63 belajar. Karya yaitu masyarakat yang menghasilkan tekhnologi dan
kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa atau karsa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang
sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah- kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti
tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya. Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya
membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai
nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga
tidak dapat lepas dari nilai-nilai budaya yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu
yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara
kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang
dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu
terikat pada kebudayaan tertentu.
2. Budaya Lokal dan Nasional
Pada hakekatnya budaya atau kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu budaya lokaldaerah dan budaya nasional. Yang dimaksud
dengan budaya lokaldaerah adalah suatu kebiasaan berlaku di suatu wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun-temurun dari
64 suatu generasi ke generasi berikutnya dalam ruang lingkup daerah
tersebut. Budaya lokaldaerah itu muncul pada saat penduduk dari suatu daerah telah mempunyai pola pikir dan kehidupan sosial yang sama.
Dengan pola itu lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan sehingga membedakan pola kehidupan mereka dengan penduduk daerah lain.
Budaya daerah sebenarnya sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak zaman kerajaan tempo dulu. Hal itu dapat dicermati dari cara
menjalani hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari bermacam-macam
budaya lokaldaerah tersebut maka terbentuklah apa yang disebut dengan Budaya Nasional. Dengan kata lain Budaya nasional adalah
gabungan dari budaya lokaldaerah yang ada di negara tersebut. Budaya lokaldaerah akan saling berinteraksi satu sama lain dan saling
mempengaruhi. Masing-masing
Budaya lokaldaerah mengalami
asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain dalam suatu negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara
tersebut. Contohnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 yang diikuti oleh perwakilan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, dapat
membulatkan tekad untuk menyatukan dan menyamakan persepsi bahwa bangsa Indonesia adalah satu. Walaupun bangsa kita terdiri dari
budaya yang berbeda di setiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya yang diabadikan dengan semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika”. Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah
“puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Munculnya pernyataan ini merujuk pada pandangan bahwa kesatuanlah yang harus semakin
diutamakan, sehingga ketunggalikaan lebih didahulukan daripada kebhinekaan. Di samping terdapat istilah kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional, juga terdapat istilah kebudayaan Indonesia. Kebudayaan
Indonesia adalah
seluruh kebudayaan
nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di
Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
3. Keragaman Budaya