Kasus Kecelakaan Air Asia QZ8501

BAB IV MEKANISME PELAKSANAAN GANTI RUGI TERHADAP KECELAKAAN AIR ASIA

QZ8501 MENURUT KONVENSI INTERNASIONAL

A. Kasus Kecelakaan Air Asia QZ8501

Pesawat AirAsia QZ8501 atau Airbus A320-216 dengan nomor seri 3648 dan kode registrasi PK-AXC 106 hilang kontak pada Minggu tanggal 28 Desember 2014 pukul 07.24 WIB pada saat terbang dari Surabaya, Indonesia menuju Singapura. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Controller ATC Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk. Namun, tak lama setelah itu pesawat hilang dari radar. Pesawat AirAsia QZ8501 sempat naik dengan kecepatan tak wajar di atas batas normal, berhenti di puncak ketinggian, lalu jatuh ke laut. 107 AirAsia merilis daftar 162 penumpang dan kru pesawat, di antaranya 144 dewasa, 17 anak-anak, dan satu balita. Para penumpang pesawat tersebut berasal dari Singapore 1 orang , Malaysia 1 orang , Prancis 1 orang , Korea Selatan 3 orang dan Indonesia 156 orang. 108 Pesawat tersebut dikemudikan oleh pilot Kapten Iriyanto, 53 tahun, berkebangsaan Indonesia, sudah memiliki 20.537 jam terbang dan sekitar 6.100 jam terbang dengan Indonesia AirAsia pesawat Airbus A320 109 dan co-pilot First Officer Rémi Emmanuel Plesel, berkebangsaan Perancis, sudah memiliki 2.275 jam terbang dengan Indonesia AirAsia. 110 106 Pesawat itu adalah model Airbus A320-200; dua angka terakhir 16 menandakan spesifikasi bahwa pesawat itu diperlengkapi dengan mesin CFM International CFM56-5B6. 107 http:www.cnnindonesia.comnasional20150130094801-20-28477antara-airasia-qz8501-dan-air-france- yang-jatuh-ke-atlantik diakses pada tanggal 28 mei 2015 108 https:www.facebook.comnotesairasiaupdated-statement-qz850110152667884908742 diakses pada tanggal 13 Juni 2015 109 http:www.straitstimes.comnewsasiasouth-east-asiastoryairasia-flight-qz8501-pilot-iriyanto-was-one- military-academys-best- diakses pada tanggal 13 Juni 2015 110 http:qz8501.airasia.comindex.html diakses pada tanggal 13 Juni 2015 Kehilangan kontak terjadi pada pukul 07.24 WIB. Namun demikian, beberapa laporan dari otoritas penerbangan Indonesia menyatakan bahwa kehilangan kontak terjadi lebih awal, yaitu 06.17 WIB. 111 Pesawat ini lepas landas dari Bandar Udara Internasional Juanda pada pukul 05.35 wib dan dijadwalkan untuk mendarat pada pukul 08.30 WSS waktu Singapura. Pesawat itu berada di bawah kontrol lalu lintas udara Indonesia ketika diminta untuk menyimpang dari jalur penerbangan aslinya karena kondisi cuaca yang buruk. Pilot meminta izin naik ke ketinggian 38,000 kaki atau 11,600 meter untuk menghindari awan tebal kumulonimbus 112 tetapi ketinggian final yang ditunjukkan transponder dan disimpan oleh Flightradar24 adalah 32,000 kaki atau 9,750 meter. Pesawat kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 07:24 waktu setempat saat terbang di atas Laut Jawa antara Kalimantan dan Jawa , masih di bawah Kontrol Lalu Lintas Udara Indonesia, pada ketinggian jelajah dan kecepatan normal. Analisis cuaca mengungkapkan bahwa pesawat ini melintasi sebuah sel badai beberapa menit sebelum hilang. 113 Jalur terbang Indonesia AirAsia Penerbangan 8501 QZ8501AWQ8501 111 AirAsia jet with 162 on board goes missing on way to Singapore . CNN International Edition. 28 December 2014. Diakses pada tanggal 13 Juni 2015. 112 Kumulonimbus Cb adalah sebuah awan vertikal menjulang keluarga D2 yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Dikutip dari wikipedia.org 113 http:id.wikipedia.orgwikiIndonesia_AirAsia_Penerbangan_8501 diakses pada tanggal 13 Juni 2015. Sumber : http:id.wikipedia.orgwikiIndonesia_AirAsia_Penerbangan_8501 diakses pada tanggal 13 Juni 2015. Setelah insiden itu, dengan segera ada laporan awal yang belum dikonfirmasikan yang menunjukkan bahwa penerbangan AirAsia 8501 jatuh di Pulau Belitung, Indonesia. Operasi pencarian dan penyelamatan telah berlangsung di bawah arahan Otoritas Penerbangan Sipil Indonesia . Badan SAR Nasional Indonesia mengerahkan tujuh kapal dan dua helikopter untuk menyisir pesisir Belitung dan Kalimantan. Angkatan Laut Indonesia dan Polisi Air dan Udara Indonesia ikut mengirimkan tim pencari dan penyelamat. Selain itu, sebuah pesawat pengintai Boeing 737 milik Angkatan Udara Indonesia diterbangkan ke lokasi terakhir pesawat. Angkatan Laut Indonesia mengkonfirmasikan bahwa mereka telah mengirimkan empat kapal pada akhir hari pertama pencarian, untuk bergabung dengan upaya pencarian awal. Selanjutnya sebuah pesawat CASAIPTN CN-235 dari Angkatan Udara Indonesia juga bergabung dalam upaya ini. Pasukan TNI Angkatan Darat juga dikerahkan untuk mencari di pesisir pantai dan pegunungan pulau. Selain kapal pemerintah, nelayan setempat juga ikut dalam pencarian. Operasi pencarian dan penyelamatan telah berlangsung di bawah bimbingan Otoritas Penerbangan Sipil Indonesia , bersama dengan Singapore Rescue Coordination Centre, Angkatan Udara Republik Singapura. Sementara itu Pemerintah Malaysia telah mendirikan pusat koordinasi penyelamatan di Subang dan mengirimkan tiga kapal militer dan tiga pesawat, termasuk satu C-130 Hercules, untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan. Australia telah menegerahkan P-3 Orion untuk membantu dalam operasi pencarian dan penyelamatan. India telah menyiagakan tiga kapal dan pesawat pengintai maritim untuk membantu operasi pencarian. Angkatan Laut India mengatakan bahwa India telah mengerahkan satu kapal di Teluk Benggala dan dua lagi di Laut Andaman yang disiapkan untuk memberikan bantuan. Kemudian India juga telah menyiapkan sebuah pesawat Boeing P-8I yang disiagakan untuk melakukan pencarian pesawat. Pada tanggal 30 Desember 2014 , Badan SAR Nasional Basarnas mengkonfirmasi telah menemukan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dan jenazah penumpang. Salah satu jenazah yang ditemukan dalam posisi telungkup mengenakan baju putih celana hitam, sementara 3-4 jenazah berjejeran dan terlihat sedang bergandengan. Temuan ini berpusat di Laut Jawa , dekat dengan Selat Karimata . Kepala Badan SAR Nasional Bambang Soelistyo mengatakan, tim SAR dengan pesawat C295 TNI AU dan Hercules C-130 menemukan sejumlah serpihan di Selat Karimata yang dekat dengan Laut Jawa. Serpihan-serpihan itu antara lain ditemukan di titik koordinat 03°4650 LS, 110°2927 BT dan 08°5043 LS, 110°2921,8 BT. Salah satu serpihan yang ditemukan adalah lempengan logam dan pintu darurat keluar emegency exit door, serpihan tersebut sudah dievakuasi ke KRI Bung Tomo . Dalam tahap pencarian lanjutan tangal 2 Januari 2015 , tiga jenazah yang ditemukan berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster and Victim Identification DVI Jawa Timur dan dikonfirmasi langsung oleh Kepala Tim, Komisaris Besar Budiyono. Ketiga jenazah teridentifikasi bernama lengkap Grayson Herbert Linaksita, Khairunisa Haidar Fauzi, dan Kevin Alexander Soetjipto. Sebelumnya, pada tanggal 1 Januari 2015 , juga sudah dikonfirmasi satu jenazah korban yang bernama Hayati Lutfiah Hamid. Sehari berikutnya, tanggal 3 Januari 2015 , dua jenazah berhasil diidentifikasi atas nama The Meiji Thejakusuma dan Hendra Gunawan Syawal. Lalu, tanggal 4 Januari 2015 , tiga jenazah berhasil diidentifikasi atas nama Wismoyo Ari Prambudi, Jie Stevie Gunawan, dan Juanita Limantara. Pada 7 Januari 2015 , atau 11 hari setelah kecelakaan, bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan oleh tim penyelam dari Kapal MGS GeoSurvey. Ekor pesawat tersebut berada pada kedalaman kurang lebih 35 meter di titik koordinat 03.36.31 lintang selatan dan 109.41.66 bujur timur. Selanjutnya pada 10 Januari 2015 , Ekor pesawat tersebut dapat diangkat, tetapi ekor tempat black box kosong dan dipastikan, black box lepas dari tempatnya. Pencarian dilanjutkan untuk menemukan Flight Data Recorder FDR dan Cockpit Voice Recorder CVR. Berdasarkan sinyal ping yang diterima KN Jadayat , posisi black box diketahui di koordinat 03 ˚ 37 21 S dan 109˚ 42 42. Penyelaman pertama oleh TNI-AL, Serda Rajab Suwarno yang membawa pinger detector bersama Kapten Saiful, Pelda Bambang, dan KLK navigasi Edi Susanto dilakukan pada 12 Januari 2015 . Tepat pada pukul 07.12 WIB, mereka berhasil mengangkat FDR ke permukaan dari kedalaman sekitar 35 meter. Esoknya pada 13 Januari 2015 , dilakukan penyelaman kedua, Serda Rajab kembali menyelam bersama Letnan Aang dan Sertu Widodo. Akhirnya CVR ditemukan di antara tumpukan pasir dan lumpur sekitar 20 meter dari penemuan FDR. Pada pukul 07.13 WIB, CVR berhasil diangkat .. Pada 14 Januari 2015 , badan pesawat berhasil ditemukan oleh ROV Robotic Operated Vihacle dari RSS MV SWIFT Rescue kapal Singapura yang ikut dalam pencarian. 114 Dari 162 penumpang dan kru AirAsia QZ8501, hingga 7 April 2015, sebanyak 99 di antaranya sudah terindentifikasi. 3 Body dan 1 bodypart belum teridentifikasi. 115 Sebagaimana yang dijelaskan pada Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008306DRJU.DAU-2014 tanggal 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 20142015, bahwa rute Surabaya-Singapura PP yang diberikan kepada Indonesia Air Asia adalah sesuai dengan jadwal penerbangan pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu, sementara penerbangan yang dilakukan oleh PT. Indonesia Air Asia rute Surabaya-Singapura PP dilaksanakan di luar izin yang diberikan, yaitu antara lain pada hari Minggu tanggal 28 Desember 2014. Hal ini sudah jelas melanggar izin yang telah diberikan, Namun, dibalik musibah kecelakaan yang menimpa salah satu pesawat Air Asia QZ8501 serta upaya evakuasi yang dilakukan, pihak maspakai atau airlines AirAsia ternyata telah melakukan pelanggaran, tindakan yang disinyalir melanggar aturan yaitu melakukan penerbangan di luar jadwal yang telah disetujui. Hal ini juga yang berimbas pada dibekukannya rute penerbangan Air Asia dengan rute penerbangan Surabaya – Singapura PP pulang – pergi, pembekuan sementara tersebut tertuang dalam Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. AU. 00811DRJU-DAU-2015 tanggal 2 Januari 2015. 116 114 maskapai penerbangan Indonesia Air Asia terbukti mengabaikan aturan standar jelang penerbangan. Pihak maskapai baru mengambil laporan kondiri cuaca di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG pada pukul 07.00 wib pada hari yang http:id.wikipedia.orgwikiIndonesia_AirAsia_Penerbangan_8501 diakses pada tanggal 13 Juni 2015 115 http:news.detik.comberita2945036menkes-dorong-percepatan-pembayaran-asuransi-korban-airasia- qz8501 diakses pada tanggal 18 Juni 2015 116 http:www.hukumonline.comberitabacalt54a71f1f8d9eeterbang-di-luar-jadwal--air-asia-dihukum diakses pada tanggal 18 Juni 2015 sama sesaat setelah pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 rute Surabaya – Singapura tersebut hilang kontak. 117

B. Upaya Yang Dilakukan Terkait Pelaksanaan Ganti Rugi Dalam Kasus Kecelakaan