Fikrah Wathani : Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Pakaian Ditinjau Dari Peran Gender, 2009. USU Repository © 2009
Manusia sebagai makhluk hidup akan berusaha mempertahankan dirinya dari berbagai tantangan alam ataupun lingkungan sekitarnya serta dari segi keamanan diri.
2. Sebagai alat penunjang komunikasi
Dalam komunikasi terdapat pertanyaan antar manusia. Pada umumnya, salah satu yang digunakan dalam berkomunikasi adalah pakaian. Dengan demikian, pakaian dapat
digunakan sebagai alat penunjang dalam berkomunikasi. Agar pakaian dapat memadai sebagai alat penunjang alam berkomunikasi, maka pakaian tersebut perlu diperhatikan
kebersihan dan kerapihannya, kesopanan, kesusilaan atau peradabannya, dan keseragamannya sesuai dengan tata tertib setempat.
3. Sebagai alat untuk memperindah
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang senang pada sesuatu yang serasi, bagus dan indah. Pakaian yang memiliki fungsi sebagai alat memperindah jika dipilih warna,
corak, dan model yang sesuai, maka pakaian dapat menutupi kekurangan pada tubuh seseorang dan dapat membuat seseorang menjadi lebih cantik atau tampan.
D. PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK PAKAIAN DITINJAU DARI PERAN GENDER
Loudon dan Bitta 1993 mengatakan bahwa pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak direncanakan secara khusus. Rook dalam Verplanken dan Herabadi 2001
mengasosiasikan pembelian impulsif tersebut dengan pembelian yang dilakukan dengan tiba- tiba dan tidak direncanakan, dilakukan di tempat kejadian, dan disertai timbulnya dorongan
yang besar serta perasaan senang dan bergairah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif adalah
karakteristik sosio-ekonomi dan karakteristik demografis Loudon dan Bitta, 1993.
Fikrah Wathani : Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Pakaian Ditinjau Dari Peran Gender, 2009. USU Repository © 2009
Karakteristik sosio-ekonomi yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah uang saku, dimana Ling dan Lin dalam Semuel 2007 mengatakan bahwa uang saku berhubungan
positif dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif konsumen muda pada toko secara phisik atau offline.
Karakteristik demografis yang mempengaruhi pembelian impulsif salah satunya adalah gender Loudon dan Bitta, 1993. Dittmar dkk 1995 mengatakan bahwa pada umumnya
perempuan lebih sering membeli secara impulsif dibandingkan laki-laki. Menurut Bem 1981 Gender merupakan karakteristik kepribadian seseorang yang
dipengaruhi oleh peran gender yang dimilikinya dan dikelompokkan menjadi empat klasifikasi yaitu maskulin, feminin, androgini dan tidak terklasifikasikan. Latar belakang
pada penelitian ini lebih pada variabel peran gender dari seseorang yang terlibat dalam kecenderungan pembelian impulsif, apakah dia maskulin, feminin, androgini atau tidak
terklasifikasikan undifferentiated. Dittmar dkk, 1995 mengatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif terkait
dengan peran gender seseorang yang dibedakan melalui pemilihan produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan, yang meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang,
tempat, property, organisasi dan gagasan Kotler dalam Semuel, 2007.
Salah satu produk yang memiliki kemungkinan untuk dijadikan sasaran pembelian impulsif adalah produk pakaian. Negara dalam Semuel, 2007 menemukan bahwa salah satu
produk yang paling sering dibeli secara impulsif adalah pakaian. Pakaian dapat memenuhi kriteria pemilihan produk terkait dengan peran gender
seseorang dimana peran gender maskulin lebih memilih produk-produk berdasarkan kegunaan fungsi nya sedangkan pada individu dengan gender feminin lebih berdasarkan
Fikrah Wathani : Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Pakaian Ditinjau Dari Peran Gender, 2009. USU Repository © 2009
pada kenyamanan emosional dan makna simbolis dalam hubungannya dengan orang lain yang dimunculkan oleh produk tersebut. Ditttmar dkk 1995 menyimpulkan bahwa
pembelian impulsif yang dilakukan oleh individu dengan gender maskulin lebih pada alasan identitas pribadi mandiri sedangkan individu dengan gender feminin lebih pada identitas
sosial hubungan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan peran gender
seseorang mempengaruhi kecenderungan melakukan pembelian impulsif terhadap produk
pakaian. E. HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini diajukan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dikemukakan. Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
“Terdapat perbedaan kecenderungan pembelian impulsif produk pakaian ditinjau dari peran gender maskulin, feminin, androgini dan tidak terklasifikasikan”.
Hipotesis tambahan
- Terdapat perbedaan kecenderungan pembelian impulsif produk pakaian ditinjau dari
gender laki-laki dan perempuan. -
Terdapat perbedaan kecenderungan pembelian impulsif produk pakaian ditinjau dari uang saku.
Fikrah Wathani : Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Pakaian Ditinjau Dari Peran Gender, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu perlu diidentifikasikan variabel- variabel penelitian. Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
Variabel tergantung : Pembelian impulsif Variabel Bebas
: Peran Gender
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi Suryabrata, 2002. Definisi operasional variabel-
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :