menyebabkan PT. HPC berinisiatif untuk memasarkan produk yang telah diproduksi ke beberapa negara. Walaupun negara tujuan ekspor produk yang
dihasilkan oleh PT. HPC berbeda-beda, tetapi dengan kemampuan perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas membuat pelanggan tetap melakukan
pembelian terhadap produk Soap Noodles, meskipun volume produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang sedikit. Dilihat dari produksi Indonesia yang
melimpah, PT. HPC berusaha untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan melihat permintaan pasar internasional sehingga perusahaan memasarkan produk
yang dihasilkan dengan tujuan ekspor dan dapat bersaing di pasar internasional.
6.2.3 Politik, Pemerintah dan Hukum
Mengingat produk yang dihasilkan berorientasi pada ekspor, maka hendaknya Indonesia mampu menghadapi persaingan antara negara yang
memproduksi Soap Noodles. Hendaknya produk yang dihasilkan oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia terutama PT. HPC mendapat dukungan dari pemerintah.
Prioritas yang diinginkan oleh perusahaan dari pemerintah adalah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga perusahaan mampu mengolah
produk yang akan dihasilkan. Dukungan dari pemerintah sangat diperlukan dalam industri hilir, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan industri oleokimia.
Dukungan lain dari pemerintah dapat berupa bantuan dana bagi perusahaan- perusahan industri hilir untuk memasarkan produk dan mempromosikan industri
hilir Indonesia ke pasar internasional.
6.2.4 Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh PT HPC sudah berteknologi maju. Alat- alat yang dimiliki juga berkualitas tinggi, dimana hampir semua kegiatan
pengolahan produk menggunakan mesin sehingga dapat menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas. Oleh karena itu, sebaiknya PT. HPC dapat
menggunakannya dan memanfaatkan hal tersebut sebaik mungkin. Teknologi informasi dan komunikasi juga diperlukan dalam kegiatan pemasaran PT. HPC,
sebagai alat penghubung antara perusahaan dengan konsumen. Hal ini juga sebaiknya didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan
dibidangnya masing-masing. Agar teknologi yang dimiliki dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan.
6.2.5 Kekuatan Kompetitif Kekuatan kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk
mengembangkan strategi dalam banyak industri. Hakikat persaingan suatu industri terdiri dalam lima bagian, diantaranya adalah :
1. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru pada industri Soap Noodles akan menjadi
ancaman besar bagi perusahaan dan akan mengurangi pangsa pasar. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar,
sehingga penjualan PT. HPC akan terus meningkat, yang di dukung dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki semaksimal mungkin, sehingga mampu
menambah kapasitas produksi untuk menarik banyak pelanggan.
2. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan
antar perusahaan
dalam memproduksi
Soap Noodles saat ini
cenderung kompetitif. Hal ini dilihat dengan adanya tingkat persaingan dalam persaingan harga, dan junlah pangsa pasar yang sama. PT. HPC bersaing dengan
PT. Musim Mas, PT. Pacific Medan Industry, dan PT. Pacific Oleochem dalam penetapan harga penjualan, dimana PT. HPC tidak dapat menentukan harga diatas
harga pesaing. Apabila perusahaan menentukan harga diatas harga pesaing, pelanggan tidak akan mau untuk membeli produk dari PT. HPC.
Walaupun PT. HPC memiliki keunggulan dalam kualitas produk dimana dalam komposisi Soap Noodles terkandung glyserin yang lebih banyak
dibandingkan dengan pesaing. Pada kondisi tertentu, terkadang perusahaan mengalami keuntungan dari pada pesaing dalam hal penentuan harga. Hal ini
terjadi dikarenakan perusahaan tidak memiliki kontrak kerja yang panjang kepada pelanggan, sehingga harga yang berubah-ubah terutama ketika harga pasar dunia
sedang naik perusahaan dapat menggunakan harga yang berlaku saat itu dalam transaksi penjualan.
3. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Industri bahan baku sabun memiliki kekuatan tawar menawar pemasok
terutama dalam perolehan bahan baku. PT. HPC memperoleh bahan baku dari beberapa perusahaan yaitu PT. Smart Tbk, PT Berkah Sawit Sumatera, PT.
Bintang Tenera, dan PT. Pacifik Medan Industry. Harga yang ditentukan dalam tawar menawar antara pemasok dengan PT. HPC dilakukan berdasarkan harga
pasar dunia dan harga tidak boleh melebihi MPOB.
4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Pelanggan
Soap Noodles memiliki kekuatan dalam melakukan tawar
menawar dalam proses pemasaran produk. Jika pelanggan merasa bahwa harga yang ditentukan oleh PT.HPC terlalu tinggi, maka pelanggan dapat melakukan
tawar manawar melalui kesepakatan harga bersama. Selain itu, karena harga yang berlaku ditentukan berdasarkan harga pasar dunia, yang menyebabkan harga
penjualan Soap Noodles tidak stabil. 5. Ancaman dari Produk Pengganti
Semakin berkembangnya suatu zaman, maka keinginan konsumen untuk memperoleh barang juga semakin bertambah. Dengan demikian akan tercipta
suatu produk pengganti terhadap produk lainnya. PT. HPC bersaing dengan produsen produk pengganti yang menghasilkan bahan baku sabun dari minyak
kedele, minyak jagung dan minyak bunga matahari. Tetapi produk pengganti ini bukan merupakan ancaman yang besar bagi PT. HPC, karena pada dasarnya
minyak sawit memiliki produktivitas relatif lebih tinggi dan biaya produksi yang relatif lebih rendah dibanding minyak nabati lain seperti minyak kedelei dan
bunga matahari. Minyak sawit bisa mencapai produksi hingga 3.5 ton per hektar bahkan lebih, sedang biji kedelei sebesar 0.4 ton per hektar, sedang biji bunga
matahari mencapai 0.5 ton per hektar
10
. 6.3 Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan
Alat perumusan strategi Matriks Internal Factor Evaluasi IFE dapat digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
dalam bidang fungsional bisnis. Matriks IFE juga dapat memberikan dasar untuk
10
BNI ”Potensi dan Prospek Bisnis Kelapa Sawit Indonesia Mei 2004” . http www.
bni.co.id, 16 Januari 2009.
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang fungsional tersebut. Pemahaman yang baik mengenai faktor-faktor strategi internal yang
dimasukkan lebih penting dibandingkan angkanya sendiri. Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor internal perusahaan maka
dibuat matrik IFE yang berisi kekuatan dan kelemahan. Penetapan bobot dan rating dilakukan dengan bersama-sama dengan pihak perusahaan Dewan
Direktur, Manager Pemasaran, dan Planning Manager. Proses pembobotan IFE dapat dilihat pada Lampiran 3.
Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor kunci internal perusahaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 2,543 Tabel 10.
Hal ini berarti bahwa posisi strategi perusahaan di PT Hamparan Pancaran Chemindo berada pada posisi rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan yang
dimilikinya untuk menghadapi kelemahan internal perusahaan. Tabel 10 Matrik IFE PT Hamparan Pancaran Chemindo
Faktor Strategi Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan
Kualitas dan mutu produk 0,111
4 0,444
Lokasi yang strategis 0,080
3 0,239
Lingkungan kerja yang kondusif 0,100
3,33 0,333
Pengalaman dalam kegiatan pemasaran 0,102
4 0,407
Pengiriman barang tepat waktu 0,091
3 0,302
Kelemahan
Kinerja organisasi tidak efisien 0,122
1 0,122
Terbatasnya modal 0,107
1,33 0,143
Strategi harga yang bersaing 0,106
2,33 0,246
Penjualan dalam jumlah terbatas 0,085
1,33 0,113
Bahan baku dari perusahaan lain 0,096
2 0,193
Total 1,000
2,543
Pada Tabel 10, Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFE terlihat bahwa kualitas dan mutu produk merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh
perusahaan dengan jumlah skor 0,444. Perusahaan memiliki produk yang
mengandung 5 persen gliserin maksimum yang menghasilkan kelembaban bagi penggunanya. Produk yang dihasilkan oleh PT. HPC memiliki keunggulan
sehingga perusahaan dapat memasarkannya dengan baik kepada pelanggan. Faktor pendukung dari perusahaan adalah pengalaman dalam kegiatan pemasaran
yang dilakukan dengan jumlah skor 0,407. Lingkungan kerja yang kondusif dengan jumlah skor 0,333, dengan
adanya lingkungan yang kerja nyaman dan saling menghormati antara karyawan akan dapat meningkatkan dan memajukan perusahaan dengan kemampuan yang
dimilikinya. Pengiriman barang tepat waktu dengan jumlah skor 0,302 adalah salah satu cara agar pelanggan loyal terhadap perusahaan, sehingga perusahaan
dapat selalu menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan. Pengiriman barang tepat waktu juga didukung dengan adanya lokasi perusahaan yang strategis yaitu
dekat dengan pelabuhan sebagai tempat penyaluran saluran distribusi dengan skor 0,239.
Berdasarkan hasil analisa IFE, diketahui bahwa kelemahan utama PT. HPC adalah strategi harga yang bersaing dengan jumlah skor 0,246. Strategi harga
yang merupakan kelemahan utama dikarenakan perusahaan tidak dapat menjual harga yang sama dengan pesaing, karena jika perusahaan menjual dengan harga
yang sama pelanggan tidak mau membeli. Perusahaan memperoleh bahan baku dari perusahan lain dengan skor 0,193, hal ini disebabkan oleh perpecahan
kerjasama dengan PT.Flora Sawita. Perusahaan memiliki modal terbatas dengan skor 0,143, untuk meningkatkan penjualan. Kelemahan PT. HPC lainnya adalah
kinerja organisasi tidak berjalan dengan efisien dengan skor 0,122, dimana terdapat karyawan yang bertumpu pada orang tertentu. Hal itu dapat menghambat
tugas karyawan yang telah ditetapkan pada posisinya masing-masing. Perusahaan terkadang menjual produk dalam jumlah terbatas dengan jumlah skor 0,133,
sehingga permintaan pelanggan tidak sepenuhnya mampu untuk terpenuhi.
6.4 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan