14 4. Model Trend S-Curve
Model trend pertumbuhan secara ekponensial akan membentuk pola data dengan model seperti huruf “S”
Menurut Santoso 2009 menghitung kesalahan peramalan sering pula disebut dengan menghitung ketepatan pengukuran. Dalam praktek ada beberapa alat ukur
yang sering digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi: - MAPE Mean Absolute Persentage Error
- MAD Mean Absolute Deviation - MSDMSE Mean Squared Deviation Mean Squared Error
Minitab dan sejumlah besar software menggunakan ketiga ukuran kesalahan prediksi popular ini.baik minitab atau software forecasting lainnya hanya
mencantumkan nilai ketiga tersebut berasal. Namun baik pengukuran dilakukan MAD, MSD, atau MAPE, kriteria digunakan sederhana, semakin kecil nilai ketiga
alat ukur trsebut makin baik metode forecasting yang digunakan.
2.6 Penelitian Terdahulu
Dalam Laporan Anastasia Renny F 2006 yang berjudul “Penerapan Cost- Volume-Profit Analysis dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba tahun 2006
pada PT. X” , menjelaskan bahwa Perencanaan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan karena merupakan tahap awal dari kesuksesan
suatu perusahaan. Salah satu perencanaan yang paling penting adalah perencanaan laba, karena laba dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang nantinya
dapat digunakan sebagai kekuatan dalam bersaing dengan perusahaan lain. Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh perusahaan,
diantaranya adalah faktor besarnya biaya yang dikeluarkan, harga jual dan juga besarnya volume penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan. Kaitan yang erat
antara biaya, volume penjualan dan besarnya laba perusahaan sering disebut analisis biaya volume- laba atau Cost-Volume-Profit CVP Analysis, dan salah
satu bentuk analisis CVP yang populer adalah metode titik impas Break Even Point Analysis. Dari laporannya total biaya operasional tiap tahunnya berbeda-
beda sehingga nilai BEP nya pun ikut berbeda. Agar perusahaan mencapai nilai BEP, maka dilakukan analisis CVP, dengan alternative menaikkan harga jual
produk, meningkatkan volume penjualan, dan menaikkan volume penjualan.
15 Alternatif ini dapat memberikan pertimbangan dalam penetapan strategi penjualan
untuk tahun periode 2007. Dalam Laporan Wury Wulansari 2011 dengan judul “Penerapan Cost-
Volume-Profit Analysis dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery” menjelaskan bahwa, dengan CVP dapat diketahui jenis produk mana
yang dapat memberikan keuntungan terbesar dan keuntungan terkecil dari beberapa jenis produk yang dijual. Selain itu, Ka Nung Bakery masih berada di
atas titik impas selama peiode Desember 2010, sehingga Ka Nung Bakery mengalami keuntungan.
Suliani Tandrayuana 2003 “Penerapan cost volume profit dalam pengambilan keputusan mengenai titik impas dan produk yang menguntungkan
pada PT. X di Jakarta” menjelaskan, PT. X mengalami kesulitan untuk mengetahui volume penjualan yang harus terjual agar tidak mengalami kerugian
dan mengetahui produk yang mendatangkan keuntungan terbesar dan terkecil. Dengan demikian PT. X merasa perlunya alat bantu yang dapat memberi
informasi yang tepat dalam pengambilan keputusan. Analisa cost, volume, profit CVP adalah analisa untuk pengambilan keputusan yang menekankan hubungan
antara biaya, unit yang terjual dan harga jual. Dengan analisa CVP diketahui volume penjualan yang harus terjual agar mencapai keadaan impas dan produk
yang mendatangkan keuntungan terbesar dan terkecil di PT. X di Jakarta tersebut.
16
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
PD. Alam Lestari adalah salah satu UKM di Tasikmalaya yang memproduksi susu bubuk sari kedelai, serbuk kunyit, dan bawang merah goreng
dengan merk Maureen. Memiliki tujuan mendapatkan laba yang maksimal, PD. Alam Lestari akhirnya memproduksi tiga jenis produk yang sebelumnya hanya
memproduksi satu produk saja, yaitu serbuk kedelai. Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk menilai sukses tidaknya
manajemen suatu perusahaan adalah besarnya laba yang bisa diperolehnya. PD. Alam Lestari yang awalnya hanya memproduksi serbuk kedelai menjadi tiga
produk yang diproduksi membuat UKM ini harus lebih memperhatikan tiga faktor dalam menentukan besarnya laba, yaitu biaya, harga jual produk, dan besarnya
volume penjualan. Biaya, harga jual produk, dan besarnya volume penjualan saling berkaitan
satu sama lain. Jika biaya untuk memproduksi tinggi, maka harga jual akan ikut tinggi. Dengan harga jual yang tinggi, perusahaan pun akan menghasilkan laba
yang tinggi, namun perlu berhati-hati dalam menetapkan harga jual. Harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, dengan harga jual yang tinggi
kemungkinan konsumen berpikir ulang dalam membelinya, sehingga volume penjualan pun akan sedikit.
Ketika UKM ini memiliki lebih dari satu produk, pemilik akan dihadapkan pada pilihan komposisi produk yang akan dijual untuk mendapatkan laba
maksimum. Perlu adanya perencanaan dalam merumuskan hubungan antara biaya, volume penjualan, dan harga jual, agar UKM PD. Alam Lestari memperoleh laba
setinggi-tingginya. Salah satu cara untuk membantu UKM PD. Alam Lestari yaitu dengan
menggunakan metode Breakeven Point Titik Impas untuk multiple product dalam merencanakan dan mengendalikan operasi yang berhubungan dengan
biaya, volume penjualan, dan harga jual. Setelah melihat titik impas, selanjutnya dapat melakukan analisis Cost-Volume- Profit CVP untuk mengambil keputusan