51 Titik impas penjualan mengalami peningkatan dan analisis trend
memprediksi bahwa titik impas akan terus mengalami peningkatan. Dalam analisis CVP perkembangan titik impas unit BEP unit dan titik impas penjualan
BEP Rp menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk periode selanjutnya agar perusahaan tetap berada pada posisi aman dan tidak mengalami penurunan
penjualan terus menerus.
4.6 Analisis CVP
Analisis CVP sangat bermanfaat bagi manajemen dalam melakukan kegiatan perencanaan, yaitu sebagai suatu teknik analisa yang dapat
menghubungkan variabel-variabel yang terdiri dari biaya dan volume kegiatan dengan tingkat laba perusahaan. Setelah melihat tren yang terjadi seperti tren
penjualan, laba, dan titik impas perusahaan, maka dapat diketahui perkembangan perusahaan selama lima bulan terakhir. Selama lima bulan ini yaitu dari bulan Mei
2011 sampai September 2011 penjualan dan laba perusahaan mengalami peningkatan hingga bulan Juli, tetapi mulai mengalami penurunan saat menginjak
bulan Agustus. Begitupula yang terjadi dengan tren titik impas yang terjadi selama lima bulan, titik impas mengalami peningkatan, sehingga mendorong
perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya agar tetap berada diatas posisi impas dan menghindari kerugian.
Perusahaan harus membuat perencanaan untuk bulan Oktober 2011, dimana perusahaan mengharapkan penjualannya meningkat dan tidak semakin menurun
dan titik impas yang tidak tinggi. Dengan menggunakan analisis CVP perusahaan dapat membuat beberapa alternatif untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan
titik impas yang rendah. Dari beberapa hasil analisis CVP yang sudah dilakukan, maka akan dipilih
cara mana yang dianggap paling rasional dan sesuai yang dapat dilakukan oleh PD. Alam Lestari sesuai dengan kondisi perusahaan dan kondisi pasar yang ada.
Pada bulan Oktober 2011 perusahaan menginginkan penjualan dan labanya kembali meningkat, sehingga ada tiga alternatif yang akan dianalisis agar laba
perusahaan meningkat dengan titik impas rendah. Alternatif ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dengan perusahaan.
52 Beberapa alternatif tersebut dapat dibuat skenario oleh perusahaan dengan
parameter yang telah ditentukan untuk menganalisis CVP. Berikut alternatif skenario yang disajikan pada Tabel 33.
Tabel 33. Tabel Alternatif Skenario Analisis CVP
Skenario Parameter
A B
C
1. Harga Jual Naik 5
Tetap Naik 5
2. Volume Penjualan Tetap
Naik 10 Tetap
3. Biaya Tetap Tetap
Tetap Turun 15
Dari Tabel 33 dapat diketahui tiga alternatif yang dapat digunakan dan dipilih alternatif terbaik agar penjualan dapat mencapai laba maksimal dari bulan
sebelumnya untuk bulan Oktober 2011. Alternatif yang dibuat untuk bulan Oktober 2011 adalah:
1. Menaikkan harga jual 5 dan volume penjualan tetap 2. Menaikkan volume penjualan 10 dan harga jual tetap
3. Menurunkan biaya tetap 15 dan menaikkan harga jual 5 Anggaran biaya dan penjualan untuk bulan Oktober 2011 diasumsikan sama
dengan bulan September 2011. Dengan asumsi biaya dan penjualan sama dengan bulan September 2011, maka analisis CVP dari alternatif skenario yang mungkin
digunakan untuk bulan Oktober 2011 agar mendapat laba maksimal dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Analisis CVP Untuk Mencapai Laba Maksimal
Jenis Produk
Penjualan Menaikkan
harga jual 5 dan
volume penjualan
tetap A Menaikkan
volume penjualan
10 dan harga jual
tetap B Menurunkan
biaya tetap 15 dan
menaikkan harga 5 C
Penjualan
SKB 300 gr 500 kotak Rp 16.000 = Rp 8.000.000
8.400.000 8.800.000
8.400.000 SKB 200 gr
250 kotak Rp 10.500 = Rp 2.625.000 2.756.250
2.887.500 2.756.250
SKI 600 kotak 12.000 = Rp 7.200.000
7.560.000 7.920.000
7.560.000 BMG
900 kotak 24.000 = Rp 21.600.000 22.680.000
23.760.000 22.680.000
Total Penj Rp 39.425.000 Rp41.396.250
43.367.500 Rp41.396.250
B.Variabel
SKB 300 gr 500 ktk Rp 5.632 = Rp 2.815.950
2.815.950 3.097.600
2.815.950 SKB 200 gr
250 ktk Rp 6.751= Rp 1.687.750 1.687.750
1.856.525 1.687.750
SKI 600 ktk Rp 3.305 = Rp 2.478.600
2.478.600 2.181.300
2.478.600 BMG
900 ktk Rp 6.263 = Rp 6.263.050 6.263.050
6.200.370 6.263.050
Tot.Bi Var Rp 13.245.350 Rp13.245.350
13.335.795 Rp13.245.350
53
Lanjutan. Tabel 34
CM Rp 26.179.650 Rp28.150.900
30.031.705 28.150.900
Biaya Tetap Rp 3.508.366
Rp 3.508.366 3.508.366
3.337.628 Laba
Rp 22.512.134 Rp24.642.534
26.523.339 24.813.272
BEP Rp 5.831.002
Rp 5.159.362 Rp5.084.588 Rp4.908.276
Pada tabel 34 menjelaskan bahwa setiap alternatifnya mengahasilkan laba dan titik impas yang berbeda-beda. Semua hasil yang didapatkan dari ketiga
alternatif tersebut akan dipilih sebagai langkah perencanaan perusahaan terutama untuk bulan Oktober 2011. Akan diplih salah satu dari ketiga alternatif yang dapat
menghasilkan laba maksimal dan titik impas yang rendah. Besarnya persentase perubahan harga, volume kegiatan, dan biaya tetap didapat dari hasil wawancara
dengan pihak yang perusahaan. Berikut rekap hasil studi menurut skenario alternatif CVP yang disajikan pada Tabel 35.
Tabel 35. Rekap Hasil Studi Menurut Skenario Alternatif CVP Alternatif Skenario CVP
Hasil Skenario Laba
BEP
1.
Menaikkan harga jual 5 dan volume penjualan tetap A
Rp 24.642.534 Rp 5.159.362
2. Menaikkan volume penjualan 10 dan harga jual tetap B
Rp 26.523.339 Rp 5.084.588
3. Menurunkan biaya tetap 15 dan menaikkan harga 5 C
Rp 24.813.272 Rp 4.908.276
Ketiga hasil studi menurut skenario alternatif CVP tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Menaikkan harga jual 5 dan volume penjualan tetap Perusahaan memang berencana ingin menaikkan harga jual semua
produknya, hal ini dikarenakan pertimbangan terhadap cepat berubahnya biaya bahan baku langsung masing-masing produk. Perusahaan tidak ingin menaikkan
harga tinggi, karena dikhawatirkan akan menurunkan penjualan. Harga jual yang dinaikkan 5 diharapkan mampu menaikkan penjualan dan laba perusahaan.
Keinginan menaikkan harga 5 masih dalam tahap wajar dan masih dapat diterima oleh konsumen, karena harga yang ditetapkan PD. Alam Lestari masih
berada dibawah harga para pesaingnya. Pada bulan Oktober 2011 volume penjualan direncanakan tidak ditambahkan, namun harga jual dinaikkan, sehingga
menghasilkan total penjualan sebesar Rp 41.396.250 dengan laba sebesar Rp
54 24.642.534. Titik impas yang diperoleh dari alternatif pertama ini sebesar Rp
5.159.362. 2. Menaikkan volume penjualan 10 dan harga jual tetap
Alternatif kedua untuk mencapai laba maksimal dari penjualan sebelumnya untuk bulan Oktober 2011 adalah dengan menaikkan volume penjualan 10
dengan harga jual tetap. Dengan bertambahnya volume penjualan, berarti bertambah pula biaya variabelnya. Menaikkan volume penjualan 10 dilakukan
karena perusahaan ingin melihat perubahan laba ketika volume penjualan dtambah. Dengan ditambahnya volume penjualan, maka perusahaan harus
memperluas penjualannya ke pasar baru. Alternatif kedua ini menghasilkan laba sebesar Rp 26.523.339 dengan titik impas sebesar Rp 5.084.588.
3. Menurunkan biaya tetap 15 dan menaikkan harga 5 Dengan menurunkan biaya tetap diharapkan dapat menurunkan titik impas
pada bulan Oktober 2011. Ada beberapa komponen biaya tetap yang diturunkan sebesar 15, yaitu biaya telepon, biaya fotocopy, dan biaya perbaikan dan
perawatan mesin. Komponen biaya tetap yang diturunkan merupakan biaya-biaya yang masih dapat diminimalisasikan oleh perusahaan. Perusahaan harus bisa
mengelola biaya tetap agar tidak terlalu besar berpengaruh terhadap laba. Menurunkan biaya tetap dan menaikkan harga jual perusahaan menghasilkan laba
sebesar Rp 24.813.272 dengan titik impas Rp 4.908.276. Semua alternatif yang telah dibuat sebagai rencana pencapaian laba
maksimal untuk bulan Oktober 2011 dapat dipilih oleh perusahaan, dimana alternatif tersebut dapat memberikan laba melebihi penjualan sebelumnya dan titik
impas yang rendah. Dari semua alternatif yang telah dibuat, alternatif yang dapat diambil dan dijadikan alternatif terbaik adalah alternatif kedua. Alternatif kedua
yaitu menaikkan volume penjualan 10 dengan harga jual tetap mampu menghasilkan laba tertinggi diantara alternatif lainnya. Semua alternatif yang
telah dibuat sebenarnya dapat dijadikan pilihan oleh perusahaan, karena laba ketiga alternatif melebihi laba penjualan sebelumnya, tetapi perusahaan mencari
alternatif yang dapat menghasilkan laba maksimal yaitu alternatif kedua dengan laba sebesar Rp 26.523.339 dengan titik impas lebih rendah dari penjualan
sebelumnya sebesar Rp 5.084.588.
55
4.8 Implikasi Manajerial