Struktur Ekonomi Sumbawa Barat dengan dan Tanpa Pertambangan

5.2. Struktur Ekonomi Sumbawa Barat Setelah Transformasi dari Berbasis

Pertambangan ke Sumberdaya Lokal Terbarukan dan Sektor Non Pertambangan

5.2.1. Struktur Ekonomi Sumbawa Barat dengan dan Tanpa Pertambangan

Setelah dilakukan simulasi dengan mengkonstruksi tabel input-ouput Sumbawa Barat tahun 2007 dengan menjadikan tabel interregional input–output NTB 2005 sebagai proyeksi untuk perkembangan struktur perekonomian Sumbawa Barat mirip perkembangan perekonomian NTB dengan struktur sektor ekonomi yang sama jumlah dan detilnya maka diperoleh Tabel input output baru yang terdiri dari 20 sektor sebagai hasil simulasi. Lampiran 4 dan 5 adalah tabel input-output Sumbawa Barat dan NTB yang terdiri dari 20 sektor tahun 2009 sebagai hasil simulasi. Apabila tambang Newmont diasumsikan habis tahun 2009 maka sektor strategis yang dapat dikembangkan di Sumbawa Barat dari lima sektor dengan nilai terbesar secara berurutan yakni pertanian 33,60 , perdagangan, hotel dan restoran 20,97 , bangunan 17,16 , jasa-jasa 14,17 serta pengangkutan dan komunikasi 10,05. Tabel 24 menunjukkan perbandingan PDRB dengan dan tanpa tambang. Tabel 24. Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Sumbawa Barat ADHK 2000- 2006 dan Simulasi Struktur Ekonomi PDRB 2009 dengan dan Tanpa Tambang No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Input- Output Simulasi 2009 dengan Tambang Input- Output Simulasi 2009 tanpa Tambang 1. Pertanian 3,23 2,24 2,73 2,85 1,81 1,71 1.75 1.68 33.60 2. Pertambangan dan Penggalian 92,30 94,17 93,28 92,71 95,24 95,26 95.03 95.01 3. Industri Penggolahan 0,24 0,18 0,20 0,23 0,15 0,14 0.14 0.13 2.68 4. Listrik, Gas Air Bersih 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0.02 0.04 0.80 5. Bangunan 0,88 0,66 0,78 0,86 0,58 0,58 0.63 0.86 17.16 6. Perdagangan, Hotel Restoran 1,54 1,20 1,40 1,58 1,02 1,05 1.11 1.05 20.97 7. Pengangkutan Komunikasi 0,87 0,64 0,81 0,87 0,58 0,65 0.69 0.50 10.05 8. Keu. Persewaan Jasa Preusan 0,21 0,15 0,18 0,20 0,14 0,14 0.15 0.03 0.58 9. Jasa-Jasa 0,70 0,53 0,60 0,67 0,46 0,45 0.48 0.71 14.17 10. PDRB Total juta rp 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : PDRB dan Input-Output diolah, 2009 84 5.2.2. Keterkaitan Antar Sektor yang dapat dikembangkan untuk Sumberdaya Lokal Terbarukan dan Sektor Non Pertambangan Lainnya A. Keterkaitan Langsung Kebelakang Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal yang dapat mendorong permintaan demand driven dalam jangka pendek, menengah dan panjang menurut rangking nilai indeks keterkaitan langsung kebelakang yang besar justru bukan pertambangan pertambangan sebagai batas ranking indeks melainkan sektor terbarukan seperti peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian padi, pertanian pangan lainnya. Sedangkan sektor non tambang lainnya yang dapat dikembangkan adalah industri makanan dan minuman, hotel dan restoran, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, lembaga keuangan, komunikasi, angkutan darat serta jasa-jasa lainnya. Ringkasan rangking indeks keterkaitan langsung kebelakang ditunjukkan pada Tabel 25 dibawah ini. Tabel 25. Ringkasan Rangking Indeks Keterkaitan Langsung Kebelakang Ranking No Sektor Sektor Indeks Keterkaitan Langsung Kebelak ang 1 8 Industri Makanan dan Minuman 0.29 2 14 Hotel dan Restoran 0.22 3 11 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.14 4 4 Peternakan 0.08 5 6 Perikanan 0.06 6 3 Perkebunan 0.04 7 1 Pertanian Padi 0.04 8 12 Bangunan 0.04 9 2 Pertanian Pangan Lainnya 0.03 10 13 Perdagangan 0.01 11 18 Lembaga Keuangan 0.01 12 17 Komunikasi 0.01 13 15 Angkutan Darat 0.01 14 20 Jasa-jasa Lainnya 0.01 15 7 Pertambangan dan Penggalian 0.01 16 10 Industri Pengolahan Lainnya 0.00 17 9 Industri Tekstil 0.00 18 5 Kehutanan 0.00 19 16 Angkutan Lainnya 0.00 20 19 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 0.00 Sumber : Input-Output NTB dan KSB diolah, 2009 85

B. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Kebelakang

Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal yang dapat mendorong permintaan demand driven dalam jangka pendek, menengah dan panjang menurut nilai indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang multiplier output yang besar justru bukan pertambangan pertambangan sebagai batas ranking indeks melainkan sektor terbarukan seperti peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian padi serta pertanian pangan lainnya. Sedangkan sektor non tambang lainnya yang dapat dikembangkan adalah industri makanan dan minuman, hotel dan restoran, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, lembaga keuangan, komunikasi, jasa- jasa lainnya serta angkutan darat. Ringkasan rangking indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang ditunjukkan pada Tabel 26 dibawah ini. Tabel 26. Ringkasan Rangking Indeks Keterkaitan Tidak Langsung Kebelakang Rangking No Sektor Sektor Indeks Keterkaitan Tidak langsung Keb elakang 1 8 Industri Makanan dan Minuman 0.08 2 14 Hotel dan Restoran 0.07 3 11 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.06 4 4 Peternakan 0.05 5 6 Perikanan 0.05 6 3 Perkebunan 0.05 7 1 Pertanian Padi 0.05 8 12 Bangunan 0.05 9 2 Pertanian Pangan Lainnya 0.05 10 13 Perdagangan 0.05 11 18 Lembaga Keuangan 0.05 12 17 Komunikasi 0.05 13 20 Jasa-jasa Lainnya 0.05 14 15 Angkutan Darat 0.05 15 7 Pertambangan dan Penggalian 0.05 16 10 Industri Pengolahan Lainnya 0.04 17 9 Industri Tekstil 0.04 18 5 Kehutanan 0.04 19 16 Angkutan Lainnya 0.04 20 19 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 0.04 Sumber : Input-Output NTB dan KSB diolah, 2009 86

C. Keterkaitan Langsung Kedepan

Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi lokal yang dapat mendorong penawaran supply driven dalam jangka pendek, menengah dan panjang menurut nilai indeks keterkaitan langsung kedepan yang besar justru bukan pertambangan pertambangan sebagai batas ranking indeks melainkan sektor terbarukan seperti pertanian padi, perikanan, peternakan, pertanian pangan lainnya dan perkebunan. Sedangkan sektor non tambang lainnya yang dapat dikembangkan adalah listrik, gas dan air bersih, perdagangan, angkutan darat, industri makanan dan minuman, komunikasi, industri pengolahan lainnya serta jasa-jasa lainnya. Ringkasan rangking indeks keterkaitan langsung kedepan ditunjukan pada Tabel 27. Tabel 27. Ringkasan Rangking Indeks Keterkaitan Langsung Kedepan Rangking No Sektor Sektor Indeks Keterkaitan Langsung ke depan 1 1 Pertanian Padi 0.25 2 6 Perikanan 0.21 3 11 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.13 4 4 Peternakan 0.13 5 13 Perdagangan 0.08 6 2 Pertanian Pangan Lainnya 0.06 7 3 Perkebunan 0.05 8 15 Angkutan Darat 0.03 9 8 Industri Makanan dan Minuman 0.02 10 17 Komunikasi 0.01 11 10 Industri Pengolahan Lainnya 0.01 12 20 Jasa-jasa Lainnya 0.01 13 7 Pertambangan dan Penggalian 0.01 14 12 Bangunan 0.01 15 5 Kehutanan 0.01 16 18 Lembaga Keuangan 0.01 17 14 Hotel dan Restoran 0.00 18 9 Industri Tekstil 0.00 19 16 Angkutan Lainnya 0.00 20 19 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 0.00 Sumber : Input-Output NTB dan KSB diolah, 2009 87

D. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Kedepan

Arah transformasi struktur pengembangan sektor ekonomi yang dapat mendorong penawaran supply driven dalam jangka pendek, menengah dan panjang menurut nilai indeks keterkaitan langsung kedepan yang besar justru bukan pertambangan pertambangan sebagai batas ranking indeks melainkan sektor terbarukan seperti pertanian padi, perikanan, peternakan, pertanian pangan lainnya serta perkebunan. Sedangkan sektor non tambang lainnya yang dapat dikembangkan adalah listrik, gas dan air bersih, perdagangan, angkutan darat, industri makanan dan minuman, komunikasi, industri pengolahan lainnya serta jasa-jasa lainnya. Ringkasan rangking indeks keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan ditunjukkan pada Tabel 28. Tabel 28. Ringkasan Rangking Indeks Keterkaitan Tidak Langsung Kedepan Rangking No Sektor Sektor Indeks Keterkaitan Tidak Langsung ke depan 1 1 Pertanian Padi 0.07 2 6 Perikanan 0.07 3 11 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.06 4 4 Peternakan 0.06 5 13 Perdagangan 0.05 6 2 Pertanian Pangan Lainnya 0.05 7 3 Perkebunan 0.05 8 15 Angkutan Darat 0.05 9 8 Industri Makanan dan Minuman 0.05 10 17 Komunikasi 0.05 11 10 Industri Pengolahan Lainnya 0.05 12 20 Jasa-jasa Lainnya 0.05 13 7 Pertambangan dan Penggalian 0.05 14 12 Bangunan 0.05 15 5 Kehutanan 0.04 16 18 Lembaga Keuangan 0.04 17 14 Hotel dan Restoran 0.04 18 9 Industri Tekstil 0.04 19 16 Angkutan Lainnya 0.04 20 19 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 0.04 Sumber : Input-Output NTB dan KSB diolah, 2009 88 Ringkasan indeks keterkaitan langsung kebelakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang, keterkaitan langsung kedepan, keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan ditunjukkan pada lampiran 6.

5.2.3. Dampak Pengganda multiplier effect Sektor yang dapat dikembangkan

Dokumen yang terkait

Analisis dampak ekonomi dan sosial tambang emas dan tembaga bagi masyarakat komunal dan pembangunan wilayah Propinsi NTB (Studi kasus : Proyek Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa)

2 163 756

Pola Pertumbuwan Dan Kebiasaan Makanan Ikan Sicyopterrus Microcephalus (Gobiidae) Pada Sungai - Sungai Di Kawasan Pertambangan Emas PT. Newmont Nusa Tenggara (PT. NNT) Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

0 8 84

Analisis ekonomi dan kebijakan pengembangan tambang tembaga dan emas di kawasan hutan lindung (Studi kasus PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara)

0 6 182

Model Pembangunan Daerah Berkelanjutan Melalui Transformasi Struktur Ekonomi Berbasis Sumberdaya Pertambangan ke Sumberdaya Lokal Terbarukan

0 20 180

MODEL KETAHANAN PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL (STUDI KASUS PROVINSI JAWA BARAT)

0 3 2

Strategi Penguatan Program Pembangunan Bisnis Lokal PT. Newmont Nusa Tenggara Untuk Keberdayaan Pengusaha Lokal (Studi Di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat).

0 10 145

PERANAN PT NEWMONT NUSA TENGGARA TERHADAP PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

0 3 107

Magang tentang kesetan dan kesehatan kerja di PT Newmont Nusa Tenggara Jobsite Sumbawa Barat NTB a9 27

0 1 64

MODEL PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN MELALUI TRANSFORMASI STRUKTUR BKONOMI BERBASIS SUMBERDAYA PERTAMBANGAN KE SUMBERDAYA LOKAL TERBARUKAN (Sustainable Local Development Model by means Economic Structure Transformation from Mine Resources Basis) | Malan

0 0 9

KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI NUSA TENGGARA BARAT

0 1 24