Perhitungan Ekonomi Studi Kelayakan

2.9.3. Perhitungan Ekonomi

Perhitungan ekonomi diperlukan untuk melihat kelayakan dari suatu usaha. Untuk setiap aspek dalam studi kelayakan terdapat sejenis analisa yang menitikberatkan aspek tersebut. Umumnya terbagi atas 2 macam analisis, yaitu: a. Analisis finansial, dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau orang yang berkepentingan langsung dalam proyek. b. Analisis ekonomis, dimana proyek dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan. Untuk mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi dilakukan dengan Investment Criteria atau kelayakan investasi. Beberapa Investment Criteria: a. Net Present Value NPV NPV merupakan selisih antara Present value dari benefit dan Present value dari biaya. Suatu proyek dikatakan layak bila NPV ≥ 0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut akan mengembalikan persis sebesar Social Opportunity Cost of Capital. Jika NPV 0, proyek ditolak. ∑ = + − = n t t t t i C B NPV 1 1 Keterangan: B t = Benefit sosial kotor sehubungan dengan suatu proyek pada tahun t C t = Biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun t, tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal pembelian peralatan, tanah, konstruksi, dan sebagainya ata rutin n = Umur ekonomis dari suatu proyek Universitas Sumatera Utara i = Social Opportunity Cost of Capital yang ditunjukkan sebagai Social Discount Rate b. Internal Rate of Return IRR IRR adalah tingkat pertumbuhan rata-rata uang yang diinvestasikan dimana net cash flow dari hasil investasi, diinvestasikan kembali untuk usaha tersebut. IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. IRR dapat dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu proyek asal setiap benefit bersih yang diwujudkan bernilai positif. 1 1 = + − ∑ = n t t t t IRR C B Biasanya rumus IRR tidak dapat dipecahkan dicari nilai i-nya secara langsung. Namun secara coba-cobaan. c. Periode Batas Cut off Priode batas adalah jangka waktu tertentu dimana investasi yang ditanam pada suatu proyek sudah harus kembali. Panjang priode batas ini berbeda dari satu proyek ke proyek yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain, tergantung pada situasi yang mungkin bersifat ekonomis atau non-ekonomis. d. Periode Kembali Modal Pay- off period Periode kembali modal adalah jangka waktu yang diperlukan untuk dapat kembalinya modal investasi. Pilihan jatuh pada proyek yang periode kembalinya paling pendek. Universitas Sumatera Utara e. Keuntungan rata-rata Pertimbangan kelayakan berdasarkan pada besarnya keuntungan rata-rata pertahun. Kriteria keuntungan rata-rata sangat dipengaruhi oleh umur proyek. Dalam perhitungan keuntungan rata-rata perlu dipertimbangkan biaya tahunan rata-rata terkecil. f. Benefit Cost Ratio BCR Benefit Cost Ratio BCR adalah suatu ukuran krieria ekonomis dari suatu perusahaan. Benefit proyek dapat dibagi kedalam 3 jenis yaitu: 1. Direct Benefits, dapat berupa kenaikan output fisik, atau kenaikan nilai output yang disebabkan adanya perbaikan kualitas, perubahan lokasi, perubahan dalam waktu penjualan, penurunan biaya dan kerugian. Manfaat langsung dari suatu proyek adalah kenaikan nilai hasil produksi barang atau jasa atau penurunan biaya sebagai akibat langsung dari suatu proyek. Kenaikan nilai hasil produksi tersebut dapat berupa meningkatnya jumlah hasil kuantitas atau meningkatnya mutu produksi kualitas. Contohnya: a. Kenaikan produksi padi karena adanya irigasi adalah contoh manfaat langsung dari proyek tersebut. b. Contoh penurunan biaya adalah berkurangnya biaya transportasi karena adanya proyek perbaikan jalan. 2. Indirect Benefits, merupakan benefit yang timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi suatu proyek, merupakan multiplier effects dari proyek. Misalnya pemerintah bermaksud untuk mendirikan proyek Universitas Sumatera Utara pembangkit tenaga listrik. Proyek pembangkit tenaga listrik ini akan memberikan manfaat tak langsung seperti: a. Mendorong tumbuhnya industri-industri lain yang dapat memanfaatkan listrik tersebut. b. Pertambahan nilai hasil produksi dari industri-industri tersebut di atas adalah manfaat tak langsung sebagai multiplier efects dari proyek pembangkit tenaga listrik. c. Berkembangnya pertanian, pertambangan dan usaha lain disekitar daerah pembangunan proyek Disamping itu, manfaat langsung dari proyek pembangkt listrik tersebut adalah jumlah kapasitas listrik kilowatt dikalikan harga tarif listrik tersebut. 3. Intangible Benefits, merupakan benefit yang sulit dinilai dengan uang, contoh- contoh Intangible Benefits dari pendirian suatu proyek adalah: a. Perbaikan lingkungan hidup b. Perbaikan pemandangan karena adanya suatu taman c. Perbaikan distribusi pendapatan d. Integrasi nasional dan pertahanan nasional e. Berkurangnya pengangguran, dan sebagainya. Melihat 3 macam manfaat seperti yang diuraikan di atas, maka manfaat langsung relatif lebih mudah untuk diidentifikasikan dan dihitung jumlahnya dibandingkan menfaat tak langsung dan manfaat kentara. Disamping itu, manfaat langsung Universitas Sumatera Utara dapat direalisir, manfaat tidak langsung tidak akan otomatis terwujud. Misalnya, kalau proyek bendungan sudah berhasil meningkatkan tenaga listrik sebagai akibat langsung dari proyek tersebut maka pertumbuhan industri sebagai manfaat tak langsung belum tentu akan terwujud, karena banyak faktor-faktor lain yang ikut menentukan. Untuk perbandingan BCR, biaya suatu proyek dapat jaga diklasifikasikan atas biaya langsung dan biaya tak langsung. 1. Biaya Langsung Adalah semua pengeluaran yang langsung untuk keperluan proyek, misalnya biaya investasi, biaya operasi dan biaya pemeliharaan proyek. 2. Biaya Tak Langsung Biaya tak langsung umumnya berupa biaya tak kentara seperti polusi udara, bising, perubahan nilai-nilai norma dalam masyarakat. Seperti halnya manfaat langsung, maka biaya langsung lebih mudah diidentifikasikan dan dihitung. Karena itu dalam evaluasi proyek, biaya langsung sering mendapat bobot yang lebih besar dibandingkan biaya tak langsung. Akan tetapi, perlu diingat bahwa semakin besar masarakat yang menanggung biaya tak langsung misalnya polusi udara maka semakin perlu dipertimbangkan untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek. Universitas Sumatera Utara BCR merupakan nisbah manfaat biaya yang sering digunakan untuk mengukur kelayakan suatu proyek. Pada BCR yang dilihat adalah perbandingan antara nilai tunai penerimaan dengan nilai tunai pengeluaran atau biaya. PC PV C B = Oleh karena NPV adalah selisih antara PV dan PC, maka antara NPV dan BC terdapat hubungan sebagai berikut: NPV 0, maka BC 1 NPV 0, maka BC 1 NPV = 0, maka BC = 1 Proyek dikatakan layak bila BC ≥ 1, atau 1 BCR 2 karena bila BCR1 maka usaha tersebut dikatakan rugi, dan bila BCR2 dikenal dengan situasi overheating yang berbahaya bagi perekonomian karena dapat menyebabkan inflasi

2.9.4. Break Even Point Analysis Analisa Titik Impas