di daerah-daerah di Nanggroe Aceh Darussalam untuk mendampingi masyarakat Aceh yang korban konflik dan bencana tsunami, serta menumbuhkan rasa
kesadaran dalam masyarakat Aceh untuk membangun demokratisasi di Aceh pasca konflik.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, maka peneliti membuat rumusan
permasalahan dalam hal ini adalah “Bagaimana Peranan Aceh People Forum sebagai NGO Lokal Dalam Membangun Demokrasi di Aceh?”
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan guna menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas. Selain itu agar dapat menghasilkan
uraian yang sistematis. Maka ruang lingkup penelitian ini adalah : 1
NGO Lokal yaitu Aceh People Forum yang berperan dalam membangun demokrasi di Aceh.
2 Penelitian ini juga menitik beratkan pada pengamatan terhadap
masyarakat di NAD pasca konflik dan tsunami antara tahun 2006-2007.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah : 1
Untuk mengetahui bagaimana kemajuan pertumbuhan demokrasi dalam masyarakat Aceh pasca MoU.
2 Untuk mengetahui Bagaimana peran NGO Lokal Aceh People Forum
dalam membangun demokrasi pasca MoU di NAD.
Universitas Sumatera Utara
3 Bagi peneliti, untuk mengembangkan kemampuan berfikir peneliti melalui
karya ilmiah dan sebagai sarana mengasah kemampuan peneliti untuk menggunakan teori-teori yang didapatkan selama masa perkuliahan.
4 Secara teoritis memberikan pemahaman tentang demokrasi Indonesia
khususnya di Aceh. 5
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan positif terhadap NGO Lokal yang memiliki peranan penting sebagai kekuatan politik di
Indonesia khususnya di Aceh. 6
Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan mampu memberikan informasi tentang studi demokrasi, khususnya bagi mahasiswa yang
tertarik dalam hal itu bagi Fisip USU.
1.5 Kerangka Teori
Bagian ini merupakan unsur yang penting didalam penelitian, karena pada bagian ini penelitian mencoba menjelaskan fenomena yang sedang diamati dengan
menggunakan teori-teori yang relevan dengan penelitiannya. Teori menurut Masri Singarimbun dan Sopian Effendi dalam bukunya metode penelitian survei
mengatakan, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan merumuskan hubungan antar konsep.
6
Oleh karenanya, dalam kerangka teori ini penulis akan menyampaikan teori-teori yang menjadi landasan berfikir dalam menggambarkan masalah
penelitian yang menjadi objek di dalam penelitian ini.
6
Masri Singarimbun dan Sopian effendi, Metode Penelitian Survei Jakarta : LP3ES, 1989 hal : 37
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Teori Peranan
Peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan oleh seseorang, pengharapan semacam itu merupakan suatu norma yang dapat mengakibatkan
terjadinya suatu peranan. Pada tingkat organisasi berlaku bahwa semakin kita dapat memahami tepatnya keselarasan atau integrasi antara tujuan dan misi
organisasi.
7
Sementara menurut Soekanto peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku, dimana peranan lebih banyak menunjuk pada
fungsi, penyelesuaian diri dan sebagai suatu proses.
8
Adapun peranan seseorang seperti yang dikatakan oleh Levinson meliputi 3 hal yaitu :
9
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat, peranan disini diartikan sebagai rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat. 2.
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
sebagai struktur social masyarakat.
7
Thoha, Miftah, Kepemimpinan dan Manajemen Sutau Pendekatan Perilaku, Bandung, Sinar Harapan, 1990. Hal : 80
8
Soejono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, UII Press, 1990. Hal : 268
9
Op.Cit Hal : 204
Universitas Sumatera Utara
Konsep peranan selalu terkait dengan manusia, dimana pelaku-pelaku peranan social itu adalah manusia. Setiap individu atau manusia di dalam ruang
social mempunyai beberapa status atau peran misalnya sebagai ketua organisasi, sekretaris dan sebagainya. Tiap individu tersebut berperan sesuai dengan status
yang dimilikinya., dalam situasi tertentu status dengan peranan mempunyai hubungan yang sangat erat sekali yaitu dimana status tidak akan ada tanpa adanya
peranan dan begitu juga peranan tidak akan ada tanpa adanya status. Dengan demikian status dan peranan tidak dapat dipisahkan. Konsep peranan tidak bisa
dilepaskan dari konsep status. Peranan adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status.
10
1.5.2. Peranan Non Government Organitation NGO
NGO adalah organisasi yang paling mampu menjembatani berbagai kesulitan yang dihadapi aktor-aktor lain dalam penyelesaian berbagai persoalan.
Maka dalam hal ini NGOLSM memainkan berbagai macam peranan dalam proses pembangunan sebuah negara, Noeleen Heyzer mengidentifikasikan tiga
jenis peranan yang dapat dimainkan oleh berbagai NGO yaitu :
11
1. Mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat “grassroots”
yang sangat esensial dalam rangka menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
10
Ibid.
11
Affan, Gafar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005 dalam Noeleen Heyzer, James V. Rayker and Antonio, Government NGO Relation in Asia kuala
Lumpur, APDC, 1995 hal : 8
Universitas Sumatera Utara
2. Meningkatkan pengaruh politik secara meluas, melalui jaringan kerja
sama, baik dalam suatu negara ataupun dengan lembaga-lembaga international lainnya.
3. Ikut mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda
pembangunan.
Dari hal diatas kita dapat mengetahui target yang ingin dicapai LSM atau NGO yaitu target tersebut dapat kita lihat dari peranan yang dilakukan oleh NGO
yang digolongkan kedalam dua kelompok besar yaitu : partama, peranan dalam bidang non politik yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial
ekonomi. dan kedua, peranannya yang dalam bidang politik yaitu sebagai wahana menjembatani warga masyarakat dengan negara atau pemerintah. Selain itu, NGO
juga memiliki peranan signifikan dalam bidang pendidikan dan advokasi, dan tidak diragukan lagi mempengaruhi respon internasional terhadap konflik internal
yang disebabkan oleh fleksibilitas dan bentuk organisasi yang tidak begitu ketat.
12
Organisasi non-pemerintahan
Non Goverment Organitation NGO lahir untuk membantu rakyat miskin yang tak tersentuh “tangan” pembangunan
dan dirugikan oleh kebijakan pemerintah atas pembangunan.
13
Ryker juga mengkategorikan NGO kedalam empat kelompok besar yaitu :
14
12
Thomas G. Weiss. “Nongovernmental Organizations and Internal Conflict”, dalam Michael E. Brown ed.. The International Dimensions of Internal Conflict, Cambridge: MIT Press, 1996,
hlm.444
13
ibid
14
Ibid hal : 203-205
Universitas Sumatera Utara
1. Government organized NGOs or GONGOs, yaitu NGO yang muncul
karena mendapat dukungan dari pemerintah, baik berupa dana ataupun fasilitas. Biasanya NGO seperti ini berperan mensukseskan program-
program pemerintah. di Indonesia, NGO seperti ini disebut sebagai NGO flat merah.
2. Donor organized NGOs or DONGOs, yaitu NGO yang dibentuk oleh
kalangan lembaga-lembaga donor baik yang bersifat multilateral maupun unilateral. NGO seperti ini biasanya dibentuk untuk mewujudkan program
lembaga donor tersebut. 3.
Autonomous or independent NGOs yaitu NGO yang dibentuk, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. NGO seperti ini sifatnya independent
secara financial dan memiliki kepedulian yang sangat luas tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.
4. Foreign NGOs, NGO seperti ini muncul sebagai perwakilan dari NGO
yang ada diluar negeri. Kehadirannya, tentu saja harus setahu atau mendapat izin dari negara tempat NGO tersebut beroperasi.
Dengan berbagai macam bentuk peranan tersebutlah sehingga membuat
NGO memiliki fleksibiltas dalam melakukan pendekatan dengan setiap pihak yang tidak mampu ditembus oleh lembaga resmi negara. Fleksibilitas ini pada
akhirnya mampu menyelesaikan berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan oleh institusi pemerintahan yaitu; keintiman dengan masyarakat, para pemimpin,
kultur, nilai dan sensitivitas.
1.6 Definisi Konsep
Universitas Sumatera Utara
Menurut pandangan dari James Petras NGO adalah sebuah kumpulan intelektual kelas menengah yang mengangkat isu-isu kelas bawah untuk
diperjuangkan, khususnya permasalahan membuat diskriminasi hak-hak bagi masyarakat di suatu negara.
15
Secara Umum NGO didefinisikan sebagai lembaga private, voluntary, non-prifit; dimana anggota-anggotanya mengkombinasikan
kemampuan, cara dan energi mereka dalam mencapai tujuan dan idealita.
16
NGO adalah organisasi yang paling mampu menjembatani berbagai kesulitan yang
dihadapi aktor-aktor lain dalam penyelesaian konflik. Ketiadaan kedaulatan yang dimiliki organisasi non-pemerintah menjadi senjata kuat baginya untuk memasuki
wilayah-wilayah terlarang tanpa kekhawatiran penolakan pengakuan resmi.
1.7 Metodologi Penelitian