2.4 . Bahan Yang Dapat Dikomposkan
Bahan – bahan organik yang diperlukan dalam pembuatan kompos adalah substansi organik. Bahan yang dapat dikomposkan seperti sampah rumah tangga,
sampah-sampah organik pasarkota, kotoran ternak, limbah dari pertanian, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit dll. Kemudian bahan-bahan tersebut harus
memiliki rasio karbon dan nitrogen yang memenuhi syarat agar berlangsung pengomposan secara sempurna.
2.5. Proses Umum Terjadinya Pengomposan Sampah Organik
Sampah organik dapat diubah menjadi kompos dengan suksesi berbagai macam organisme. Selam fase awal pengomposan, bakteri meningkat dengan cepat.
Berikutnya, bakteri berfilamen actinomycetes, jamur, dan protoza mulai bekerja. Setelah sejumlah besar karbon C dalam kompos dimanfaatkan utilized dan
temperatur mulai turun, centipedes, milipedes, kutu, cacing tanah, dan organisme lainnya melanjutkan proses pengomposan Starbuck, 2004.
Organisme yang bertugas dalam menghancurkan material organik membutuhkan nitrogen N dalam jumlah besar. Oleh karena itu, dalam proses
pengomposan perlu ditambahkan material yang mengandung nitrogen agar berlangsung proses pengomposan secara sempurna. Material tersebut salah satunya
adalah kotoran ternak manure. Setelah selesai proses pembusukan, nitrogen akan dilepaskan kembali sebagai
salah satu komponen yang terkandung dalam kompos. Pada proses berikutnya jamur
Universitas Sumatera Utara
fungi akan mencerna kembali substansi organik untuk cacing tanah dan actinomycetes agar mulai bekerja. Cacing tanah akan bertugas dalam mencampurkan
substansi organik yang telah dicerna kembali oleh jamur dengan sejumlah kecil tanah lempung clay dan kalsium yang terkandung dalam tubuh cacing tanah. Dalam tahap
ini, kompos sudah bisa digunakan sebagai pupuk pada tumbuhan. Pada fase terakhir, organisme mengoksidasi substansi nitrogen menjadi nitrat
yang dibutuhkan akan tanaman dan tumbuhan bertunas sprouting plants seperti rebung, tauge. Kompos akan berubah menjadi gelap, wangi, remah, dan mudah
hancur. Fase ini disebut juga sebagai fase kematangan ripeness karena kompos sudah dapat digunakan.
Proses terjadinya pengomposan sampah organik dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :
Gambar 1. Proses Umum Pengomposan Sampah Organik Secara Aerobik
Universitas Sumatera Utara
Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan – bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap – tahap awal proses, oksigen dan senyawa – senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh
mikroba mesofilik. Suhu tumpukan sampah organik akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH sampah organik. Suhu akan
meningkat di atas 50 C – 80
C dan suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik,yaitu mikroba
yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi atau penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba – mikroba di dalam kompos dengan
menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO
2
, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur – angsur
mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi
penyusutan volume maupun biomassa bahan kurang lebih 25 - 40 dari volume atau bobot awal bahan.
Perubahan suhu dan jumlah mikroba selama proses pengomposan sampah organik dapat dilihat pada Gambar 2. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Perubahan Suhu dan Jumlah Mikroba Selama Proses Pengomposan
Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 1, organisme yang terlibat dalam proses pengomposan sampah organik :
Tabel 1. Organisme Yang Terlibat Dalam Proses Pengomposan
Kelompok Organisme Organisme
Jumlah gram kompos
Mikroflora Bakteri
Aktinomicetes Kapang
108 – 109 105 – 108
104 – 106 Mikrofauna
Protozoa 104 – 105
Makroflora Jamur tingkat tinggi
- Makrofauna
Cacing tanah, rayap, semut, kutu, kaki seribu dll
- Sumber : Ryak, 1992
Universitas Sumatera Utara
2.6. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan