VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan
6.1.1. Hasil Temuan Analisis Simulasi Input-Output Sumbawa Barat dan Keunggulan Komparatif Wilayah
Secara ringkas hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama masa operasi dan setelah penambangan berakhir ada indikasi kuat bahwa ekonomi daerah tidak dapat pulih
seperti saat beroperasinya tambang saat ini karena pendapatan daerah dari tambang pajak maupun non pajak akan berakhir seiring dengan berakhirnya masa penambangan.
Namun dari hasil penelitian ini dapat ditentukan arah transformasi struktur ekonomi selain pertambangan, yang justru dapat didukung sejak awal oleh kekuatan ekonomi
pertambangan sekarang, yaitu untuk membangkitkan sektor-sektor ekonomi unggulan berbasis sumberdaya lokal terbarukan pertanian dalam arti luas dengan memperkuat
keterkaitan antar sektor maupun dampak pengganda sektor melalui penggunaan barang dan jasa di Sumbawa Barat secara optimal untuk memperkecil efek pengurasan
backwash effect yang terjadi selama ini. Meskipun dampak ekonomi tambang sangat besar yaitu Rp. 9,527 triliun 95,03
terhadap PDRB 2006 sulit tergantikan, dan peran pertanian sebesar Rp. 195,380 milyar 33,60 , namun arah transformasi struktur ekonomi berbasis pertambangan ke
sektor-sektor sumberdaya lokal terbarukan pertanian dalam arti luas serta sektor non tambang lainnya untuk dikembangkan dalam jangka pendek, menengah dan panjang di
Kabupaten Sumbawa Barat dapat diketahui. Dari hasil simulasi ditunjukkan bahwa jika pertambangan di asumsikan habis saat
ini maka peran sektor pertanian sebesar 33,60 sumberdaya terbarukan, perdagangan hotel dan restoran 20.97 , bangunan 17.16 , jasa-jasa 14.17 serta transportasi dan
komunikasi 10.05. Dari sisi keterkaitan antar sektor, arah transformasi pengembangan sektor
ekonomi lokal yang dapat mendorong permintaan demand driven menurut rangking nilai indeks keterkaitan langsung kebelakang direct backward linkage dan keterkaitan
langsung dan tidak langsung kebelakang direct and indirect backward linkage justru bukan pertambangan pertambangan ranking ke-15, melainkan sektor terbarukan seperti
peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian padi, pertanian pangan lainnya. Sedangkan sektor non tambang lainnya yang dapat dikembangkan adalah industri makanan dan
minuman, hotel dan restoran, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, lembaga keuangan, komunikasi, angkutan darat serta jasa-jasa lainnya
Dari sisi keterkaitan antar sektor, arah transformasi pengembangan sektor ekonomi lokal yang dapat mendorong penawaran supply driven menurut rangking nilai
indeks keterkaitan langsung kedepan direct forward linkage dan keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan direct and indirect forward linkage juga bukan
pertambangan pertambangan ranking ke-13, melainkan sektor terbarukan seperti pertanian padi, perikanan, peternakan, pertanian pangan lainnya serta perkebunan.
Sedangkan sektor non tambang lainnya yang dapat dikembangkan adalah listrik, gas dan air bersih, perdagangan, angkutan darat, industri makanan dan minuman, komunikasi,
industri pengolahan lainnya serta jasa-jasa lainnya. Dari sisi nilai dampak pengganda multiplier effect yang besar untuk a.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pengganda pendapatan rumah tangga b. menarik minat investor menanamkan modalnya berdasarkan pengganda surplus
usaha c. meningkatan kemampuan fiskal pemerintah berdasarkan pengganda pendapatan pajak d. meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan pengganda nilai tambah
total. Arah transformasi pengembangan sektor ekonomi dari dampak pengganda tersebut justru bukan pertambangan pertambangan ranking ke-17 melainkan sektor terbarukan
seperti peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian padi, pertanian pangan lainnya serta sektor non tambang lainnya seperti industri makanan dan minuman, industri tekstil, hotel
dan restoran, listrik, gas dan air bersih, industri pengolahan lainnya, bangunan, angkutan lainnya, jasa-jasa lainnya, perdagangan, lembaga keuangan, komunikasi serta angkutan
darat. Sedangkan arah transformasi pengembangan sektor berdasarkan dampak
pengganda tenaga kerja lima belas sektor terbesar berdasarkan ranking adalah industri makanan dan minuman, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan lainnya,
hotel dan restoran, perdagangan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, peternakan, jasa- jasa lainnya, angkutan darat, perikanan, komunikasi, perkebunan, pertanian padi dan
pertanian pangan lainnya. Pertambangan berada pada ranking ke kedua karena banyak menyerap lapangan kerja dari luar Sumbawa Barat pada masa operasi dengan
perbandingan tenaga kerja yang berasal dari Sumbawa Barat sebanyak 1,390 orang 33, non Sumbawa Barat 2,847 orang 67 dengan total tenaga kerja pada tahun
2007 sebayak 4,237 orang 100.
148
Berdasarkan hasil temuan simulasi Model Leontif input-output dari sisi keterkaitan antar sektor maupun dampak pengganda menunjukkan bahwa rantai bisnis
dan industri berbasis pertanian yang di dukung oleh air bersih dan pasokan energi listrik yang memadai adalah paling strategis untuk dijadikan arah pembangunan untuk
percepatan proses transformasi struktur ekonomi menuju keberlanjutan dan kemandirian pembangunan wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Basis-basis pertanian utama yang
perlu dikembangkan adalah peternakan, perikanan, perkebunan serta tanaman pangan dan hortikultura. Termasuk bagian yang tak terpisahkan dari basis pertanian yang diperlu
dikembangkan adalah pengelolaan sumberdaya hutan, terutama untuk mendukung pengembangan sistem pasokan sumberdaya air dan energi listrik yang kompetitif.
Pengembangan rantai bisnis dan industri berbasis pertanian tersebut dipridiksikan akan mampu mendorong 1 perkembangan rantai aktifitas ekonomi secara keseluruhan 2 laju
pertumbuhan ekonomi 3 peningkatan kapasitas fiskal pemerintah 4 peningkatan daya tarik bisnis bagi dunia usaha 5 peningkatan serapan tenaga kerja dan 6 peningkatan
pendapatan masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat. Hasil temuan model Leontif juga didukung oleh hasil temuan keunggulan komparatif wilayah model location quotient di
Sumbawa Barat yang menunjukkan bahwa Kabupaten tersebut merupakan tempat pemusatan beberapa komoditi pertanian dari aspek produksi seperti penangkapan ikan di
danau, budidaya ikan tambak, penangkapan ikan wadukdam, peternakan, kedelai, jagung dan padi.
6.1.2. Hasil Temuan Peran Penganggaran untuk Memperbaiki Kinerja Pembangunan