85
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2017 sampai dengan 7 Maret 2017 dengan subjek penelitian guru-guru. Pengambilan data
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 2 Yogyakarta, SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 4 Yogyakarta, SMA Negeri 5 Yogyakarta,
SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 7 Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Negeri 10 Yogyakarta, dan
SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan jumlah populasi sebesar 603 dan jumlah sampel sebesar 141. Dikarenakan SMA Negeri 4 Yogyakarta menolak untuk
dijadikan responden maka dari 11 sekolah yang menjadi responden berubah menjadi 10 sekolah dengan jumlah populasi sebesar 552 dan sampel sebesar
133. Selain perubahan jumlah sekolah, jumlah populasi, dan jumlah sampel ada perubahan margin eror dari 5 menjadi 7,6. Dari 10 sekolah tersebut
peneliti telah menyebar 152 kuesioner untuk guru, dengan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 141 kuesioner, sebanyak 8 koesioner digugurkan
karena adanya responden yang mengisi koesioner tidak lengkap. Jadi, koesioner yang diisi dengan lengkap sebanyak 133 koesioner atau sebesar
24,09 dari populasi . Distribusi kuesioner guru dari 10 SMA Negeri se-Kota Yogyakarta
diilustrasikan pada tabel 4.1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Data Responden Penelitian Guru
Kemudian dalam bab ini akan disajikan analisis data yang menggunakan bantuan komputer dengan program
SPSS versi 22 for windows
serta pembahasan hasil penelitian. 1.
Deskripsi Responden a.
Berdasarkan Jenis Kelamin
Data responden guru berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel dibawah ini: Nama Sekolah
Jumlah Responden Persentase
Responden Jumlah
Populasi Jumlah
Kuesioner Kembali
SMA N 1 Yogyakarta 57
13 22,81
SMA N 2 Yogyakarta 65
20 30,77
SMA N 3 Yogyakarta 66
16 24,24
SMA N 5 Yogyakarta 57
16 28,07
SMA N 6 Yogyakarta 52
9 17,31
SMA N 7 Yogyakarta 51
11 21,57
SMA N 8 Yogyakarta 50
12 24
SMA N 9 Yogyakarta 42
9 21,43
SMA N 10 Yogyakarta 51
12 23,53
SMA N 11 Yogyakarta 61
15 24,60
Jumlah 552
133 24,09
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-Laki
49 36.8
36.8 36.8
Perempuan 84
63.2 63.2
100.0 Total
133 100.0
100.0
Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah responden guru berdasarkan jenis kelamin, dimana guru yang berjenis kelamin Perempuan lebih
banyak sebesar 84 guru atau sebesar 63,2 sedangkan guru yang berjenis Laki-Laki lebih sedikit daripada Laki-Laki yaitu sebanyak 49
guru atau sebesar 36,8. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden guru berjenis kelamin perempuan.
2. Deskripsi Variabel
a. Deskripsi kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pelaksanaan pembelajaran memiliki persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan
dalam RPP dan Silabus sebelum dilakukannya pelaksanaan pembelajaran. Yaitu diantaranya:
1 Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
2 Buku Teks Pelajaran
3 Pengelolaan kelas
4 Langkah-langkah Pembelajaran meliputi; kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegitan penutup. Untuk
mengetahui kecenderungan
implementasi proses
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 peneliti membuat lima kategori kecenderungan variabel proses pembelajaran, kategori tersebut
diperoleh setiap siswa berdasarkan jumlah skor dari 41 pernyataan dengan empat opsi jawaban kuesioner yang dipilih siswa, di mana skor
terendah adalah 41 dan skor tertinggi adalah 164. Penentuan skor untuk pernyataan positif yaitu; sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2,
sangat tidak setuju 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu; sangat tidak setuju 4, tidak setuju 3, setuju 2, sangat setuju 1.
Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan skor proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang tersaji pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi Variabel
Implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Sangat Baik 106 -124
60 45,1
Baik 92 - 105
65 48,9
Cukup 83 - 91
8 6,00
Tidak Baik 74 - 82
- -
Sangat Tidak Baik 31- 73
- -
Total 133
100
Pada tabel 4.3 diketahui bahwa dari 133 responden terdapat 60 45,1
guru memiliki
kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dengan kategori sangat baik,
terdapat 65 48,9 guru memiliki kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dengan ketegori baik, ada 8 6,00
guru memiliki
kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dengan ketegori cukup, dan tidak
ada guru
yang memiliki
kemampuan mengimplementasikan
Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dengan ketegori tidak baik
maupun sangat tidak baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 menurut persepsi guru se-
Kota Yogyakarta cenderung baik.
Tabel 4.4 Nilai-Nilai Statistika Variabel Kemampuan Mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013
Nilai Statistik Skor
Mean 104,25
Median 103,00
Mode 103
Std. Deviation 9,368
Minimum 89
Maximum 124
Kesimpulan tersebut diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tabel 4.4 yaitu
mean
dengan skor 104,25 masuk dalam kategori baik, standar deviasi sebesar 9,368,
median
dengan skor 103,00 masuk dalam kategori baik, dan
mode
dengan skor 103,00 masuk dalam kategori baik. Sedangkan skor minimum adalah 89 dan skor maksimumnya
adalah 124. Dengan demikian nilai-nilai statistika implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 tergolong baik. b.
Deskripsi Kesibukan Guru di Sekolah Dalam Uundang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 35 tentang
Guru dan Dosen, kesibukan guru meliputi kegiatan pokok dan tugas tambahan dengan beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap
muka dengan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 minggu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan pokok dan tugas tambahan guru, meliputi:
1 Merencanakan pembelajaran
2 Melaksanakan pembelajaran
3 Menilai hasil pembelajaran
4 Membimbing dan melatih peserta didik
5 Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
6 Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler
7 Melaksanakan tugas tambahan struktural dan tugas khusus
Untuk mengetahui kecenderungan kesibukan guru di sekolah peneliti membuat lima kategori kecenderungan variabel kesibukan guru
di sekolah, kategori tersebut diperoleh dari setiap responden berdasarkan jumlah skor dari 32 pernyataan dengan empat opsi jawaban
kuesioner yang dipilih responden, di mana skor terendah adalah 32 dan skor tertinggi adalah 128. Penentuan skor untuk pernyataan positif
yaitu, Sangat Setuju 4, Setuju 3, Tidak Setuju 2 dan Sangat Tidak Setuju 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu, Sangat Setuju
1, Setuju 2, Tidak Setuju 3 dan Sangat Tidak Setuju 4. Selanjutnya, peneliti akan menginterpretasikan skor standar penilaian
yang tersaji pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Kesibukan Guru di Sekolah
Kategori Interval Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 110
– 128 2
1,5 Tinggi
95 – 109
13 9,8
Sedang 86 - 94
26 19,5
Rendah 76
– 85 58
43,6
Sangat Rendah 32
– 75 34
25,6 Total
133 100
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 133 responden terdapat 2 1,5 guru memiliki kesibukan dengan kategori sangat tinggi, ada 13
9,8 guru memiliki kesibukan dengan kategori tinggi, ada 26 19,5 guru memiliki kesibukan dengan kategori sedang, ada 58 43,6 guru
memiliki kesibukan dengan kategori rendah, dan ada 34 25,6 guru yang memiliki kesibukan dengan kategori sangat rendah. Dapat
disimpulkan bahwa kesibukan guru-guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta tergolong rendah.
Tabel 4.6 Nilai-Nilai Statistika Variabel Kesibukan Guru
Nilai Statistik Skor
Mean 82,16
Median 81,00
Mode 76
Std. Deviation 10,912
Minimum 46
Maximum 128
Kesimpulan diatas diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tebel 4.6 yaitu
mean
dengan skor 82,16 masuk dalam kategori rendah, standar deviasi sebesar 10,912,
median
dengan skor 81,00 masuk dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kategori rendah, dan
modus
dengan skor 76 masuk dalam kategori rendah. Sedangkan skor minimum adalah 46 dan skor maksimumnya
adalah 128. Dengan demikian skor
mean, median
, dan
modus
masuk dalam kategori rendah yaitu interval 76-85. Dengan demikian nilai-nilai
statistika variabel kesibukan guru masuk dalam tergolong rendah. c.
Deskripsi Frekuensi Mengakses Internet Frekuensi menurut KBBI diartikan sebagai kekerapan. Selain itu
frekuensi juga berarti jumlah munculnya suatu kata atau bahasa dalam suatu teks. mengakses informasi melalui internet berarti jalan atau cara
untuk mencapai suatu berita atau informasi melalui suatu sistem jaringan computer internet.
Untuk mengetahui kecenderungan kesibukan guru peneliti membuat lima kategori kecenderungan variabel kesibukan guru,
kategori tersebut diperoleh dari setiap responden berdasarkan jumlah skor pernyataan dengan empat opsi jawaban kuesioner yang dipilih
responden, di mana skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 41. Penentuan skor untuk pernyataan positif yaitu, Sangat Setuju 4, Setuju
3, Tidak Setuju 2 dan Sangat Tidak Setuju 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu, Sangat Setuju 1, Setuju 2, Tidak Setuju 3
dan Sangat
Tidak Setuju
4. Selanjutnya,
peneliti akan
menginterpretasikan skor standar penilaian yang tersaji pada tabel
berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi Data Variabel Frekuensi Mengakses Internet
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 133 responden terdapat 4 3,0 guru memiliki frekuensi mengakses internet dengan kategori
sangat sering, ada 4 3,0 guru memiliki frekuensi mengakses internet dengan kategori sering, ada 6 4,5 guru memiliki frekuensi
mengakses internet dengan kategori cukup, ada 11 8,3 guru memiliki frekuensi mengakses internet dengan kategori jarang, dan ada
108 81,2 guru yang memiliki frekuensi mengakses internet dengan kategori sangat jarang. Dapat disimpulkan bahwa guru-guru SMA
Negeri se-Kota Yogyakarta memiliki frekuensi mengakses internet tergolong sangat jarang.
Tabel 4.8 Nilai-Nilai Statistika Frekuensi Mengakses Internet
Nilai Statistik Skor
Mean 12,62
Median 10,00
Mode 10
Std. Deviation 11,003
Minimum 1
Maximum 50
Kesimpulan diatas diperkuat dengan nilai-nilai statistika pada tebel 4.8 yaitu
mean
dengan skor 12,62 masuk dalam kategori sangat
Kategori Interval Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Sering 41
– 50 4
3,0 Sering
33 – 40
4 3,0
Cukup 28
– 32 6
4,5 Jarang
24 – 27
11 8,3
Sangat Jarang 1
– 23 108
81,2
Total 133
100,0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jarang, standar deviasi sebesar 11,003,
median
dengan skor 10,00 masuk dalam kategori sangat jarang, dan
modus
dengan skor 10 masuk dalam kategori sangat jarang. Sedangkan skor minimum adalah 1 dan
skor maksimumnya adalah 50. Dengan demikian skor
mean, median
, dan
modus
masuk dalam kategori rendah yaitu interval 1-23. Dengan demikian nilai-nilai statistika variabel frekuensi mengakses internet
tergolong sangat jarang. d.
Deskripsi Pangkat Golongan Guru Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya pada pasal 2, yang dimaksud
jabatan fungsional Guru adalah jabatan tingkat keahlian termasuk dalam rumpun pendidikan tingkat taman kanak-kanak, dasar, lanjutan, dan
sekolah khusus. Untuk mengetahui kecenderungan kesibukan guru peneliti
membuat lima kategori kecenderungan variabel kesibukan guru, kategori tersebut diperoleh dari setiap responden berdasarkan jumlah
skor pernyataan dengan empat opsi jawaban kuesioner yang dipilih responden, di mana skor 1 adalah golongan IIIa, Skor 2 adalah
golongan IIIb, Skor 3 adalah golongan IIIc, Skor 4 adalah golongan IIId, Skor 5 adalah golongan IVa dan Skor 6 adalah golongan IVb.
Selanjutnya, peneliti akan menginterpretasikan skor standar penilaian yang tersaji pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Deskripsi variabel Pangkat Golongan
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 133 responden terdapat 12 9,0 guru memiliki pangkat golongan IIIa, ada 24 18,0 guru
memiliki pangkat golongan IIIb, ada 17 12,8 guru memiliki pangkat golongan IIIc, ada 5 3,8 guru memiliki pangkat golongan IIId, dan
ada 69 51,9 guru yang memiliki pangkat golongan IVa, dan ada 6 4,5 guru yang memiliki pangkat golongan IVb. Dapat disimpulkan
bahwa guru-guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta memiliki pangkat
golongan guru IVa
B. Pengujian Hipotesis