17
pengabuan sempurna abu berwarna putih. Setelah didinginkan dalam desikator, lalu beratnya ditimbang sampai konstan. Perhitungan :
Kadar abu = b – c x 100
a Keterangan:
a = berat contoh sebelum diabukan g b = berat contoh ditambah cawan sesudah diabukan g
c = berat cawan kosong g 3.4.5 Analisis kadar lemak AOAC 2007
Sampel sebanyak 0,5 gram ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring sebagai pelindung dan diletakkan pada alat ekstraksi soxhlet yang dipasang di atas
kondensor serta labu lemak di bawahnya. Pelarut heksana dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan dan
dilakukan refluks selama minimal 16 jam sampai pelarut turun kembali ke dalam labu lemak. Pelarut di dalam labu lemak didestilasi dan ditampung. Labu lemak
yang berisi lemak hasil ekstraksi kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 5 jam. Labu lemak kemudian didinginkan dalam desikator selama 20-30 menit dan ditimbang. Kadar lemak dapat dihitung berdasarkan rumus:
Lemak =
100 g
sampel Berat
lemak Berat
x g
Berat lemak = berat labu + lemak – berat labu
3.4.6 Analisis kadar protein AOAC 2007
Analisis kadar protein dilakukan dengan metode kjeldahl. Sampel sebanyak 0,1 gram dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. Kemudian
ditambahkan K
2
SO
4
1,9 gram, H
2
SO
4
2,5 ml serta beberapa tablet kjeldahl. Sampel dididihkan sampai berwarna jernih sekitar 1-1,5 jam; didinginkan dan
dipindahkan ke alat destilasi, lalu dibilas dengan air sebanyak 5-6 kali dengan akuades 20 ml dan air bilasan tersebut juga dimasukkan dalam wadah yang
terdapat di bawah kondensor dengan ujung kondensor terendam di dalamnya. Dalam tabung destilasi ditambahkan larutan NaOH 40 sebanyak 20 ml. Cairan
dalam ujung kondensor ditampung dengan erlenmeyer 125 ml berisi larutan H
3
BO
3
dan 3 tetes indikator campuran metil merah 0,2 dalam alkohol dan
18
metilen biru 0,2 dalam alkohol dengan perbandingan 2:1 yang diletakkan di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh kira-kira 200 ml destilat
yang bercampur dengan H
3
BO
3
dan indikator dalam erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah.
Kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
100 sampel
Bobot fp
x 14,007
x N
BM x
NHCl x
VHCl Nitrogen
x
Protein = N x Faktor konversi Faktor konversi = 6,2
3.4.7 Analisis kadar karbohidrat AOAC 2007
Analisis karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak, sehingga
kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangannya. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya. Analisis karbohidrat
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein
3.4.8 Kadar vitamin C
Kandungan vitamin C ditentukan dengan cara titrasi iod. Sebanyak 10 ml konsentrat diambil, ditetesi indikator pati sebanyak 2-3 tetes dan dititrasi
menggunakan larutan iod 0,01 N. Titik akhir ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru. Tiap ml iod ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Kadar
vitamin C dalam produk dihitung dengan rumus:
Vitamin C = ml iod x Normalitas I2 x 0,88 x FP x100 ml sampel
19
3.4.9 Kadar kalsium Apriantono, et al. 1988