Efektivitas Strategi Metakognitif Ditinjau dari Kemampuan

88 kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan uji One Sample t-test dengan bantuan SPSS 16. Kesimpulan yang diperoleh dari uji tersebut adalah bahwa pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Keefektifan strategi metakognitif ini juga ditunjukkan oleh hasil rata-rata penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu 84,61. Strategi metakognitif efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diduga karena pembelajaran dengan strategi metakognitif memfasilitasi siswa dalam mengembangkan cara berpikirnya terkait penyelesaian masalah dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan metakognitif yang diberikan di LKS. Pertanyaan-pertanyaan metakognitif yang ada di dalam LKS merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan mengembangkan cara berpikir atau bernalar siswa untuk memperoleh konsep pembelajaran yang ingin dicapai. LKS yang dibuat untuk mendukung pembelajaran matematika pada kelas eksperimen didesain berdasarkan langkah-langkah strategi metakognitif yang meliputi perencanaan planning, pemantauan monitoring, dan evaluasi evaluating. Ketiga tahapan ini dibiasakan dalam setiap proses pembelajaran. Dalam tahap perencanaan planning, siswa memprediksi berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan LKS, memperkirakan apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan, dan mengingat materi prasyarat yang diperlukan dalam mempelajari materi. Dalam tahap pemantauan monitoring, siswa dibiasakan untuk selalu memantau hasil yang diperoleh selama diskusi. Kegiatan 89 pemantauan bertujuan agar siswa mampu memberikan alasan mengapa jawaban tersebut yang dipilih, sehingga siswa tidak asal-asalan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada LKS. Guru mengingatkan siswa untuk benar-benar memeriksa setiap langkah yang telah dilakukan dan segera melakukan perbaikan jika terdapat kesalahan seperti yang telah dituliskan dalam LKS. Sedangkan dalam tahap evaluasi evaluating, siswa menuliskan apa saja yang baru dipelajari, bagian mana yang belum dipahami, apa saja hambatan yang dialami, upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, dan lain sebagainya. Dengan LKS yang memuat langkah-langkah strategi metakognitif ini memungkinkan siswa untuk melaksanakan setiap kegiatan dalam strategi metakognitif. Oleh karena itu, pembelajaran dengan strategi metakognitif efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifta Nurjanah 2015 tentang Efektivitas Strategi Metakognitif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dengan kesimpulan bahwa strategi metakognitif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematika.

2. Terdapat Perbedaan Signifikan Dalam Hal Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa Berdasarkan pengujian kemampuan pemecahan masalah matematis awal siswa, diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu, pengujian hipotesis kedua ini dilakukan terhadap nilai posttest kemampuan pemecahan masalah 90 matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada analisis data posttest , untuk menguji apakah terdapat perbedaan signifikan dalam hal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori menggunakan uji Independent Sample t-test dengan bantuan SPSS 16. Kesimpulan yang diperoleh dari uji tersebut adalah bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam hal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan strategi metakognitif dan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi ekspositori. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arya Wiradnyana, Jampel, Gede Agung 2014 tentang Pengaruh Model Pembelajaran Metakognitif Berorientasi Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika dengan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model metakognitif berorientasi pemecahan masalah dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model ekspositori.

3. Pengaruh Strategi Metakognitif Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa Uji hipotesis ketiga merupakan kesimpulan dari uji hipotesis pertama dan kedua. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang pertama diperoleh bahwa strategi metakognitif efektif digunakan dalam pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang kedua diperoleh bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam hal