Tabel 4.9 Deskripsi variabel Pangkat Golongan
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 133 responden terdapat 12 9,0 guru memiliki pangkat golongan IIIa, ada 24 18,0 guru
memiliki pangkat golongan IIIb, ada 17 12,8 guru memiliki pangkat golongan IIIc, ada 5 3,8 guru memiliki pangkat golongan IIId, dan
ada 69 51,9 guru yang memiliki pangkat golongan IVa, dan ada 6 4,5 guru yang memiliki pangkat golongan IVb. Dapat disimpulkan
bahwa guru-guru SMA Negeri se-Kota Yogyakarta memiliki pangkat
golongan guru IVa
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan
Chi- Square
dengan bantuan program SPSS
versi 22.0 for windows.
a. Hipotesis Pertama
1 Rumusan Hipotesis
H 1 = Tidak ada pengaruh kesibukan guru di sekolah terhadap
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Kategori Frekuensi
Persentase
IIIa 12
9,0 IIIb
24 18,0
IIIc 17
12,8 IIId
5 3,8
IVa 69
51,9 IVb
6 4,5
Total 133
100,0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta.
Ha1 = Ada pengaruh kesibukan guru di sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta.
2 Hasil Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis digunakan uji Chi-Square. Sebelum dilakukan uji Chi-Square terlebih dahulu disusun tabel kontigensi
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan
Pengaruh Kesibukan Guru di Sekolah terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri Se- Kota Yogyakarta
KesibukanGuru StandarProses Crosstabulation
StandarProses Total
Sangat Baik Baik
KesibukanGuru Tinggi Count 10
7 17
Expected Count 7.7
9.3 17.0
within KesibukanGuru
58.8 41.2 100.0
within StandarProses
16.7 9.6
12.8 Sedang Count
17 7
24 Expected Count
10.8 13.2
24.0 within
KesibukanGuru 70.8
29.2 100.0 within
StandarProses 28.3
9.6 18.0
Rendah Count 24
34 58
Expected Count 26.2
31.8 58.0
within KesibukanGuru
41.4 58.6 100.0
within StandarProses
40.0 46.6
43.6 Sangat
Rendah Count
9 25
34 Expected Count
15.3 18.7
34.0 within
KesibukanGuru within
StandarProses 26.5
15.0 73.5
34.2 100.0
25.6 Total
Count Expected Count
within KesibukanGuru
within StandarProses
60 60.0
45.1 100.0
73 73.0
54.9 100.0
133 133.0
100.0 100.0
Sebelum adanya pengabungan pada variabel kesibukan guru di sekolah terdapat 5 kategori yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan
sangat rendah, sedangkan pada variabel standar proses terdapat 5 kategori yaitu kategori sangat baik, baik, cukup, tidak baik dan sangat tidak baik. Setelah
diolah menggunakan SPSS
versi 22.0 for windows
variablel kesibukan guru di sekolah tetap menjadi 5 kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah. Sedangkan pada variabel standar proses berubah menjadi 3 kategori yaitu sangat bak, baik, dan cukup. Karena setelah diuji terdapat 7 sel yang
frekuensi harapannya kurang dari 5, maka dilakukan penggabungan kategori yang berdekatan. Setelah pengabungan dilakukan, variabel kesibukan guru di
sekolah berubah menjadi 4 kategori sedangkan pada variabel standar proses berubah menjadi 2 kategori. Penggabungan dilakukan dengan cara: pada
variabel kesibukan guru di sekolah kategori sangat tinggi diberi kode angka 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan kategori tinggi diberi kode angka 2 digabungkan dan diberi kode angka 1, kategori sedang diberi kode angka 2, kategori rendah diberi kode angka
3, dan kategori sangat rendah diberi kode angka 4. Pada variabel standar proses kategori sangat baik diberi kode angka 1, kategori baik diberi kode
angka 2 dan cukup diberi kode angka 3 digabungkan diberi kode angka 2 dengan kategori baik. Hasil penggabungan bisa di lihat pada tabel 4.10 di atas.
Tabel 4.11 Hasil Analisis
Chi-Square
Pengaruh Kesibukan Guru di Sekolah Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri Se- Kota Yogyakarta
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
12.801
a
3 .005
Likelihood Ratio 13.124
3 .004
Linear-by-Linear Association
9.715 1
.002 N of Valid Cases
133 a. 0 cells 0.0 have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7.67.
Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi
Pengaruh Beban Tugas Guru di Sekolah Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri Se- Kota Yogyakarta
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Phi .310
.005 Cramers V
.310 .005
Contingency Coefficient .296
.005 N of Valid Cases
133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada Tabel 4.12 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 12.801 df = 3 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 sehingga H
01
ditolak dan H
a1
diterima, yang artinya ada pengaruh kesibukan guru di sekolah terhadap kemampuannya dalam mengimplementasikan standar proses
pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh kesibukan guru di sekolah
terhadap kemampuannya dalam mengimplementasikan standar proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dilanjutkan
dengan melakukan perhitungan kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus
kontingensi C adalah sebagai berikut: C =
= 0,296 Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.12
Symmetric Measures
pada kolom
Contingency Coefficient
yaitu sebesar 0,296. Langkah selanjutnya membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan C
max
adalah sebagai berikut: C
max
= = 0,707
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,418 0,296 0,707. Maka kriteria rasio CC
max
koefisien. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kesibukan guru di sekolah terhadap
kemampuannya dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proseses Pembelajaran dapat diinterpretasikan sedang.
b. Hipotesis Kedua
1
Rumusan Hipotesis
: Tidak ada pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta.
: Ada pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta
2 Hasil Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis digunakan uji Chi-Square. Sebelum dilakukan uji Chi-Square terlebih dahulu disusun tabel kontigensi sebagai
berikut: Tabel 4.13
Tabel Kontigensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet terhadap Kemampuan
Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri se-Kota Yogyakarta
Frekuensi Mengakses Internet Kemampuan Menimplementasikan Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar_Proses Pembelajaran
Crosstabulation
StandarProses Total
Sangat Baik Baik
Frekuensi.Me ngakses.Intern
et Cukup
Count 8
6 14
Expected Count 6.3
7.7 14.0
within Frekuensi.Mengakses.
Internet 57.1
42.9 100.0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
within StandarProses
13.3 8.2
10.5 Sangat
Jarang Count
52 67
119 Expected Count
53.7 65.3
119.0 within
Frekuensi.Mengakses.I nternet
43.7 56.3 100.0
within StandarProses
86.7 91.8 89.5
Total Count
60 73
133 Expected Count
60.0 73.0
133.0 within
Frekuensi.Mengakses.I nternet
45.1 54.9 100.0
within StandarProses
100.0 100.0
100.0 Sebelum adanya pengabungan pada variabel frekuensi mengakses
internet terdapat 5 kategori yaitu kategori sangat sering, sering, cukup, jarang, dan sangat jarang, sedangkan pada variabel standar proses terdapat 5 kategori
yaitu kategori sangat baik, baik, cukup, tidak baik dan sangat tidak baik. Setelah diolah menggunakan SPSS
versi 22.0 for windows
variablel frekuensi mengakses internet menjadi 3 kategori, yaitu sangat sering, sering, dan cukup.
Sedangkan pada variabel standar proses berubah menjadi 3 kategori yaitu sangat bak, baik, dan cukup. Setelah diuji terdapat 11 sel yang frekuensi
harapannya kurang dari 5, maka dilakukan penggabungan kategori yang berdekatan. Setelah pengabungan dilakukan, variabel frekuensi mengakses
internet berubah menjadi 2 kategori sedangkan pada variabel standar proses berubah menjadi 2 kategori. Penggabungan dilakukan dengan cara: pada
variabel frekuensi mengakses internet kategori sangat jarang diberi kode angka 1, kategori jarang diberi kode angka 2 dan kategori cukup diberi kode
angka 3 digabungkan diberi kode angka 2 dengan kategori cukup. Pada variabel standar proses kategori sangat baik diberi kode angka 1, kategori
baik diberi kode angka 2 dan cukup diberi kode angka 3 digabungkan diberi kode angka 2 dengan kategori baik. Hasil penggabungan bisa dilihat pada tabel
4.13 di atas.
Tabel 4.14 Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet Terhadap Kemampuan
Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-
Kota Yogyakarta Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
2-sided Exact Sig.
2-sided Exact Sig.
1-sided Pearson Chi-Square
.915
a
1 .339
Continuity Correction
b
.452 1
.501 Likelihood Ratio
.910 1
.340 Fishers Exact Test
.401 .250
Linear-by-Linear Association
.908 1
.341 N of Valid Cases
133 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count
is 6.32. b. Computed only for a 2x2 table
Pada Tabel 4.14 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 0,915 df = 1 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,339 lebih besar dari 0,05 sehingga H
02
diterima dan H
a1
ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan guru dalam mengimplementasikan standar
proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
c. Hipotesis Ketiga
1 Rumusan Hipotesis
3 = Tidak ada pengaruh pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013.
= Ada pengaruh pangkat golongan guru terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013. 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis digunakan uji Chi-Square. Sebelum dilakukan uji Chi-Square terlebih dahulu disusun tabel kontigensi sebagai
berikut: Tabel 4.15
Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pangkat Golongan Guru Terhadap Kemampuan
Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri
Se-Kota Yogyakarta PangkatGolongan StandarProses Crosstabulation
StandarProses Total
Sangat Baik Baik
Pangkat Golongan
IIIa Count 2
10 12
Expected Count 5.4
6.6 12.0
within PangkatGolongan
16.7 83.3 100.0
within StandarProses 3.3
13.7 9.0
IIIb Count 9
15 24
Expected Count 10.8
13.2 24.0
within PangkatGolongan
37.5 62.5 100.0
within StandarProses 15.0
20.5 18.0
IIIc Count 13
9 22
Expected Count 9.9
12.1 22.0
within PangkatGolongan
59.1 40.9 100.0
within StandarProses 21.7
12.3 16.5
IVa Count 36
39 75
Expected Count 33.8
41.2 75.0
within PangkatGolongan
48.0 52.0 100.0
within StandarProses 60.0
53.4 56.4
Total Count
60 73
133 Expected Count
60.0 73.0
133.0 within
PangkatGolongan 45.1
54.9 100.0 within StandarProses
100.0 100.0 100.0 Sebelum adanya pengabungan pada variabel pangkat golongan guru
terdapat 6 kategori yaitu kategori IIIa, IIIb, IIIc, IIId, IVa, dan IVb. Sedangkan pada variabel standar proses terdapat 5 kategori yaitu kategori sangat baik,
baik, cukup, tidak baik dan sangat tidak baik. Setelah diolah menggunakan SPSS
versi 22.0 for windows
variablel pangkat golongan gurut tetap menjadi 6 kategori, yaitu kategori IIIa, IIIb, IIIc, IIId, IVa, dan IVb. Sedangkan pada
variabel standar proses berubah menjadi 3 kategori yaitu sangat bak, baik, dan cukup. Setelah diuji terdapat 10 sel yang frekuensi harapannya kurang dari 5,
maka dilakukan penggabungan kategori yang berdekatan. Setelah pengabungan dilakukan, variabel pangkat golongan guru berubah menjadi 4 kategori
sedangkan pada variabel standar proses berubah menjadi 2 kategori. Penggabungan dilakukan dengan cara: pada variabel pangkat golongan guru
kategori IIIa diberi kode angka 1, kategori IIIb diberi kode angka 2, kategori IIIc diberi kode angka 3 dan kategori IIId diberi kode angka 4
digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori IIIc, kategori IVa diberi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kode angka 5 dan kategori IVb di beri kode angka 6 digabungkan dan diberi kode angka 4. Pada variabel standar proses kategori sangat baik diberi kode
angka 1, kategori baik diberi kode angka 2 dan cukup diberi kode angka 3 digabungkan diberi kode angka 2 dengan kategori baik. Hasil penggabungan
bisa di lihat pada tabel 4.15 di atas.
Tabel 4.16 Hasil Analisis
Chi-Square
Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pangkat Golongan Terhadap Kemampuan Mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
6.472
a
3 .091
Likelihood Ratio 6.917
3 .075
Linear-by-Linear Association 3.316
1 .069
N of Valid Cases 133
a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.41.
Pada tabel 4.16 diketahui hasil
Chi-Square x
2
hitung sebesar 6.472 df = 3 dan nilai
Asymp. Sig
sebesar 0,091 lebih besar dari 0,05 sehingga H
02
diterima dan H
a2
ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh pangkat golongan guru terhadap kemampuan dalam mengimplementasikan standar
proses pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta.
C. Pembahasan Hasil Penelitian