57
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian gambaran faktor-faktor perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara
Indonesia Persero ini tidak terlepas dari keterbatasan yang terjadi, serta beberapa kelemahan lain yang tidak bisa dihindarkan. Adapun keterbatasan tersebut diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilakukan terkait faktor-faktor yang dapat diukur dan
diperkirakan memiliki hubungan dengan perilaku individu yang dalam hal ini adalah perilaku penggunaan APD.
2. Penelitian ini bersifat subjektif tentang perilaku yang hasilnya hanya terbatas pada
perusahaan tempat penelitian ini dilakukan.
6.2. Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia Persero
Menurut Occupational Safety and Health Administration OSHA Alat Pelindung Diri APD adalah alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka
atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Dalam
hirarki pengendalian kecelakaan, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir apabila tahap awal pengendalian tidak dapat dilakukan secara maksimal.
Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya, yang berarti bahwa keduanya secara langsung menentukan perilaku
Thoha, 2003. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Oleh karena itu perlu
diadakan penelitian yang seksama terkait faktor-faktor manakah yang dominan dalam mempengaruhi perilaku tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia Persero tahun 2014 menunjukkan bahwa 47 pekerja 94 tidak
menggunakan APD, lebih banyak dari responden yang menggunakan APD yaitu 3 responden 6. APD dalam penelitian ini digunakan berdasarkan potensi bahaya
pekerjaannya yang meliputi Masker, Ear Plug, Safety Glasses, Apron, Safety Shoes dan Sarung tangan.
Dari hasil ini terlihat bahwa kepedulian pekerja akan keselamatan dan kesehatan para pekerja saat bekerja masih sangat rendah. Banyak bahaya di tempat kerja yang
sewaktu waktu dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan para pekerja. Apabila pekerjanya sendiri tidak sadar dengan kondisi tersebut dan tidak mencegahnya dengan
menggunakan APD, maka dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari enam APD yang wajib dipakai di Departemen Metalforming, safety glasses dan ear plug menjadi APD yang paling
jarang digunakan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kenyamanan. Dari 50 pekerja, hanya 16 pekerja 32 yang menggunakan safety glasses
dan 21 pekerja 42 yang menggunakan ear plug. Berdasarkan analisis potensi bahaya, safety glasses dan ear plug berguna untuk melindungi pekerja dari bahaya percikan
beram dan kebisingan. Pekerja mengaku merasa tidak nyaman ketika harus bekerja menggunakan safety glasses dan ear plug. Padahal menurut penelitan yang dilakukan
Syaaf, kenyamanan akan timbul apabila seseorang membiasakan diri melakukan sesuatu hal Syaaf, 2008