39 evaluasi dapat dilakukan dengan enam tipe diantaranya dapat
memberikan evaluasi tentang ketepatan karya, memahami nilai dan sudut pandang yang digunakan dalam mengambil keputusan,
dapat mengevaluasi karya dengan membandingkan dengan karya lain yang relevan, dapat mengevaluasi suatu karya dengan kriteria
yang sudah ditetapkan, dapat memberikan evaluasi dengan menggunakan kriteria yang eksplisit, dan dapat memberikan
evaluasi satu sama lain antara asumsi, evidensi, dan kesimpulan, dan keajegan logika serta organisasi.
b. Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil
belajar ini tampak dalam berbagai tingkah laku seperti disiplin, perhatian, motivasi belajar, sikap menghargai terhadap guru,
kebiasaan belajar dan lainnya. Terdapat beberapa jenis dalam ranah afektif, diantaranya:
1 Penerimaan Kepekaan dan kesediaan dalam menerima rangsangan dari luar
yang datang pada siswa. Kesediaan tesebut seperti memperhatikan sesuatu. Namun perhatian tersebut masih bersifat pasif.
2 Respon Reaksi yang diberikan terhadap stimulus yang datang dari luar.
Hal ini termasuk dalam cakupan ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menanggapi stimulus.
40 3 Nilai
Berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus. Pada tahap ini mulai terbentuk sikap menerima, menolak atau
mengabaikan. Sikap tersebut dibuktikan dengan tingkah laku yang sesuai dan konsistensi dengan batin. Kemampuan tersebut dapat
ditunjukkan dengan memberikan pendapat yang positif atau negatif terhadap suatu hal.
4 Organisasi Pengembangan nilai ke dalam satu sistem, termasuk hubungan
satu nilai dengan nilai yang lain. Tipe hasil belajar organisasi merupakan kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman
kehidupan. Nilai yang diterima dikategorikan ke dalam skala nilai untuk menentukan mana yang pokok, dan mana yang tidak
penting. Yang termasuk dalam organisasi misalnya konsep tentang nilai, organisasi nilai, dan lainnya.
5 Karakteristik Nilai Keterpaduan
keseluruhan nilai
yang dimiliki
sehingga mempengaruhi tingkah laku.
c. Ranah Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik berupa keterampilan yang dimiliki
individu dan kemampuan melakukan tindakan. Terdapat enam tingkatan keterampilan:
1 Gerakan refleks
41 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3 Kemampuan perseptual seperti membedakan visual, auditif, motoris dan lainnya.
4 Pada bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5 Gerakan skill dari keterampilan yang paing sederhana hingga ke
keterampilan yang paling kompleks. 6 Komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian berarti proses untuk menilai suatu objek. Agar dapat menentukan nilai maka diperlukan suatu kriteria tertentu. Ciri penilaian
adalah adanya objek yang dinilai dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk menguji perbedaan antara kenyataan dengan kriteria yang sudah
ditetapkan. Dalam melakukan penilaian terdapat dua hal yang harus dilakukan
yakni interpretasi dan judgment. Interpretasi dilakukan di awal sedangkan judgment dilakukan di akhir. Kedua hal tersebut merupakan implikasi
dalam kegiatan membandingkan kenyataan dengan kriteria dalam konteks tertentu.
Menurut Nana Sudjana pengertian penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar sangat berkaitan dengan tujuan
42 instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang
ditetapkan agar dicapai oleh siswa. Sistem penilaian hasil belajar terbagi menjadi dua bagian yakni
penilaian acuan norma PAN dan penilaian acuan patokan PAP. PAN merupakan penilaian yang mengacu pada nilai rata-rata kelompok. Hal
tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa didalam kelompok. Sistem penilaian ini berupa prestasi yang dicapai seseorang
bergantung pada prestasi kelompoknya. Sedangkan PAP merupakan penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional yang harus dicapai
siswa. Oleh karena itu penentuan keberhasilan seseorang yang belajar dengan membandingkan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan
dibandingkan dengan kelompoknya. Dari hal tersebut terdapat perbedaan antara PAN dan PAP. Sistem penilaian PAP memiliki konsep belajar
tuntas atau mastery learning. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa semakin tinggi kriteria yang hendak dicapai maka tuntutan siswa untuk
memahami dan menguasi materi juga semakin tinggi.
4. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Penilaian terhadap hasil belajar harus dilakukan dengan baik dengan merencanakan dan menyusun prosedur penilaian yang hendak
dilakukan. Namun sebelum menyusun prosedur maupun langkah-langkah dalam melakukan penilaian hasil belajar, harus memperhatikan beberapa
prinsip penilaian.
43 Prinsip-prinsip penilaian diantaranya:
a. Saat menilai hasil belajar sebaiknya dirancang dengan sebaik mungkin agar jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian
dan interpretasi hasil penilaian. b. Sebaiknya penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa penilaian seharusnya dilakukan secara berkesinambungan.
c. Penilaian seharusnya menggunakan alat penilaian dan sifatnya komprehensif agar hasil belajar yang diperoleh objektif.
d. Penilaian hasil belajar sebaiknya diikuti dengan tindakan lanjut, dimana data penilaian sangat berarti bagi guru untuk dapat melihat
kemajuan siswa. Selain itu hasil penilaian dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
5. Prosedur Penilaian Hasil Belajar
Ada beberapa langkah atau prosedur yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan penilaian terhadap hasi belajar siswa yang
meliputi: a. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran.
b. Mengkaji materi pembelajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran.
c. Menyusun alat-alat penilaian yang dapat berupa tes ataupun non tes.
44 Terdapat beberapa langkah dalam menyusun alat penilaian,
diantaranya: 1 Melakukan telaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat
menentukan soal dan materi. 2 Menyusun rumusan tujuan instruksional khusus sehingga abilitas
yang hendak dinilai jelas. 3 Menyusun kisi-kisi alat penilaian.
4 Menyusun soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun. 5 Menyusun kunci jawaban.
d. Menggunakan hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian. Kajian mengenai hasil belajar yang meliputi klasifikasi hasil belajar,
penilaian hasil belajar, prinsip penilaian hasil belajar, dan prosedur penilaian hasil belajar menjadi landasan utama dalam penelitian ini yang berkaitan
dengan pengaruh penggunaan aneka sumber belajar terintegrasi terhadap hasil belajar siswa. Kajian tersebut menjadi acuan dalam menentukan bentuk
penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dalam menentukan penilaian hasil belajar harus sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang tepat agar data yang
diperoleh valid.
E. Kerangka Pikir
Karakteristik masing-masing individu berbeda dalam melakukan kegiatan belajar. Terdapat individu yang memiliki kemampuan yang cepat
dalam menanggapi informasi, dan ada pula yang lamban sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Selain itu gaya belajar yang
45 berbeda-beda sehingga mempengaruhi motivasi untuk belajar yang pada
akhirnya mempengaruhi hasil belajar tiap individu. Strategi mengajar yang digunakan oleh guru juga mempengaruhi kualitas pembelajaran yang
berujung pada hasil belajar siswa. Guru yang menggunakan strategi belajar ceramah cocok untuk siswa dengan tipe belajar auditif, namun belum tentu
cocok bagi siswa dengan tipe belajar visual dan kinestetik, begitupun sebaliknya.
Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam IPA merupakan mata pelajaran yang cara mempelajarinya tidak hanya sekedar menghafal dan
memahami teori, namun dibutuhkan praktek. Ketika guru mengajar hanya menggunakan strategi mengajar ceramah tidak akan membantu siswa untuk
terus mengeksplorasi diri secara menyeluruh dalam bidang sains. Padahal sains merupakan kunci ilmu dalam mengembangkan teknologi yang dapat
membantu perkembangan peradaban manusia. Oleh karena itu, pembelajaran IPA membutuhkan strategi mengajar yang aktif melalui praktek sederhana
secara langsung sehingga keaktifan siswa dapat terbentuk. Selain itu sikap kritis, dan kreatif secara tidak langsung juga akan terbentuk.
Salah satu hambatan siswa dalam belajar adalah hasil belajar yang rendah sebagai akibat dari kejenuhan yang timbul. Kejenuhan tersebut
tumbuh karena pembelajaran yang monoton hanya dengan menggunakan metode mengajar ceramah dan menggunakan sumber belajar dari buku paket
dan fotokopi materi. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya