46 b
Suka memuji diri sendiri. c
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting.
d Suka membandingkan dirinya dengan siswa yang lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya. e
Suka meremehkan orang lain. 2.
Masa kelas-kelas tinggi SD yang berlangsung antara usia 910 tahun-1213 tahun, biasanya duduk di kelas 4, 5 dan 6 SD. Adapun ciri-ciri anak masa
kelas-kelas tinggi SD adalah: a
Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. b
Ingin tahu, ingin belajar dan realistis. c
Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. d
Siswa memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
e Siswa suka membentuk kelompok sebaya atau
peergroup
untuk bermain bersama dan membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas V SD yang berusia sekitar 10-11 tahun antara lain suka membentuk
kelompok sebaya dalam bermain, membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya, mempunyai minat pada mata pelajaran tertentu, ingin tahu, dan memandang nilai
sebagai ukuran untuk prestasi belajar di sekolah.
E. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang mendukung pelaksanaan penelitian ini antara lain: 1.
Hasil penelitian Dwi Nur Fiantun tahun 2011 yang berjudul “Korelasi Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Siswa Kelas IV SD Se- Gugus 1 Kecamatan Panjatan Kulon Progo”
menyimpulkan bahwa terdapat tingkat hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar IPS yang termasuk dalam kategori sedang atau cukup,
ditunjukana dengan r hitung 0,610. Hal ini berarti bila kualitas motivasi belajar meningkat sampai 116 maka prestasi belajar akan naik menjadi 76,23.
47 2.
Hasil penelitian Muji Handoyo tahun 2011 yang berjudul “Hubungan
Kreativitas Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V SD Se Gugus 1 Kecamatan Wates
Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran 20102011” menyimpulkan bahwa tingkat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran
Ilmu Pengatahuan Sosial termasuk dalam kategori sedang, ditunjukkan dengan r hitung 0,405 dalam kategori antara 0,400-0,599.
F. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS
Siswa yang belajar selalu menginginkan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Akan tetapi, untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi tidak mudah
karena prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa adalah motivasi. Siswa yang belajar dengan motivasi akan berbeda dengan siswa yang belajar tanpa motivasi.
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang mendorong siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu prestasi
belajar tinggi yang dapat ditunjukkan dengan nilai. Motivasi belajar dapat memberikan perasaan senang, semangat, dan hasrat untuk belajar kepada siswa.
Selain itu, motivasi juga akan memberikan kekuatan pada siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa akan
memperoleh prestasi belajar yang tinggi jika belajar dengan motivasi yang tinggi. Motivasi belajar yang tinggi dapat ditunjukkan dengan adanya dorongan dan
kebutuhan untuk belajar, adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, tekun
48 menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, adanya aktivitas keterlibatan siswa
dalam belajar, senang belajar mandiri, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi belajar yang tinggi akan membantu siswa untuk mencapai
prestasi belajar yang tinggi, karena akan memberikan semangat kepada siswa. Prestasi belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan
soal pada materi pelajaran tertentu. Dalam hal ini yaitu materi tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang dan persiapan kemerdekaan Indonesia.
Siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi jika siswa sungguh-sungguh dan bersemangat dalam belajar.
Siswa yang belajar dengan motivasi tinggi akan memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan belajar, sehingga dapat belajar dengan sungguh-sungguh
dan bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Namun, jika siswa belajar dengan motivasi yang rendah maka akan tidak memiliki kemauan yang
kuat untuk belajar, sehingga malas belajar dan kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, apabila siswa ingin
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi, maka harus belajar dengan motivasi yang tinggi.
Seperti halnya dengan motivasi belajar IPS siswa pada materi tentang perjuangan melawan penjajahan dan persiapan kemerdekaan Indonesia. Apabila
siswa mempunyai motivasi belajar IPS yang tinggi maka akan sungguh-sungguh dan semangat untuk mempelajari materi mata pelajaran IPS tersebut, sehingga
prestasi belajar yang diperoleh juga tinggi. Sebaliknya jika motivasi belajar IPS
49 siswa rendah maka kurang bersemangat dan malas untuk mempelajari materi mata
pelajaran IPS tersebut, sehingga prestasi belajar yang diperoleh juga akan rendah.
G. Paradigma Penelitian