menjadi 7,3412 pada standar deviasi 8,75103. Mean lebih kecil dari standar deviasi 7,3412 8,75103 artinya distribusi data fixed assets turnover kurang
baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya besar. Fixed assets turnover tertinggi terjadi pada PT Cowell Development Tbk sebesar 37,14 pada tahun
2011, sedangkan total assets turnover terendah terjadi pada PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk sebesar 0,41 pada tahun 2010.
Rasio aktivitas perusahaan yang diproksikan dengan fixed assets turnover dari 16 data perusahaan pada satu tahun sesudah melakukan aktivitas merger
dan akuisisi, berkisar antara 0,32 hingga 11,64 dengan mean 4,2686 pada standar deviasi 3,04991. Mean lebih besar dari standar deviasi 4,2686
3,04991 artinya distribusi data fixed assets turnover baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya kecil. Fixed assets turnover tertinggi terjadi
pada PT Summarecon Property Development sebesar 11,64 pada tahun 2013, sedangkan total assets turnover terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar
0,32 pada tahun 2014.
Rasio aktivitas perusahaan yang diproksikan dengan fixed assets turnover dari 16 data perusahaan pada dua tahun sesudah melakukan aktivitas merger
dan akuisisi, berkisar antara 0,3376 hingga 13,0890 dengan mean 4,263157 pada standar deviasi 3,1837199. Mean lebih besar dari standar deviasi
4,263157 3,1837199 artinya distribusi data fixed assets turnover baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya kecil. Fixed assets turnover tertinggi
terjadi pada PT Summarecon Property Development sebesar 13,0890 pada
tahun 2014, sedangkan total assets turnover terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,3376 pada tahun 2015.
4. Debt to Total Assets
Tabel 2 menunjukkan bahwa besarnya rasio solvabilitas perusahaan yang
diproksikan dengan debt to total assets ratio dari 16 data perusahaan pada dua
tahun sebelum melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,13 hingga 0,71 dengan mean 0,414738 pada standar deviasi 0,1681006. Mean
lebih besar dari standar deviasi 0,414738 0,1681006 artinya distribusi data
debt ratio baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Debt
ratio tertinggi terjadi pada PT MNC Energi sebesar 0,71 pada tahun 2011, sedangkan debt ratio terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,13 pada
tahun 2011. Besarnya rasio solvabilitas perusahaan yang diproksikan dengan debt to
total assets ratio dari 16 data perusahaan pada satu tahun sebelum melakukan
aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,19 hingga 0,77 dengan mean 0,4244 pada standar deviasi 0,17456. Mean lebih besar dari standar deviasi
0,4244 0,17456 artinya distribusi data debt ratio baik yaitu nilai
penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Debt ratio tertinggi terjadi pada
PT MNC Energi sebesar 0,77 pada tahun 2012, sedangkan debt ratio terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,19 pada tahun 2012.
Besarnya rasio solvabilitas perusahaan yang diproksikan dengan debt to
total assets ratio dari 16 data perusahaan pada satu tahun sesudah melakukan
aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,20 hingga 0,74 dengan mean
0,4231 pada standar deviasi 0,17404. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,4231 0,17404 artinya distribusi data debt ratio baik yaitu nilai
penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Debt ratio tertinggi terjadi pada
PT MNC Energi sebesar 0,74 pada tahun 2014, sedangkan debt ratio terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,20 pada tahun 2014.
Besarnya rasio solvabilitas perusahaan yang diproksikan dengan debt to
total assets ratio dari 16 data perusahaan pada dua tahun sesudah melakukan
aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,20 hingga 0,73 dengan mean 0,435553 pada standar deviasi 0,171050. Mean lebih besar dari standar deviasi
0,435553 0,171050 artinya distribusi data debt ratio baik yaitu nilai
penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Debt ratio tertinggi terjadi pada
PT MNC Energi sebesar 0,73 pada tahun 2015, sedangkan debt ratio terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,20 pada tahun 2015.
5. Net Profit Margin
Tabel 2 menunjukkan bahwa besarnya rasio profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan net profit margin dari 16 data perusahaan pada dua tahun
sebelum melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,04 hingga 0,45 dengan mean 0,18393 pada standar deviasi 0,12511. Mean lebih besar dari
standar deviasi 0,18393 0,12511 artinya distribusi data net profit margin baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Net profit
margin tertinggi terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,45 pada tahun 2011, sedangkan profitabilitas terendah terjadi pada PT Tunas Ridean Tbk sebesar
0,04 pada tahun 2010.