43
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 POTENSI GEOGRAFIS UNTUK KETAHANAN PANGAN, INDUSTRI, DAN ENERGI
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menghubungkan Potensi geografis dan persebaran ketahanan pangan Indonesia
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat membedakan swasembada pangan dan ketahanan pangan
3. Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menentukan ketahanan pangan Indonesia terbaik pada rentang tahun 2008-2012
4. Melalui kegiatan diskusi, peserta diklat dapat menghubungkan 10 misi pembangunan pertanian Jokowi JK 2014-2019 dengan ketahanan
pangan Indonesia. 5. Menghubungkan petensi geografi dan ketersediaan energi primer di
Indonesia 6. Menghitung potensi energi primer untuk ketahanan energi Indonesia
7. Menentukan potensi bio massa terbesar di Indonesia 8. Menentukan jenis energi alternmatif yang bisa menutupi defisit
energi primer
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghubungkan potensi geografi dan persebaran ketahanan pangan Indonesia
2. Membedakan swasembada dan ketahanan pangan 3. Menentukan tahun dengan ketahanan pangan terbaik.
4. Menghubungan misi yang ada dengan ketahanan pangan Indonesia. 5. Menghubungkan petensi geografi dan ketersediaan energi primer di
Indonesia 6. Menghitung potensi energi primer untuk ketahanan energi Indonesia
7. Menentukan potensi bio massa terbesar di Indonesia 8. Menentukan jenis energi alternmatif yang bisa menutupi defisit energi
primer.
44
C. Uraian Materi 1.
Pengertian Ketahanan Pangan
Definisi ketahanan pangan terus mengalami perkembangan sejak adanya Conference of Food and Agriculture tahun 1943 yang mencanangkan
konsep secure, adequate and suitable supply of food for everyone. Setidaknya, terdapat lima organisasi internasional yang
memberikan definisi mengenai
ketahanan pangan
yang saling
melengkapi satu sama lain. Berbagai definisi ketahanan pangan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
First World Food Conference 1974, United Nations 1975, FAO Food and Agricultural Organization, 1992, USAID 1992, International
Conference in Nutrition FAOWHO, 1992, Bank 1996, Hasil Lokakarya Ketahanan Pangan Nasional DEPTAN, 1996, OXFAM 2001,
dan FIVIMS Food Security and Vulnerability Information and Mapping Systems, 2005. Semua definisi ketahanan pangan secara explisit
memuat ketersediaan, keterjang-kauan, dan konsumsi, dan berorientasi rumah tangga dan individu untuk hidup sehat dan produktif.
Untuk Indonesia, ketahanan pangan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 2012 mengenai pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan juga disebutkan dalam undang-
undang tersebut sebagai tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai ketahanan pangan
tersebut pemerintah menyelenggarakan, membina, dan atau mengoordinasikan segala
upaya atau kegiatan untuk mewujudkan cadangan pangan nasional. Ketahanan pangan merupakan isu pokok dalam pemenuhan kesejahteraan
masyarakat karena akan menentukan kestabilan ekonomi, sosial, dan politik dalam suatu negara. Bahwa hidup mati sebuah bangsa ditentukan
kemampuan bangsa ini menyediakan kebutuhan pangan bagi rakyatnya. Pemenuhan kebutuhan pangan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia
yang merupakan negara kepulauan. Luas wilayah Indonesia secara
45 geografis menjadi penyebab adanya perbedaan kondisi tanah dan
kecocokan terhadap jenis-jenis tanaman termasuk tanaman pangan.
2. Kondisi Ketahanan Pangan Indonesia