Sedangkan menurut T. Hani Handoko ukuran efektifitas sebagai berikut: a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-
fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
b. Ketepatan dan Obyektivitas, maksudnya semua rencana harus di evaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat.
c. Ruang Lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, komprehensif comprehensiveness, kepaduan unity, dan konsistensi.
d. Efektifitas Biaya, dalam hal ini efektifitas biaya menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional.
e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas: pertama tanggung jawab atas pelaksanaan, kedua tanggung jawab atas implementasi.
f. Ketepatan Waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk
berbagai perbedaan waktu.
6
Dari kedua pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa dalam tolok ukur efektifitas setidaknya ada empat komponen yang harus terpenuhi yaitu tepat guna,
ekonomis, akuntabilitas dan ketepatan waktu.
B. Barcode
1. Pengertian Barcode
Barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang berbentuk garis, dimana
masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya.
7
Barcode adalah pengkodean angka dan huruf dengan menggunakan kombinasi dari bar dan
6
T. Hani Handoko, Manajemen Yogyakarta: BPPE, 2003, h. 103-105.
7
http:rumahbarcode.com diakses pada 18 Agustus 2014 pada pukul 23.00 wib
spasi dari variasi yang berbeda. Sebuah Barcode berisi informasi yang dikodekan menurut konvensi spesifik dan grafis yang menyajikan informasi dalam bidang
barcode yang mana didalamnya terdapat garis-garis berwarna atau bar dan spasi yang
tidak berwarna. Biasanya barcode tidak berisi data yang deskriptif, tetapi terdiri dari nomor yang berbeda dari angka-angka atau karakter, tergantung pada jenis barcode
yang membuat sebuah nomor referensi. Informasi dalam barcode disimpan dalam bentuk set data yang dapat diklasifikasikan dan diambil untuk menangani angka-
angka atau karakter dalam sebuah pengolahan data elektronik.
8
2. Sejarah Barcode
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan
retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia, untuk
membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis. Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, mahasiswa lulusan
Drexel Institute of Technology , bergabung untuk mencari solusi. Woodland
mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototipe ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil
membuat prototipe yang lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya kode batang
dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard
UGPIC.
8
Masyita Oktaviani, dkk, “Implementasi Client Server pada Drive Thru dengan Menggunakan Barcode,
” Jurnal Dunia Teknologi Informasi, vol. 1, No. 1 2012: h. 46.