Debt to Total Assets

0,4231 pada standar deviasi 0,17404. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,4231 0,17404 artinya distribusi data debt ratio baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Debt ratio tertinggi terjadi pada PT MNC Energi sebesar 0,74 pada tahun 2014, sedangkan debt ratio terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,20 pada tahun 2014. Besarnya rasio solvabilitas perusahaan yang diproksikan dengan debt to total assets ratio dari 16 data perusahaan pada dua tahun sesudah melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,20 hingga 0,73 dengan mean 0,435553 pada standar deviasi 0,171050. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,435553 0,171050 artinya distribusi data debt ratio baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Debt ratio tertinggi terjadi pada PT MNC Energi sebesar 0,73 pada tahun 2015, sedangkan debt ratio terendah terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,20 pada tahun 2015.

5. Net Profit Margin

Tabel 2 menunjukkan bahwa besarnya rasio profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan net profit margin dari 16 data perusahaan pada dua tahun sebelum melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,04 hingga 0,45 dengan mean 0,18393 pada standar deviasi 0,12511. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,18393 0,12511 artinya distribusi data net profit margin baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Net profit margin tertinggi terjadi pada PT MNC Land sebesar 0,45 pada tahun 2011, sedangkan profitabilitas terendah terjadi pada PT Tunas Ridean Tbk sebesar 0,04 pada tahun 2010. Besarnya rasio profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan net profit margin dari 16 data perusahaan pada satu tahun sebelum melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,04 hingga 0,44 dengan mean meningkat menjadi 0,1955 pada standar deviasi 0,11227. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,1955 0,11227 artinya distribusi data net profit margin baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Net profit margin tertinggi terjadi pada PT Alam Sutera Realty Tbk sebesar 0,44 pada tahun 2011, sedangkan profitabilitas terendah terjadi pada PT Tunas Ridean Tbk sebesar 0,04 pada tahun 2011. Besarnya rasio profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan net profit margin dari 16 data perusahaan pada satu tahun sesudah melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,03 hingga 0,74 dengan mean meningkat menjadi 0,2364 pada standar deviasi 0,18032. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,2364 0,18032 artinya distribusi data net profit margin baik yaitu nilai penyimpangan data dari mean-nya lebih kecil. Net profit margin tertinggi terjadi pada PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sebesar 0,74 pada tahun 2012, sedangkan profitabilitas terendah terjadi pada PT Tunas Ridean Tbk sebesar 0,03 pada tahun 2013. Besarnya rasio profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan net profit margin dari 16 data perusahaan pada dua tahun sesudah melakukan aktivitas merger dan akuisisi, berkisar antara 0,0067 hingga 0,4977 dengan mean meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 0,198663 pada standar deviasi 0,13583. Mean lebih besar dari standar deviasi 0,198663 0,13583 artinya