Pengertian Belajar Kajian tentang Hasil Belajar
31 dengan lingkungan dapat disebut dengan belajar. Subjek harus aktif
secara mandiri, dan memberikan pemikiran, gagasan, dan perasaannya. Berdasarkan definisi dan pernyataan yang telah dijabarkan di atas
bahwa yang dimaksud perubahan yang terjadi pada individu setelah belajar, bukan seolah-olah semua perubahan yang terjadi sebagai bentuk
dari kegiatan belajar yang telah dilakukan, tetapi perubahan-perubahan tersebut berkaitan dengan rumusan belajar.
a. Fase-fase dalam Belajar Menurut Gagne pada
“Essentials of Learning for Instruction” dalam Winkel 1996: 317, secara konkret membagi fase-fase dalam proses
belajar siswa yang meliputi: 1 Menaruh perhatian: Perhatian khusus siswa secara penuh
terhadap hal-hal yang akan dipelajari sehingga konsentrasi stabil.
2 Menyadari tujuan belajar: Kesadaran siswa terhadap tujuan instruksional yang hendak dicapai dan berkenan melibatkan diri.
3 Menggali dari long term memory: Usaha siswa untuk mengingat kembali materi dan informasi yang ada diingatan yang sudah
dipahami dan dikuasai mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari.
4 Berpersepsi selektif: Mengamati segala unsur yang berkaitan dengan pokok bahasan yang dipelajari.
32 5 Mengolah informasi di short term memory: Memberikan makna
secara konseptual dengan mengkaitkan informasi yang ada di long term memory.
6 Menggali informasi di long term memory: Pembuktian siswa kepada guru bahwa pokok bahasan telah dikuasai dan tujuan
instruksional telah tercapai. 7 Mendapatkan umpan balik: Penguatan diberikan oleh guru bila
pemahamannya benar, dan mendapatkan koreksi serta pembenaran dari guru bila pemahamannya salah.
8 Memantapkan hasil belajar: Siswa mengerjakan berbagai macam soal dan tugas sebagai bentuk pengulangan agar
pemahamannya terhadap pokok bahasan yang telah dipelajari semakin mengakar.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Secara umum terdapat berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa, diantaranya: 1 Faktor internal siswa
Faktor internal siswa merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Kondisi
jasmani fisiologis berkaitan dengan kebugaran siswa yang dapat menurunkan kualitas ranah cipta siswa. Kondisi rohani
psikologis meliputi tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa
33 dalam belajar, bakat siswa yang dimiliki, minat siswa terhadap
hal-hal yang dipelajari, dan motivasi siswa. 2 Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa berasal dari luar diri siswa yang berupa kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor-faktor tersebut
meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial berupa orang tua dan keluarga seperti sifat-
sifat orangtua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga. Sedangkan faktor nonsosial berupa gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. 3 Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar memberikan pengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Misalnya siswa yang menggunakan
pendekatan speculative hasil belajarnya akan lebih baik bila menggunakan
pendekatan belajar
analitical. Begitupun
sebaliknya. Pendekatan-pendekatan belajar meliputi pendekatan tinggi speculative dan achieving, pendekatan sedang analitical
dan deep, dan pendekatan rendah reproductive dan surface. c. Faktor-faktor Kesulitan Belajar
Secara jelas kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa dapat terlihat dengan dibuktikan hasil belajar dan prestasi belajar
34 yang menurun. Faktor-faktor menjadi penyebab timbulnya kesulitan
belajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, meliputi: 1 Faktor internal siswa
Faktor internal meliputi kelemahan psikologis siswa yang berupa rendahnya intelegensi siswa, labilnya emosi dan sikap
siswa, dan terganggunya alat indera penglihat dan pendengar. 2 Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal meliputi segala hal situasi dan kondisi lingkungan di sekitar yang tidak mendukung kegiatan belajar
siswa. Faktor-faktor ini diantaranya lingkungan keluarga misalnya tidak harmonisnya hubungan antara ayah dan ibu,
lingkungan masyarakat misalnya teman bermain yang nakal, dan lingkungan sekolah misalnya alat-alat peraga belajar yang tidak
berkualitas. d. Diagnosis Kesulitan Belajar
Sebelum guru membuat alternatif penyelesaian masalah kesulitan belajar siswa, terlebih dahulu guru harus melakukan
identifikasi terhadap gejala yang menunjukkan kemungkinan kesulitan belajar siswa tumbuh. Ketika melakukan diagnosis, guru
harus menentukan prosedur-prosedur tertentu untuk menentukan kesulitan belajar yang dialami siswa. Prosedur tersebut diantaranya:
1 Melaksanakan observasi untuk melihat perilaku siswa yang menyimpang.
35 2 Melaksanakan pemerikasaan terhadap siswa apakah siswa
mengalami kendala pada penglihatan dan pendengaran. 3 Melakukan wawancara dengan orangtua siswa apakah terdapat
persoalan di keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi siswa. 4 Memberikan tes kecakapan pada siswa
5 Memberikan tes kemampuan intelegensi siswa IQ kepada siswa.
Pada kajian ini membahas mengenai pengertian belajar, kondisi belajar, prinsip-prinsip belajar, fase-fase belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar, faktor-faktor kesulitan belajar dan diagnosis kesulitan belajar. Komponen tersebut menjadi landasan dalam
menyelesaikan persoalan belajar yang dialami siswa melalui penggunaan aneka sumber belajar terintegrasi dengan harapan mampu meningkatkan
kualitas belajar yang dilihat dari peningkatan hasil belajar.