50
e : Faktor penggangu diluar model error term
Kriteria yang digunakan dalam menetukan signifikan atau tidaknya suatu korelasi adalah dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada
taraf signifikansi 5 ,jika t hitung lebih besar dari t tabel t hitung t Tabel maka hipotesis diterima.
3.8.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu:
3.8.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik.
Uji normalitas menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5
0.05 maka jika nilai Asymp.Sig 2 – Tailed diatas nilai signifikan 5 0.05 yang berarti variabel residual berditribusi
normal.
Universitas Sumatera Utara
51
3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan. Varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Sedangkan bila varians tidak konstan disebut heteroskedastisitas Narchrowi, 2006. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.8.3.3 Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas Hakim,
2001, jika terdapat korelasi antara variabel bebas maka datap dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang
baik seharusnnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor
VIF dengan ketentuan sebagai berikut: a. VIF 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas yang
serius b. VIF 5 maka terdapat masalah multikolinearitas yang serius.
Universitas Sumatera Utara
52
3.8.3.4 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi bila observasi
yang berturut-turut sepanjang waktu memuliki korelasi antara satu dengan yang lainnya Narchrowi, 2006. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian terhadap autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan Durbin Watson Test DW dengan ketentuan sebagai berikut:
Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test
Hipotesis Nol Keputusan
Hasil Uji
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
�� �
�
Tidak ada autokorelasi positif No decision
�
�
≤ �� ≤ �
�
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4 − �
�
�� 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No decision 4
− �
�
≤ �� ≤ 4 − �
�
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak ditolak �
�
�� 4 − �
�
Sumber: Gujarati 1995
Keterangan: d
L
: Batas bawah d
U
: Batas atas
Universitas Sumatera Utara
53
3.8.4 Uji hipotesis