melayani nasabah lebih dominan dimiliki oleh pegawai bank perempuan adalah sejumlah 7 orang 11,7 dan hanya 1 orang responden 1,6 yang tidak setuju
bahwa gaya luwes, hangat dan lebih detail ketika melayani nasabah lebih dominan dimiliki oleh pegawai bank perempuan.
Persepsi tentang gaya luwes, hangat dan lebih mendetail adalah sifat yang dominan dimiliki perempuan. Sehingga hal ini jelas terlihat pada pegawai perempuan
yang banyak bekerja dengan layanan. Sebenarnya, baik pegawai pria maupun pegawai perempuan harus memiliki sifat seperti itu dalam melayani nasabah. Namun,
dalam masyarakat telah terbentuk persepsi bahwa gaya luwes, hangat dan lebih mendetail ketika melayani dominan dimiliki perempuan.
4.2.4.3. Persepsi Responden Tentang Pegawai Perempuan Sebagai “Ujung Tombak” Perusahaan
Tabel 46
Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Pegawai Perempuan Sebagai “Ujung Tombak” Perusahaan
no Kategori jawaban
Jumlah 1.
Sangat setuju 4
6,7 2.
Setuju 38
63,3 3
Kurang setuju 9
15 4
Tidak setuju 9
15 Jumlah total
60 100
Sumber : Data Kuesioner 2010
Universitas Sumatera Utara
Data yang tertera pada tabel 46 menunjukkan bahwa sejumlah 38 orang responden 63,3 setuju dengan fakta bahwa perempuan dianggap sebagai “ujung
tombak” perusahaan. Sedangkan 9 orang responden 15 kurang setuju dengan fakta bahwa perempuan dianggap sebagai “ujung tombak” perusahaan. 9 orang
lainnya 15 juga tidak setuju dengan fakta bahwa perempuan dianggap sebagai “ujung tombak” perusahaan. Hanya 4 orang responden 6,7 yang menyatakan
sangat setuju dengan fakta bahwa perempuan dianggap sebagai “ujung tombak” perusahaan.
Perempuan umumnya ditempatkan pada posisi barisan depan frontliner dengan alasan bahwa perempuan dengan citra diri menarik, lembut telah melekat
dalam masyarakat Indonesia, maka dalam dunia kerja pun citra mengenai sifat perempuan ini menjadi acuan mengapa perusahaan memilih peran perempuan di
posisi terdepan sebagai yang pertama kali ditemui nasabahklien kerja.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.4. Persepsi Responden Tentang Keharusan Berpenampilan Modis Bagi Pegawai Perempuan Merupakan Diskriminasi Antara Pegawai
Perempuan Dengan Pegawai Laki – Laki
Tabel 47
Distribusi Frekuensi Tentang Keharusan Berpenampilan Modis Bagi Pegawai Perempuan merupakan Diskriminasi Antara Pegawai Perempuan Dengan Pegawai
Laki – Laki
No Kategori jawaban
Jumlah 1.
Sangat setuju 2.
Setuju 7
11,7 3
Kurang setuju 40
66,7 4
Tidak setuju 13
21,6 Jumlah total
60 100
Sumber : Data Kuesioner 2010
Berdasarkan data pada tabel 47 menunjukkan gambaran bahwa 40 orang responden 66,7 kurang setuju bahwa keharusan berpenampilan modis di kantor
adalah sebuah bentuk diskriminasi penampilan antara pegawai perempuan dengan pegawai laki – laki. 13 orang lainnya 21,6 tidak setuju bahwa keharusan
berpenampilan modis di kantor adalah sebuah bentuk diskriminasi penampilan antara pegawai perempuan dengan pegawai laki – laki. Sedangkan responden yang setuju
bahwa keharusan berpenampilan modis di kantor adalah sebuah bentuk diskriminasi penampilan antara pegawai perempuan dengan pegawai laki – laki adalah berjumlah
7 orang 11,7, dan tidak ada responden yang sangat setuju bahwa keharusan
Universitas Sumatera Utara
berpenampilan modis di kantor adalah sebuah bentuk diskriminasi penampilan antara pegawai perempuan dengan pegawai laki – laki.
Data ini menunjukkan cukup tingginya kesadaran gender antara pegawai perempuan dan pegawai laki – laki di BNI Cabang Medan. Keharusan menjaga
penampilan tidak hanya ditujukan kepada pegawai perempuan, namun juga diharuskan pada pegawai laki – laki karena tata cara berpenampilan merupakan
peraturan yang dibuat perusahaan untuk seluruh pegawai tanpa memandang jenis kelamin. Hanya saja porsinya tentu berbeda antara penampilan pegawai perempuan
dengan pegawai laki – laki. Sebagian kecil responden merasa ada suatu bentuk diskriminasi dengan adanya keharusan berpenampilan modis diberlakukan bagi
pegawai perempuan saja.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.5. Persepsi Responden yang Pernah Mengetahui, Mendengar Informasi, ataupun Merasakan Sendiri Bahwa Pegawai Bank Perempuan Lebih
Sulit Memperoleh Promosi Jabatan Dibanding Pegawai Laki - Laki
Tabel 48 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden yang Pernah Mengetahui,
Mendengar Informasi, ataupun Merasakan Sendiri Bahwa Pegawai Bank Perempuan Lebih Sulit Memperoleh Promosi Jabatan Dibanding Pegawai
Laki – Laki
no Kategori jawaban
Jumlah 1.
Sangat setuju 2.
Setuju 8
13,3 3
Kurang setuju 47
78,35 4
Tidak setuju 5
8,35 Jumlah total
60 100
Sumber : Data Kuesioner 2010
Berdasarkan data pada tabel 48 menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar responden kurang setuju bahwa pegawai perempuan lebih sulit memperoleh promosi
jabatan di kantor dibanding pegawai laki – laki yang berjumlah 47 orang 78,35. 8 orang responden lainnya 13,3 setuju bahwa pegawai perempuan lebih sulit
memperoleh promosi jabatan dibanding pegawai laki – laki. Hanya sebagian kecil yang tidak setuju bahwa pegawai perempuan lebih sulit memperoleh promosi jabatan
dibanding pegawai laki – laki yang berjumlah 5 orang 8,35, dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
responden yang sangat setuju bahwa pegawai perempuan lebih sulit memperoleh promosi jabatan dibanding pegawai laki – laki.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak sulitnya pegawai perempuan memperoleh promosi jabatan karena pegawai perempuan dinilai memiliki kinerja yang cukup baik
dan berperan penting dalam kemajuan perusahaan. Dewasa ini, pegawai perempuan telah mampu bersaing dalam hal kualitas dengan pegawai laki – laki. Hal ini terkait
pula dengan tingginya tingkat pendidikan terakhir pegawai perempuan di bank BNI.
4.2.4.6. Persepsi Responden Tentang Pegawai Perempuan Dipromosikan Bukan Hanya Dengan Syarat Kinerja Tapi Juga Penampilan
Tabel 49 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Pegawai Perempuan
Dipromosikan Bukan Hanya Syarat Kinerja Tapi Juga Penampilan
no Kategori jawaban
Jumlah 1.
Ya, ada 7
11,7 2.
Sebagian ada 45
75 3
Tidak ada 3
5 4
Tidak tahu 5
8,3 Jumlah total
60 100
Sumber : Data Kuesioner 2010
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas ditemukan faktafenomena bahwa 45 orang responden 75 menyatakan ada sebagian pegawai perempuan yang dipromosikan memiliki syarat
bukan hanya kinerja tapi juga penampilan. Sejumlah 7 orang lainnya 11,7 menyatakan bahwa ada pegawai perempuan yang dipromosikan memiliki syarat
bukan hanya kinerja tapi juga penampilan. 5 orang lainnya 8,3 mengaku tidak tahu bahwa ada faktafenomena bahwa pegawai perempuan yang dipromosikan
memiliki syarat bukan hanya kinerja tapi juga penampilan. Hanya 3 orang responden 5 yang mengaku tidak ada faktafenomena bahwa pegawai perempuan yang
dipromosikan memiliki syarat bukan hanya kinerja tapi juga penampilan. Dari data tersebut, dapat dianalisis bahwa penampilan bagi pegawai
perempuan lebih diutamakan dibanding pegawai laki – laki yang memperoleh promosi jabatan hanya dengan mengandalkan kinerja yang baik saja. Hal ini terkait
pula dengan isu bahwa perempuan sebagai “ujung tombak” perusahaan, harus selalu berpenampilan prima. Sebagian besar responden mengaku ada rekan kerja mereka
yang dipromosikan karena penampilannya dominan menarik, namun hal itu juga didukung dengan prestasinya di dunia kerja yang baik pula.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4.7. Persepsi Responden Tentang Status Pegawai Perempuan Telah Berkeluarga Dapat Menghalangi Perhatian Terhadap Penampilan di
Kantor
Tabel 50 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Status Pegawai Perempuan
Berkeluarga Dapat Menghalangi Perhatian Terhadap Penampilan di Kantor
no Kategori jawaban
Jumlah 1.
Sangat setuju 2.
Setuju 7
11,7 3
Kurang setuju 41
68,3 4
Tidak setuju 12
20 Jumlah total
60 100
Sumber : Data Kuesioner 2010
Berdasarkan hasil data pada tabel 50 menunjukkan gambaran bahwa sebagian besar responden kurang setuju apabila dengan status pegawai perempuan telah
berkeluarga, kemudian sedikit menghalangi perhatian terhadap penampilan di kantor berjumlah 41 orang 68,3. 12 orang responden 20 bahkan tidak setuju apabila
dengan status pegawai perempuan telah berkeluarga sedikit menghalangi perhatian terhadap penampilan di kantor. Sedangkan 7 orang responden setuju bahwa status
pegawai yang telah berkeluarga, kemudian sedikit menghalangi perhatian terhadap penampilan di kantor, dan tidak ada pegawai yang sangat setuju apabila status
pegawai yang telah berkeluarga sedikit menghalangi perhatian terhadap penampilan di kantor.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa segi penampilan bagi pegawai perempuan sebagian besar tidak terpaut usia. Para pegawai perempuan berusaha seoptimal
mungkin menunjukkan penampilan yang terbaik saat bekerja melayani nasabah. Dengan kesibukan serta biaya yang tidak sedikit demi menjaga penampilan, tidak
terganggu dengan status mereka yang telah berkeluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembahasan
Sebagaimana telah diulas pada analisa tabel tunggal maka dibawah ini berturut – turut akan diberikan analisa umum secara menyeluruh data – data yang
diperoleh sebagai hasil penelitian tentang Persepsi Pegawai Bank Perempuan Terhadap Promosi Jabatan Berkriteria Penampilan Modis Studi Deskriptif Terhadap
Pegawai Bank Perempuan Di BNI Cabang Medan.
BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. BNI sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN memiliki
kredibilitas yang sangat baik di kancah dunia perbankan Indonesia. Namanya tercatat dalam urutan 10 besar MRI Master Research Indonesia, sebagai lembaga survey
yang misi pengukurannya adalah untuk memacu industri perbankan agar memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah. BSEM ini melibatkan pengamatan pada sarana
penunjang, seperti kondisi gedung, penyediaan berbagai fasilitas dan kondisinya, seperti toilet dan ATM. Hal - hal lain yang diamati adalah unsur-unsur yang penting
bagi pelanggan. Unsur pegawai juga merupakan hal yang penting diamati, misalnya meliputi keramahan, ketrampilan dan penampilan pegawai.
Atas dasar hal tersebut, maka penelitian ini mengangkat permasalahan penampilan khususnya penampilan bagi pegawai perempuan di BNI Cabang Medan
yang kaitannya terhadap promosi jabatan. Berkarier merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri perempuan.
Universitas Sumatera Utara