Orator Kerumunan Massa Ekspresi Opini Publik

2.1.4 Ekspresi Opini Publik

Masyarakat mempunyai cara-cara tertentu agar pendapatnya diketahui orang lain atau diterima oleh pengambil kebijakan. Dengan demikian pendapat umum umrnya amat tua, meskipun baru abad 18, pendapat umum mendapat tempat penting dalam kekuasaan. Di sini diterima dan mampu mempengaruhi kebijakan dan kekuasaan sehingga apa yang difikirkan masyarakat menjadi penting untuk diketahui. Ekspresi untuk menyatakan pendapat umum itu berbeda-beda dari satu masa ke masa lain, bergantung pada bagaimana paham demokrasi yang muncul, kemajuan teknologi yang menentukan bagaimana pendapat itu disuarakan. Berikut digambarkan berbagai teknik dalam mengekspresikan pendapat umum Eriyanto, 1999: 6-13:

1. Orator

Orator merupakan teknik ekspresi pendapat umum tertua. Ini terjadi ketika jumlah orang sedikit dan mempunyai pemerintahan sendiri sehingga pendapat semua anggota masyarakat dapat diketahui. Di era ini hadir pertemuan kota limitred town meeting yang membahas bebagai persoalan di dalam masyarakat. Demokrasi bersifat langsung, dimana mereka yang hadir mewakili diri mereka masing-masing. Retorika atau pidato adalah teknik yang paling uatama untuk menyampaikan gagasan atau pendapat. Penadapat seseorang kemudian ditanggapi bersama-sama. Orator dan retorika adalah kekuatan untuk memobilisasi massa untuk berkumpul dalam satu tempat. Kemenangan suatu gagasan sering kali diukur dari kepandaian orang untuk berbicara, menyampaikan gagasan dan membujuk orang lain. Teknik retorika semacam ini runtuh oleh sebuah perkembangan yang dramatis. Seiring perkembangan transportasi orang semakin terbuka dengan dunia luar, sehingga pengetahuan semakin berkembang.

2. Kerumunan Massa

Meskipun lahirnya cetakan membawa perubahan besar, tapi masalahnya adalah belum semua orang dapat membaca dan mempunyai akses untuk koran dan buku. Maka di akhir abad 17-an kerumunan massa masih merupakan suatu metode yang dominan. Di sini aktor-aktor politik masih menggunakan kerumunan massa sebagai suatu metode untuk mengetahui apa yang diinginkan publik. Para aktor politik menggunakan kerumunan itu, dengan alasan: a. mereka mendapatkan dukungan dari perorangan dan dari khalayak ramai, b. mereka mengharapkan efek berantai dimana seseorang dari khalayak mengajak pemilih lainnya untuk juga memberikan suaranya. Mereka juga ingin membuat kesan tampak populer bagi mereka yang berada di luar khalayak tersebut, c. khalayak ramai memberikan umpan balik, memberikan mereka kesempatan untuk mengerti bagaimana seharusnya mereka bertindak. d. suatu khalayak ramai “menciptakan” peristiwa politis sehingga koran akan suka meliputnya secara lengkap dan melaporkan tanggapan-tanggapan yang menguntungkan.

3. Ruang Diskusi