Konsep peranan selalu terkait dengan manusia, dimana pelaku-pelaku peranan social itu adalah manusia. Setiap individu atau manusia di dalam ruang
social mempunyai beberapa status atau peran misalnya sebagai ketua organisasi, sekretaris dan sebagainya. Tiap individu tersebut berperan sesuai dengan status
yang dimilikinya., dalam situasi tertentu status dengan peranan mempunyai hubungan yang sangat erat sekali yaitu dimana status tidak akan ada tanpa adanya
peranan dan begitu juga peranan tidak akan ada tanpa adanya status. Dengan demikian status dan peranan tidak dapat dipisahkan. Konsep peranan tidak bisa
dilepaskan dari konsep status. Peranan adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status.
10
1.5.2. Peranan Non Government Organitation NGO
NGO adalah organisasi yang paling mampu menjembatani berbagai kesulitan yang dihadapi aktor-aktor lain dalam penyelesaian berbagai persoalan.
Maka dalam hal ini NGOLSM memainkan berbagai macam peranan dalam proses pembangunan sebuah negara, Noeleen Heyzer mengidentifikasikan tiga
jenis peranan yang dapat dimainkan oleh berbagai NGO yaitu :
11
1. Mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat “grassroots”
yang sangat esensial dalam rangka menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
10
Ibid.
11
Affan, Gafar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005 dalam Noeleen Heyzer, James V. Rayker and Antonio, Government NGO Relation in Asia kuala
Lumpur, APDC, 1995 hal : 8
Universitas Sumatera Utara
2. Meningkatkan pengaruh politik secara meluas, melalui jaringan kerja
sama, baik dalam suatu negara ataupun dengan lembaga-lembaga international lainnya.
3. Ikut mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda
pembangunan.
Dari hal diatas kita dapat mengetahui target yang ingin dicapai LSM atau NGO yaitu target tersebut dapat kita lihat dari peranan yang dilakukan oleh NGO
yang digolongkan kedalam dua kelompok besar yaitu : partama, peranan dalam bidang non politik yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial
ekonomi. dan kedua, peranannya yang dalam bidang politik yaitu sebagai wahana menjembatani warga masyarakat dengan negara atau pemerintah. Selain itu, NGO
juga memiliki peranan signifikan dalam bidang pendidikan dan advokasi, dan tidak diragukan lagi mempengaruhi respon internasional terhadap konflik internal
yang disebabkan oleh fleksibilitas dan bentuk organisasi yang tidak begitu ketat.
12
Organisasi non-pemerintahan
Non Goverment Organitation NGO lahir untuk membantu rakyat miskin yang tak tersentuh “tangan” pembangunan
dan dirugikan oleh kebijakan pemerintah atas pembangunan.
13
Ryker juga mengkategorikan NGO kedalam empat kelompok besar yaitu :
14
12
Thomas G. Weiss. “Nongovernmental Organizations and Internal Conflict”, dalam Michael E. Brown ed.. The International Dimensions of Internal Conflict, Cambridge: MIT Press, 1996,
hlm.444
13
ibid
14
Ibid hal : 203-205
Universitas Sumatera Utara
1. Government organized NGOs or GONGOs, yaitu NGO yang muncul
karena mendapat dukungan dari pemerintah, baik berupa dana ataupun fasilitas. Biasanya NGO seperti ini berperan mensukseskan program-
program pemerintah. di Indonesia, NGO seperti ini disebut sebagai NGO flat merah.
2. Donor organized NGOs or DONGOs, yaitu NGO yang dibentuk oleh
kalangan lembaga-lembaga donor baik yang bersifat multilateral maupun unilateral. NGO seperti ini biasanya dibentuk untuk mewujudkan program
lembaga donor tersebut. 3.
Autonomous or independent NGOs yaitu NGO yang dibentuk, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. NGO seperti ini sifatnya independent
secara financial dan memiliki kepedulian yang sangat luas tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.
4. Foreign NGOs, NGO seperti ini muncul sebagai perwakilan dari NGO
yang ada diluar negeri. Kehadirannya, tentu saja harus setahu atau mendapat izin dari negara tempat NGO tersebut beroperasi.
Dengan berbagai macam bentuk peranan tersebutlah sehingga membuat
NGO memiliki fleksibiltas dalam melakukan pendekatan dengan setiap pihak yang tidak mampu ditembus oleh lembaga resmi negara. Fleksibilitas ini pada
akhirnya mampu menyelesaikan berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan oleh institusi pemerintahan yaitu; keintiman dengan masyarakat, para pemimpin,
kultur, nilai dan sensitivitas.
1.6 Definisi Konsep