melalui pelatihan keahlian praktis dan politik untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi
4. Menetapkan ketentuan yang jelas dalam peraturan atau pedoman,
mengatur pendanaan pemilihan agar perempuan bisa mendapatkan sumber daya secara adil dan penuh.
Hal ini juga ditambahkan oleh Dedek harianti selaku sekjen dalam organisasi perempuan merdeka yang sekarang merangkap pekerjaan sebagai
assistant program manajer di APF ia mengemukaakan bahwa : ”saat konflik kondisi perempuan aceh sangat memprihatinkan dimana
selalu terjadi diskriminasi yang dilakukan oleh kebijakan-kebijakan negara sehingga menjadikan posisi perempuan menjadi yang kedua dari
laki-laki. Maka dengan aceh baru ini diupayaklan untuk memperjuangkan kebebasan perempuan sepenuhnya dan dilakukan anti diskriminasi
terhadap kaum perempuan”.
50
Dengan demikian dukungan tersebut mampu memberikan kebebasan pada perempuan untuk berpartisipasi dalam pemilihan berikutnya dan meningkatkan
kemampuan mereka untuk berorganisasi demi mendukung isu-isu perempuan yang berkembang di tengah masyarakat.
3.3.5 Penegakan Hak Asasi Manusia
Penegakan Hak Asasi Manusia juga bagian dari kepercayaan korban kepada pemerintah. Meski kita tahu, bahwa ada banyak kelemahan-kelemahan
hukum dalam penegakan HAM di Aceh. Namun korban jauh lebih berharap ada kebijakan yang lebih mengarah kepada korban. Ini merupakan ketegasan
pemerintah untuk memberi keadilan secara hukum kepada korban. Mengingat ada banyak kelemahan pada masa sebelumnya, maka masa
transisi ini juga harus ada upaya-upaya yang dapat meningkatkan kemampuan
50
Wawancara Dedek Harianti, Loc.Cit
Universitas Sumatera Utara
pada sistem peradilan, melakukan perubahan pada administrasi, meningkatkan kemampuan pada lembaga perwakilan rakyat serta adanya pendidikan hukum
lanjutan dan pengujian berkenaan disiplin profesi hukum itu sendiri. Secara umum konflik bersenjata yang terjadi di Aceh, akibat
diberlakukannya Aceh sebagai daerah operasi militer DOM dari tahun 1989- 1998 membuat perempuan dan anak-anak menjadi objek atau kelompok yang
paling menderita dan teraniaya. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM yang terjadi sepanjang Aceh berada dalam pusaran konflik , telah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari konflik itu sendiri. Atas nama dan keutuhan NKRI rangkaian penindasan terhadap nilai kemanusiaan terjadi silih berganti puluhan
ribu nyawa melayang, kerugian yang diderita masyarakat tidak terhitung, baik materi ataupun immateri. Ribuan perempuan menjadi korban kekerasan dan
menjanda seiring dengan ribuan anak-anak harus menjadi yatim maupun piatu, karena kehilangan orang tua.
51
Semenjak GAM memproklamirkan dirinya sebagai gerakan bersenjata yang ingin memisahkan Aceh dari RI, berbagai operasi penumpasan dilakukan
pemerintah.hingga berbagai operasi penumpasan dilakukan pemerintah. Hingga berbagai pelanggaran HAM pun menjadi sesuatu yang begitu mudah terjadi.
Kebijakan pemerintah meredam aksi separatis GAM yang ingin mendirikan Negara Aceh, ternyata melahirkan persoalan kemanusiaan yang begitu pelik.
Pendekatan keamanan yang dilakukan telah melahirkan banyak faktor pelaku pelanggaran HAM. Baik TNIPOLRI maupun GAM. Ironisnya pendekatan ini
terus dipertahankan sampai tiga dasawarsa usia konflik.
51
Wawancara Zufri Zainuddin, Op.Cit
Universitas Sumatera Utara
Ditanda tanganinya
memorandum of understanding MoU, oleh pemerintah dengan GAM merupakan wujud dari keinginan menghentikan konflik
secara permanen, sepatutnya didukung dan dijaga secara bersama. Pemerintah dan GAM pun sepakat untuk membangun kembali Aceh dengan semangat demokrasi.
Dalam Hal ini Tarmizi mengungkapkan Bahwa : ”yang ingin ditekankan begini, persoalan Aceh bukan hanya persoalan
nasional. Bagaimana pemerintah nasional bertanggung jawab dalam hal ini namun dalam pengertian kontrolnya tidak bisa dibiarkan dan tidak bisa
diserahkan kepada orang Aceh perdamaian ini melainkan untuk mengurus perdamaian di Aceh menuju demokrasi adalah urusan bersama karena ini
merupakan pekerjaan rumah kita semua, bukan pekerjaan orang-orang aceh saja, dan pusat juga bertanggung jawab dalam hal ini”.
52
Dalam nota kesepahaman poin 2.2 disebutkan : ”sebuah pengadilan HAM akan dibentuk untuk Aceh” karena mengingat begitu banyak aksi pelanggaran
HAM yang terjadi sejak konflik berlangsung. Dan poin 2.3 : ” komisi kebenaran dan rekonsiliasi akan dibentuk di Aceh oleh komisi kebenaran dan rekonsiliasi
Indonesia dengan tegas merumuskan dan menentukan upaya rekonsiliasi ”. Dua poin tersebut tentu tidak bisa dengan serta merta bisa menjamin bahwa kasus-
kasus pelanggaran HAM yang terjadi akan terselesaikan dengan adil. Apalagi, MOU adalah dokumen politik yang mengingat kedua pihak tanpa sanksi hukum
bila para pihak melanggarnya.
53
Maka dalam menuju Aceh baru Aceh People Forum dan sejumlah NGO lokal lain yang tergabung dlam memerankan peranannya mengupayakan
penegakan HAM di Aceh dapat terealisasikan dengan baik dan para pihak mampu mengupayakan terselesainya pelanggaran HAM, serta semua kasus pelanggaran
HAM menjadi persoalan prioritas utama yang akan diselesaikan. Dan peranan
52
Wawancara Tarmizi, Loc.Cit
53
Wawancara Tarmizi, Ibid
Universitas Sumatera Utara
NGO lokal APF disini adalah mendesak pemerintah agar secara sungguh-sungguh dan tidak setengah hati dalam mewujudkan komitmennya dalam menegakkan
HAM, dan mendampingi komponen-komponen masyarakat untuk terus mendorong upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM, sebagai salah satu
sayarat penting terwujudnya kedamaian abadi dan menuju Aceh baru yang demokratis ditengah masyarakat Aceh.
3.3.6 Pembenahan Tata Kelola Pemerintah Good Governance