2.2 Bahan Baku Soap Noodles
Jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Soap Noodles adalah berupa minyak sawit yang sudah diolah, Moisture, Coustik Soda, air, garam,
turpinal , BHT Butylate Hydroxy Toluene, dan SHS Sodium Hydro Sulphite. 1. Minyak, minyak yang digunakan adalah hasil olahan dari buah kelapa sawit
yang diolah menjadi Crude Palm Oil CPO, yang kemudian diolah kembali menjadi Refined Bleached Deodorized Palm Stearin RBDPS, Palm Fatty
Acid Distilled PFAD, dan Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBDPO.
CPO yang telah diolah melalui proses lanjut tersebut merupakan bahan baku utama dari pembuatan Soap Noodles yang muatan dalam sabun terindikasi
dalam Total Fatty Matter TFM. 2. Moisture kelembapan, yang digunakan untuk memprediksi air dalam
moisture content .
3. Coustik soda merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam digunakan sebagai pereaksi yang mengubah minyak
menjadi sabun. 4. NaCl, Natrium klorida garam merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak
berwarna, bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCL bertujuan sebagai pemutih.
5. Air berguna untuk melarutkan semua bahan yang diolah dan mengatur moisture content
yng dibutuhkan. 6. Turpinal, BHT Butylate Hydroxy Toluene, dan SHS Sodium Hydro
Sulphite merupakan zat additives atau zat tambahan anti oxydan yang
berfungsi untuk menghasilkan Soap Noodles agar tidak berbau minyak dan
tampilan produk menjadi putih. Turpinal itu sendiri berbentuk cairan, sedangkan BHT dan SHS berbahan seperti tepung berwarna putih. Zat-zat
yang digunakan ini tidak mengalami degragasi warna dan bau
9
.
2.3 Hasil Penelitian Terdahulu.
Penelitian yang dilakukan merupakan produk turunan minyak sawit, agar memperoleh gambaran yang lebih dalam mengenai bahan baku Soap Noodles dan
strategi pemasaran maka diperlukan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan kedua topik tersebut. Penelitian terdahulu diantaranya dilakukan oleh
Khairani 2007, Zega 2003, Hara 2007, dan Sari 2007 yang akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut :
Khairani 2007 melakukan penelitian mengenai analisis prioritas strategi bauran pemasaran VCO di PT. Bogor Agro Lestari Bogor. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis strategi bauran pemasaran dan menentukan prioritas strategi bauran pemasaran oleh perusahaan. Kegiatan strategi pemasaran yang
dilakukan menggunakan strategi bauran pemasaran 7P yaitu produk, harga, tempat,promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Strategi bauran pemasaran yang
dijalankan berdasarkan 7P memiliki beberapa alternatif bauran pemasaran yang diprioritaskan. Prioritas pertama adalah strategi promosi, selanjutnya adalah
produk, harga, tempat, orang, proses dan bukti fisik. Hasil penelitian yang dilakukan ini berdasarkan metode pengambilan
keputusan melalui proses hierarki analitik AHP, terhadap strategi bauran pemasaran yang dijalankan. Berdasarkan hasil pengolahan dapat diketahui bahwa
9
Hasil wawancara dengan pihak perusahaan PT. Hamparan Pancaran Chemindo.
tujuan peningkatan penjualan mendapatkan bobot 0,696 sedangkan tujuan menghadapi persaingan mendapatkan bobot sebesar 0,304. Kesimpulan yang
didapat berdasarkan 7P adalah alternatif strategi bauran yang diprioritaskan menghasilkan strategi promosi sebagai prioritas pertama yang dianggap efektif
oleh perusahaan. Hal itu ditujukan berdasarkan hasil pengolahan dengan nilai bobot tertinggi.
Zega 2003 melakukan penelitian strategi pemasaran minyak kelapa sawit CPO pada PTPN III, Medan, Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis strategi pemasaran dan faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan strategi pemasaran CPO yang diterapkan oleh PTPN III serta
menentukan prioritas pengambilan keputusan strategi pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah Proses Hirarki Analitik PHA dan sebagai pengolah data
digunakan program Expert Choice Version 9.0. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa prioritas utama adalah kualitas produk untuk
faktor produk. Penetapan harga diatas harga pasar untuk faktor harga sebagai prioritas kedua. Mekanisme distribusi dengan saluran distribusi tingkat satu untuk
pasar lokal bagi faktor distribusi serta personal selling untuk faktor promosi sebagai prioritas ketiga dan keempat.
Hara 2007, melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran sabun transparan menggunakan analisis matrik SWOT serta matrik QSPM. PT Adev
Natural Indonesia menggambarkan bahwa hasil matrik SWOT mennghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu : memanfaatkan
desain dan keunggulan produk untuk menarik pelanggan potensial, meningkatkan cakupan produk distribusi produk, mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat
usaha pemasaran yang lebih gencar, mempertahankan keunggulan produk sabun yang beragam, meningkatkan kemampuan untuk pengenalan akan merek.
Berdasarkan hasil dari analisis matrik QSPM, strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT Adev Natural Indonesia berdasarkan skala proritas utama adalah mencari
pangsa pasar yang lebih besar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar, yang diharapkan dapat mengatasi persaingan terhadap perusahaan yang sejenis.
Sari 2007, melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran madu pada pusat perlebahan nasional, parung panjang, bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal dan merumuskan alternatif strategi pemasaran. Hasil analisis disajikan dalam bentuk
matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE Eksternal Factor Evaluation. Kemudian dicocokkan dengan matriks IE yang menjadi dasar bagi penetapan
strategi pada matriks SWOT, untuk dapat mengetahui urutan prioritas strategi pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik PHA.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai IFE sebesar 2,554 berada dikondisi rata-rata, sedangkan nilai EFE sebesar 3,048, hal ini menggambarkan
bahwa perusahaan berada dalam kondisi sedang. Hasil tersebut diposisikan pada matrik IE, sehingga berada pada posisi kuadran II. Berdasarkan matriks SWOT
dirumuskan beberapa alternative strategi berdasarkan urutan yaitu 1 memperluas jalur distribusi agar dapat bersaing dengan produk sejenis, 2 meningkatkan
kegiatan produksi, 3 aktif melakukan kegiatan pengembangan produk sehingga dapat memenuhi selera pelanggan, 4 mempertahankan dan meningkatkan
kualitas produk, 5 mendatangkan tenaga ahli pemasaran, 6 melakukan efisiensi
biaya produksi, 7 mengoptimalkan volume produksi, dan 8 melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi madu.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khairani 2007, Zega 2003, Hara 2007, dan Sari 2007 digunakan sebagai acuan dan perbandingan terhadap
penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan karena penelitian berhubungan dengan soap noodles sebagai produk turunan kelapa sawit, selain itu juga sebagai
pembanding terhadap metode analisis yang digunakan oleh penelitian terdahulu. Adanya penelitian terdahulu maka dapat diketahui gambaran umum mengenai
metode analisis yang digunakan. Penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai strategi pemasaran Soap
Noodles sebagai bahan baku sabun, dengan menggunakan metode analisis internal
dan eksternal perusahaan, analisis SWOT, yang dilanjuti sebagai tahap keputusan dengan menggunakan QSPM. Perbedaan dengan penelitian yang diusulkan adalah
selain lokasi yang berbeda, penelitian mengenai produk Soap Noodles yang merupakan bahan baku turunan dari minyak kelapa sawit belum pernah ada yang
meneliti. Hal inilah yang menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian.
III. KERANGKA PEMIKIRAN