positif dan signifikan status sekolah tempat guru mengajar terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah
Asymp.Sig.
= 0,268 α = 0,05
C. Kerangka Berpikir
Sebelum peneliti merumuskan hipotesis, peneliti membuat kerangka berfikit terlebih dauhulu:
1. Pengaruh postif kesibukan guru di sekolah terhadap kemampuan
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri se-
Kota Yogyakarta Dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mengatur tentang
Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 baru atau yang biasa disebut kurikulum 2013. Standar Proses adalah kriteria mengenai
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, maka standar proses ini digunakan sebagai pedoman dan acuan guru dalam
mempersiapkan pembelajaran di kelas. Kesibukan guru di dalam sekolah memiliki tugas pokok atau
kewajiban yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 satu jenis mata pelajaran saja, sesuai
dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Pasal 35 ayat 1 mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Pasal 35 ayat 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen menyatakan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1
satu minggu.Disamping itu, guru sebagai bagian dari manajemen sekolah, akan terlibat langsung dalam kegiatan manajerial tahunan sekolah. Sebagian
guru tidak hanya menjalankan tugas pokok sebagai guru melainkan ada tugas tambahan yang harus mereka kerjakan.
Semakin banyak kesibukan guru akan menambah dan memperbanyak pengalamannya bukan hanya tentang mengajar tetapi tentang tugas-tugas
lainnya di luar pembelajaran, secara otomatis hal ini akan membuat semakin banyak wawasan pengetahuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka peneliti menduga semakin banyak tingkat kesibukan
guru, semakin
tinggi kemampuannya
dalam dalam
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013, dan semakin sedikit kesibukan guru,
semakin sedikit pula wawasan yang dimiliki untuk memahami dan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tentang Standar Proses
Pembelajaran dalam kurikulum 2016.
2. Pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap implementasi
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013
Dalam Permendikbud mengatur tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 baru atau yang biasa disebut kurikulum 2013 edisi
revisi. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, maka standar proses ini digunakan sebagai pedoman dan acuan guru dalam
mempersiapkan pembelajaran di kelas. Frekuensi menurut KBBI diartikan sebagai kekerapan. Akses adalah
kemampuan untuk mendapatkan manfaat dari sesuatu atau hak untuk memperoleh sesuatu kekuasaan Ribot dan Peluso:2003. Internet adalah
hubungan koneksi satu komputer ke komputer lainnya diseluruh dunia melalui server dan router terdedikasi. mengakses internet adalah sebuah
kegiatan yang berkaitan dengan intraksi user dengan komputer yang terkoneksi akses internet bisa menggunakan bermacam-macam media
komputer pribadi, handpone, tv, dan lain-lain. Jadi, frekuensi mengakses internet yaitu seringnya guru melakukan kegaiatan untuk mendapatkan
manfaat dan informasi dari penggunaan jaringan internet. Dari devinisi di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi mengakses
internet merupakan suatu cara yang digunakan guru dalam mencari informasi guna membantunya dalam kelancaran proses pembelajaran.
Melihat adanya perubahan kurikulum, mengakse internet merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantunya dalam kelancaran
proses pembelajaran. Karena dengan mengakses intenet guru dapat dengan mudah mencari informasi bahkan dapat mempercepat pencarian informasi
sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menduga bahwa semakin tingginya frekuensi guru dalam mengakses
intenet, semakin
tinggi kemampuan
guru tersebut
dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013. Sebaliknya, semakin rendahnya frekuensi guru dalam mengakses intenet, maka semakin rendah
pula kemampuannya dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum
2013. 3.
Pengaruh pangkat golongan terhadap implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural
Presiden Republik Indonesia pada Bab 1 pasal 1 tentang Ketentuan Umum menjelaskan bahwa jabatan adalan kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka suatu satuan organisasi. Jadi pangkat golongan berarti tingkat
kedudukan seseorang Pegawai Negeri Sipil yang meiliki tingkat jabatan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang.
Seorang guru yang memiliki pangkat golongan tinggi memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang yang besar. Selain itu juga, guru yang
memiliki pangkat golongan tinggi memiliki wawasan serta pengetahuan yang banyak ketimbang guru yang memiliki pangkat golongan rendah. Dari
penjelasan di atas, peneliti menduga bahwa semaikin tinggi pangkat golongan,
akan semakin
tinggi pula
kemampuannya dalam
mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 edisi revisi.
Sebaliknya, semakin rendah pangkat golongan guru, semakin rendah juga kemampuannya mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pembelajaran dalam kurikulum 2013 edisi revisi.
D. Rumusan Hipotesis