang baru, sebab kematian bukanlah ketiadaan. 26 Menurut Tafsir Al- Azhar,pada ayat ini Allah berfirman “Kamilah yang telah menciptakan kamu.” Bukan yang lain, bukan ayah dan bunda yang me nciptakan manusia: “Mengapa tidak kamu terima kebenaran itu?”. Kamilah yang mulai menjadikan kamu, padahal kamu tidak ada sama sekali. Tadinya tidak ada orang yang bernama si Fulan, kemudian dia Kami adakan. Segala sesuatu dalam alam ini diciptakan daripada tidak ada kepada ada, kemudian itu akan lenyap tak ada lagi. “Mengapa tidak kamu terima kebenaran?” yaitu sesudah tidak ada, kelak Allah Ta’ala akan mengadakan kamu pula kembali setelah kiamat datang? Persamaan pendapat dari Al-Misbah dan Al-Azhar bahwa pada ayat ini Allah menegaskan kepada manusia bahwa yang menciptakan manusia ialah Allah. Dan Allah-lah yang membangkitkan mereka setelah kematian. Kesimpulaan dari ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia-lah yang menciptakan manusia dan Dia pula yang mengatur segala apa yang ada di seluruh jagat raya ini, termasuk hari kiamat dan hari berbangkit. Penciptaan kedua bukan lah hal yang sulit bagi Allah, dimana Allah lah yang menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Ayat ini ditunjukan kepada siapa saja yang mengingkari hari kebangkitan dan mengingkari Kuasa Allah. Ayat 58-62 Menurut Al-Misbah Allah menyatakan bahwa: Jika kamu percaya kuasa Kami menciptakan kamu dari tiada, maka perhatikan dan camkanlah reproduksi manusia agar kamu mengetahui bahwa untuk 26 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Quran Volume 13 Jakarta: Lentera Hati, 2002, hal.563-564