Proses Terbentuknya Opini Publik

2. Sedikit banyaknya mendapat dukungan dari sejumlah orang. 3. Dalam pendapat umum orang menyatakan persetujuan atau tidak setuju terhadap suatu situasi, kejadian atau peristiwa. 4. Pendapat umum merupakan kesatuan perasaan emosi dan akal, karenanya pendapat mudah berubah, misalnya dari setuju menjadi tidak setuju. 5. Pendapat umum dapat dibentuk dan karena pendapat atau opini itu bukan suatu fakta maka belum tentu benar. 6. Pendapat umum mungkin sekali dilakukan dengan timbulnya suatu aksi, misalnya demonstrasi atau unjuk pendapat. 7. Terbentuknya pendapat umum selalu memulai diskusi sosial. Pendapat lain mengatakan inti dari pendapat umum adalah Sastropoetro, 1987: 54: a. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial. b. Adannya puiblik yang secara spontan terpikat kepada masalah tersebut, melibatkan diri ke dalamnya, dan berusaha memberikan pendapatnya. c. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik. d. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan.

2.1.2 Proses Terbentuknya Opini Publik

Opini publik terbentuk oleh adanya aktifitas komunikasi yang bertujuan mempengaruhi orang atau pihak lain persusasif. Dalam prosesnya terjadi hubungan transaksional antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Proses ini tidak jarang menggunakan cara-cara penekanan coersive, agitasi provokasi, maupun ancaman-ancaman intimidasi. Konflik terjadi ketika Panuju, 2002: 21 : 1. Kosensus tidak tercapai. 2. Proses adaptasi satu sama lain tidak terpennnuhi. 3. Modifikasi atau kombinasi sulit dilakukan. Pada awalnya pembicaraan berjalan tenang, tetapi lambat laun tanpa disadari mereka terlibat dalam diskusi. Masing-masing mengemukakan pandangan sehingga timbul saling melemparkan argumentasi yang tujuannya ingin mengemukakan suatu penyelesaian. Pembicaraan yang tenang menjadi panas, dimana mereka berfikir dalam konteks kerangka pengetahuan dan pengalaman yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka miliki. Pendapat– pendapat yang saling dipertukarkan akan menghasilkan masukan yang beragam dan simpang siur, yang lambat laun akan tampak jelas arah pembicaraan yang bersangkutan, dan pada tahap akhir pembicaraan meuju kepada satu pikiran yang bulat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan terdapat tiga tahap pembicaraan sebagai berikut Sastropoetro, 1990:109; Tahap I Masukan yang masih semrawut. Tahap II Tahap pembicaran mulai terarah, mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu. Tahap III Tahap dimana pendapat telah menyatu, bulat dan kuat. Pendapat yang terbentuk itu tidak ditentang lagi oleh orang-orang yang berada dalam kelompok tersebut. Seterusnya publik itu bubar dan membicarakan masalah lain. Pendapat yang telah dinyatakan dan dipertentangkan itulah yang disebut pendapat umum atau opini publik. Menurut Hannesy dalam Hannesy, 1984:4-8 ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam proses pembentukan pendapat umum, yaitu : 1. Adanya isu presence of an issue Yang dimaksud dengan isu adalah situasi yang kontemporer dimana mungkin terdapat ketidaksepakatan. Jadi, ada unsur kontroversial didalamnya. 2. Hakekat masyarakat the nature of publics Suatu isu yang menyangkut kepentingan umum, bahwa harus ada satu kelompok orang yang dapat dikenaldilihat dan menaruh perhatian terhadap isu tersebut. 3. Kompleks preferensi masyarakat Hal ini menyangkut totalitas pendapat anggota publik tentang suatu isu. Termasuk didalamnya adalah setuju atau tidak setuju terhadap saran–saran bagi pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan isu tersebut. 4. Ekspresi pendapat expression of opinion Ekspresi ini merupakan reaksi terhadap isu yang ada. Kata-kata yang diucapkan atau dicetak merupakan bentuk yang paling biasa dari ekspresi pendapat. Tetapi sewaktu-waktu gerak-gerik, kepalan tangan atau kerumunan orang yang berteriak-teriak juga sudah merupakan ekspresi pendapat. 5. Jumlah orang terlibat Masalah jumlah ini dirangkum dalam ungkapan ‘sejumlah orang penting’ a significant members of person, dengan maksud untuk mengesampingkan isu- isu kecil dan pernyatan yang tidak perlu dari individu yang sifatnya pribadi. Jadi sekelompok manusia berkepentingan terhadap hal-hal yang sifatnya personal atau pribadi tidak dapat menjadi apa yang disebut publik dalam opini publik atau pendapat umum.

2.1.3 Kekuatan Opini Publik