pengetahuan, kemampuan dan sikap penerjemah yang memungkinkannya untuk 1 menganalisis teks yang tidak hanya sistem BSu dan BSa nya saja tapi juga dimensi kompleks
konteks yang mempengaruhi proses penerjemahan, 2 mengidentifikasi masalah dan mengatasinya, dan 3 mentransfer makna yang sesuai yang ada dalam BSa atau kata baru
yang dibuat dalam BSa untuk kepentingan pembaca agar makna yang disampaikan tetap terasa alami dalam BSa.
Kompetensi penerjemah sangat kompleks tetapi menentukan proses penerjemahan. Kompetensi analisis yang cerdas sang penerjemah sangat dibutuhkan. Kompetensi ini
biasanya tercermin pada aplikasi yang sesuai pada teknik, metode dan orientasi ideologi yang mencirikan teks penerjemahan. Jadi, meskipun teori dan istilah yang digunakan berbeda
untuk menggambarkan kompetensi penerjemah namun tetap memberikan kontribusi positif yang menyarankan langkah-langkah dan strategi dalam melakukan penerjemahan karena
kompetensi penerjemah sangat mempengaruhi kualitas proses dan hasil penerjemahan.
2.8 Parameter Penerjemahan yang Berkualitas
Tidak semua hasil penerjemahan dapat berterima di masyarakat. Kebanyakan hasil penerjemahana hanya mengutamakan kuantitas bukan kualitas penerjemahan itu sendiri.
Menurut Nababan 1999:132 penerjemahan yang berkualitas harus memenuhi tiga aspek yaitu:
1. Keakuratan
Keakuratan merupakan istilah yang digunakan untuk menilai kualitas penerjemahan dengan melakukan pengevaluasian penerjemahan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah teks BSu dan teks BSa sudah sepadan atau belum. Konsep kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau pesan antara BSu dan BSa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Instrumen penilai keakuratan terjemahan
Kategori Terjemahan Skor
Parameter Kualitatif
Akurat 3
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat
ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna
Kurang Akurat 2
Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna
atau terjemahan makna ganda taksa atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu
keutuhan pesan.
Tidak Akurat 1
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak
akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan deleted.
2. Keberterimaan
Keberterimaan berarti sebuah hasil penerjemahan terasa alamiah ketika dibaca. Keberterimaan dapat dicapai apabila suatu penerjemahan yang dialihkan ke BSa sesuai
dengan kaidah-kaidah, norma dan budaya yang berlaku. Ini berarti bahwa keberterimaan merupakan salah satu hal yang penting dalam proses penerjemahan. Walaupun sebuah
hasil penerjemahan telah akurat dari segi isi dan pesannya, namun apabila cara pengungkapannya tidak sesuai dengan kaidah-kaidah, norma dan budaya BSa, hasil
penerjemahan belum dikategorikan sebagai penerjemahan yang berkualitas.
Tabel 2.2 Instrumen penilai keberterimaan terjemahan
Kategori Terjemahan Skor
Parameter Kualitatif
Berterima 3
Terjemahan terasa alamiah; istilah teknis yang digunakan lazim digunakan dan akrab bagi
pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia
Kurang Berterima 2
Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit masalah pada
penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal.
Universitas Sumatera Utara
Tidak Berterima 1
Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah teknis yang digunakan
tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang
digunakan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
3. Keterbacaan
Tingkat keterbacaan teks dapat dilihat berdasarkan apakah pembaca memahami isi teks penerjemahan kedalam BSa. Gilmore dan Root dalam Nababan, 1999 berpendapat
bahwa ukuran suatu teks yang didasarkan pada faktor-faktor kebahasaan tidak lebih dari sekedar alat bantu bagi seorang penulis dalam menyesuaikan tingkat keterbacaan teks
dengan kemampuan para pembaca teks itu.
Tabel 2.3 Instrumen penilai keterbacaan terjemahan
Kategori Terjemahan Skor
Parameter Kualitatif
Tingkat Keterbacaan
Tinggi 3
Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks terjemahan dapat dipahami dengan mudah
oleh pembaca. Tingkat Keterbacaan
Sedang 2
Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca; namun ada bagian tertentu yang harus
dibaca lebih dari satu kali untuk memahami terjemahan.
Tingkat Keterbacaan
Rendah 1
Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca
2.9 Penelitian Relevan