Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Teori

Oleh karena itu, pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan ini diteliti apakah ada pengaruh antara iklim komunikasi organisasi terhadap peningkatan kinerja pegawai. Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND merupakan Lembaga Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, BKN dalam melaksanakan tugas operasionalnya dikoordinasikan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Menpan. Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara Medan terdiri dari 5 lima bidangbagian yaitu: 1 Bagian Umum, 2 Bidang Bimbingan Teknis, 3 Bidang Kepangkatan dan Mutasi, 4 Bidang Pensiun, 5 Bidang Informasi Kepegawaian. Dari berbagai bidang atau bagian pelaksanaan kegiatan tersenut, yang menarik untuk diteliti adalah bagaimanakah iklim komunikasi organisasi yang terjadi di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. Pentingnya iklim komunikasi organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawai, karena kinerja pegawai merupakan hal yang penting bagi organisasi, sehingga ke depannya organisasi dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menyikapi masalah fleksibilitas ketentuan, sumber daya manusia dan lingkungan kerja setempat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan?”. Universitas Sumatera Utara

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan untuk dapat menghasilkan uraian penelitian yang sistematis dan analisa yang obyektif, diperlukan pembatasan masalah, maka penulis membuat batasan yang spesifik sebagai berikut: 1. Penelitian ini berlokasi di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. 2. Objek penelitian adalah seluruh pegawai Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan. 3. Penelitian ini dilakukan Maret – Mei 2011. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan dalam berfungsinya organisasi secara efektif. 2. Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara terhadap peningkatan kinerja pegawai. 3. Untuk mengetahui upaya atasan terhadap peningkatan kinerja pegawai di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara.

1.4.2 Manfaat Penelitian:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap khasanah keilmuan di jurusan ilmu komunikasi khususnya tentang iklim komunikasi organisasi dan peningkatan kinerja pegawai. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat pengetahuan dan wawasan peneliti tentang hubungan iklim komunikasi organisasi dalam peningkatan kinerja Universitas Sumatera Utara 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran kepada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara tentang hubungan iklim komunikasi organisasi dalam peningkatan kinerja.

1.5. Kerangka Teori

Teori terdiri dari konsep-konsep, definisi, acuan dan proporsi yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan memprediksikan fenomena tersebut Rakhmat, 1997:7. Dengan adanya kerangka teori, maka penulis memiliki landasan berpikir sebagai titik tolah di dalam pemecahan yang ada. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah: 1.5.1. Komunikasi Organisasi Komunikasi ibaratnya “arah” bagi kehidupan organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka sebuah lembaga akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam pengelolanya. Adapun pengertian dari komunikasi organisasi menurut Pace Wayne 2001:143 didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari sesuatu organisasi. Dalam sebuah teori tentang Komunikasi Organisasi Pace dan Faules, 2001:145 dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semangat dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah dipengaruhi oleh komunikasi. Dedy Mulyana 1000:75 menggambarkan komunikasi organisasi sebagai berikut “Komunikasi organisasi organizational communication terjadi dalam suatu organisasi bersifat Universitas Sumatera Utara formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip”. Pada keseharian proses komunikasi pasti terjadi baik komunikasi antar individu maupun dalam kelompok dan organisasi jika melakukan suatu proses komunikasi juga akan dipikirkan mengenai dampak maupun efek yang akan terjadi nantinya. Adapun dampak yang berhubungan dengan organisasi adalah dampak behavioural, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, maupun kinerja seseorang. 1.5.2. Arus Informasi Dalam Organisasi Wayne Pace dan Faules dalam bukunya 2001 mengemukakan bahwa dalam organisasi, terdapat empat jenis komunikasi organisasi, yaitu: 1. Komunikasi ke Bawah Informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. 2. Komunikasi ke Atas Informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. 3. Komunikasi Horizontal Penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Universitas Sumatera Utara 4. Komunikasi Lintas Saluran Informasi yang bergerak di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan atau bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda. 1.5.3. Iklim Komunikasi Organisasi Pace and Faules mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi Pace and Faules, 2001:149. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi; kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pace dan Faules 2001:159 bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Keenam faktor tersebut dibahas secara singkat sebagai berikut: 1. Kepercayaan, Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepeercayaan, keyakinan dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan. Universitas Sumatera Utara 2. Pembuatan Keputusan bersama, para pegawai disemua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai disemua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. 3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan atau atasan. 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana. 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, personel disetiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan. 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi, personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja Universitas Sumatera Utara tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. 1.5.4 Kinerja Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja pegawai, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi Pace dan Faules, 2001:134 Menurut Bernandin dan Russel Gomes, 1995:135 kinerja performance adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam usaha meningkatkan kinerja pegawai, antara lain: 1. Pemenuhan Kepuasan Kerja Davis Yuli, 2005:196 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sekumpulan perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka. Kepuasaan kerja dipandang sebagai perasaan senang atau tidak senang yang relatif, yang berbeda dari pemikiran objektif dan keinginan perilaku. Karena perasaan terkait dengan sikap seseorang, maka kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai sebuah sikap karyawan yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi dimana mereka bekerja. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pegawai yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya. Kepuasan juga terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Pegawai yang merasa terpenuhi kebutuhannya akan mempersepsikan diri mereka sebagai pegawai yang memiliki kepuasan atas Universitas Sumatera Utara pekerjaannya. Sebaliknya, ketidakpuasannya muncul apabila salah satu atau sebagian dari kebutuhannya tidak dapat terpenuhi. Lebih lanjut, kepuasan merupakan salah satu komponen dari kepuasan hidup. Sehingga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja. Karena apabila pegawai tidak mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya, maka motivasi mereka akan turun, absensi dan keterlambatan meningkat dan menjadi semakin sulit untuk bekerjasama dengan mereka atau mengadakan suatu perubahan penting. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dari seseorang akan ikut menjadi penentu kelangsungan operasional suatu organisasi. 2. Penyesuaian Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa kontra prestasi atas kerja mereka. Pada dasarnya kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh pegawai atas pekerjaan yang telah dikerjakannya. Sulistiyani dan Rosidah, 2003:206 Program kompensasi penting bagi organisasi karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia sebagai komponen utama, dan merupakan komponen biaya yang paling penting. Di samping pertimbangan itu kompensasi juga merupakan salah satu aspek yang berarti bagi pegwai, karena bagi pegawai besarnya kompensasi mencerminkan ukutran nilai karya mereka diantara para pegawai itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Bila kompensasi diberikan secara benar, pegawai akan termotivasi dan lebih terpusatkan untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Universitas Sumatera Utara Pegawai akan merasa puas terhadap kompensasi yang diterimanya apabila sesuai dengan kinerjanya. Sebaliknya jika ketidakpuasan pegawai timbul maka akan mempengaruhi kinerja mereka dalam bekerja. Patten Yuli, 2005:124 menyatakan bahwa kompensasi memiliki tiga jenis, yang meliputi: a. Pembayaran uang secara langsung direct financial payment dalam bentuk upah, gaji, insentif, dan bonus. b. Pembayaran tidak langsung indirect payment dalam bentuk tunjangan seperti pendidikan, absensi. c. Ganjaran non Financial non financial reward seperti hal-hal yang tidak mudah di kuantitatifkan, yaitu ganjaran-ganjaran seperti pekerjaan yang lebih menantang, jam kerja yang lebih luwes, dan kantor yang lebih bergengsi. 3. Latihan dan Pengembangan Latihan dan pengembangan berarti merupakan usaha dalam meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi pegawai. Sehingga pada umumnya semakin tinggi suatu jabatan semakin penting faktor pengembangan sebagai syarat menduduki jabatan tersebut. Soeprihanto 2000:87 menyatakan agar latihan dan pengembangan dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya dalam suatu organisasi menentukan kebutuhan dan pedoman latihan dan pengembangan. Tiga level kebutuhan akan latihan dan pengembangan dalam organisasi perusahaan dan pedoman melatih pegawai tersebut, yaitu: a. Kebutuhan pada level organisasi Universitas Sumatera Utara Kebutuhan atau kekurangan pada level organisasi berarti mempermasalahkan kekurangan atau kelemahan pada umumnya. Pada level ini mengungkapkan kebutuhan latihan akan menyoroti tempat yang sangat membutuhkan latihan. b. Kebutuhan pada level jabatan Untuk mengungkapkan kebutuhan latihan pada level ini digunakan analisa jabatan atau analisa pekerjaan. Dalam analisa jabatan ini harus dijawab kecakapan, pengetahuan atau sikap apa yang dibutuhkan untuk menduduki suatu jabatan tertentu sehingga dapat menjalankan berbagai pekerjaan atau tugas dalam jabatan. c. Kebutuhan pada level peroranganindividu Untuk mengungkapkan kebutuhan latihan pada level dipergunakan analisa yang disebut “assessment” atau menspesifikasikan secara peroranganindividu. Jadi setelah kebutuhan level organisasi dan kebutuhan pada level jabatan sudah diperoleh, maka ditentukan siapakah yang akan memerlukan latihan dan dalam hal apa saja. Pada level ini kita melihat segi manusianya yang mempunyai kelemahan skill atau knowledge atau attitude. Faktor tenaga kerja tidak dapat diabaikan, sebab kekeliruan yang terjadi dapat menyebabkan hambatan-hambatan yang serius. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan pada pegawai, agar dapat memberikan kepuasan kerja pada individu pegawai, yang akan berakibat juga pada peningkatan kinerja pegawai bagi kepentingan organisasi.

1.6 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Komunikasi Organisasi dan Kinerja Pegawai (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir)

4 105 194

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

2 66 142

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan)

40 187 106

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Pegawai Di UPT. BBI Gedung Johor Medan (Studi Korelasional Peranan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai di UPT. BBI Gedung Johor Medan)

1 46 131

PENDAHULUAN Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobgan).

1 3 38

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI ( HUBUNGAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobgan).

0 3 14

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Pegawai (Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Geyer Kabupaten Grobgan).

0 4 12

PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR REGIONAL VI BKN (BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA) MEDAN.

0 2 27

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11