semangat religius yang telah tertanam dalam suatu ikatan kemasyarakatan. Aceh terdiri dari daratan yang begitu luas yang meliputi wilayah taman nasional
ekosistem loser dan beberapa KabupatenKota yang terbesar mulai dari pesisir pantai sampai ke pedalaman.
Setelah tsunami memporak-porandakan Aceh, begitu banyaknya organisasi- organisas sipil dari masyarakat Aceh yang tumbuh dari formasi sosial. Dan salah
satunya adalah Aceh Peoples Forum, atau yang biasa disebut APF, APF ini merupakan NGO lokal yang independen, non profit, dan non partisan yang
bekerja di Aceh dengan mensupport inisiatif lokal. APF yang melakukan trust found, koordinasi, dan kapasitas lembaga terhadap mitra-mitranya juga melakukan
advokasi dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat Aceh yang korban konflik dan tsunami APF juga meluaskan jaringannya dengan membentuk mitra
dan menempatkannya di beberapa daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. APF yang memiliki kantor pusat di Kota Banda Aceh dan beralamat di Jalan. T.
Dilamgugop No. 12 Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh NAD.
22
2.2 Sejarah Berdirinya Aceh People Forum
Sebagai langkah awal dalam sejarah perjalanan berdirinya Aceh People Forum APF ini tidak terlepas dari suatu perkumpulan kelompok-kelompok
masyarakat yang tergabung dalam suatu pergerakan sosial yang peduli akan masyarakat Aceh. Sebelumnya yang tergabung dalam perkumpulan ini adalah
aktivis mahasiswa yang peduli akan masyarakat aceh yang korban konflik, pada saat itu mereka menamakan perkumpulannya dengan nama Forum Aceh dan
22
www.apf.or.id
Universitas Sumatera Utara
masih terdiri dari beberapa orang saja yang peduli akan fenomena yang terjadi di Aceh.
Pada dasarnya forum ini telah terbentuk ketika konflik terjadi di Aceh yaitu pada tahun 1999, namun masih bersifat sebuah wadah perkumpulan
masyarakat, karena ruang gerak forum ini dibatasi untuk mengaspirasikan keinginan dari masyarakat Aceh ketika konflik terjadi maka forum ini tidak secara
nyata mampu melayani masyarakat dan terkesan diam-diam dalam menjalankan kegiatannya.
23
Ketidak bebasan mereka dalam membangun lembaga perkumpulan sehingga membuat forum ini sempat fakum dalam berbagai kegiatannya
mengingat saat itu setiap aktivis yang mampu menyuarakan aspiarasi rakyat diteror, diculik, dan dibunuh membuat rasa kekhawatiran yang mendalam dalam
tubuh masing-masing individu yang tergabung dalam perkumpulan ini. Dari terbatasnya ruang gerak mereka ini sehingga mereka memutuskan untuk tidak
terlalu aktif dalam menjalankan kegiatannya dan dari mereka ada yang menggabungkan diri dalam wadah organisasi lain namun mereka selalu
mengamati setiap perkembangan yang terjadi di Aceh. Proses demi proses yang terjadi di Aceh dari mulai konflik hingga bencana
tsunami yang terjadi membuat forum ini ingin bangkit kembali dalam forum yang sama dengan misi kemanusiaan dalam konteks rehabilitasi dan rekonstruksi dan
tidak terlepas dari keingginan semula yaitu mewadahi masyarakat yang korban konflik. Sebenarnya pada tahun 2001 yaitu tepatnya tanggal 7 Januari forum ini
telah berdiri dengan nama Aceh People Forum dan ketika itu tim perumusnya hanya terdiri dari beberapa orang saja dan salah satunya yaitu Tarmizi yang
23
Wawancara Dedek Harianti asssistan program manajer APF di Kantor APF Lamguogop, 25 maret 2008
Universitas Sumatera Utara
sekarang menjadi Eksekutif Direkturnya.
24
Namun belum disahkan karena masih membutuhkan masukan-masukan dari beberapa Organisasi lain yang turut andil
dalam hal ini. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk membentuk sebuah
lembaga swadaya masyarakat atau Non Goverment Organization dengan beberapa organisasi lain ysng turut terlibat dalam proses pembentukan kembali
perkumpulan yang sempat fakum tersebut untuk mengkoordinasikan, mensinergisasikan serta mampu menjalankan tugasnya dalam mendampingi
masyarakat yang korban konflik dan bencana tsunami dengan menggabungkan kemampuan yang dimiliki oleh beberapa organisasi lainnya yang orang-orang
didalamnnya pernah menggabungkan diri sebelumnya. Adapun beberapa organisasi lain yang terlibat dalam perumusan pembentukan NGO lokal APF ini
yaitu dengan melibatkan delapan organisasi lain yaitu : Aceh Concent For Humanity di Lhokseumawe yang merupakan organisasi yang peduli akan
masalah kemanusiaan yang terlibat dalam advokasi Pemenuhan hak asasi manusia
yang korban konflik dan imbas dari tsunami, Civil Society Of Aceh di Aceh Timur yaitu dalam fokus kerjanya lebih ke penegakan HAM di Aceh, People
Creasi Centre yaitu fokus kerjanya mengedepankan kemampuan masyarakat
untuk menggali potensi yang dimilki masyarakat Aceh dalam hal pemberdayaan
masyarakat, kemudian ada Centre For Humanity Social and Powerment di Pidie, ada lagi Forum Sosial Masyarakat yang sampai saat ini telah menjadi salah satu
lembaga Mitra APF dalam menjalankan kerjanya lembaga ini berada di Bireun,
dan Meulaboh Creasi Centre, selanjutnya ada lagi Aceh Student Health
24
Wawancara Tarmizi Exekutif Direktur APF di Kantor APF Lamguogop, 25 Maret 2008
Universitas Sumatera Utara
Organization yang berada di Banda Aceh yang mengedepankan akan pentingnya
kesehatan dalam masyarakat Aceh untuk bertahan hidup dan fokus kerjanya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang lebih efektif kepada masyarakat,
dan yang terakhir Children Media Centre yang peduli akan nasib anak-anak Aceh
yang kehilangan orang tua mereka baik karena konflik maupun tsunami.
25
Dalam perjalanan selanjutnya upaya-upaya untuk pengesahan Aceh people Forum ini terus dilaksanakan oleh delapan organisasi diatas dengan ketiga tim
perumusnya mereka melakukan konsolidasi dan koordinasi yang baik dan memutuskan lembaga ini dijadika suatu lembaga Non Goverment Organization
lokal LSMNGO dan juga sebagai payung organisasi untuk NGO lokal lainnya yang tergabung dalam mitra sebagai partner kerja APF ini dan berada di Daerah-
daerah. Sehingga akhirnya pada 5 Agustus 2005 Aceh People Forum APF ini disahkan menjadi NGO lokal di Aceh.
2.3 Falasafah APF Aceh People Forum Nanggroe Aceh Darussalam