2.3.5.3. Faktor-faktor pendorong 2.3.5.3.1 Pengawasan
Sistem pengawasan termasuk segala usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi yang merupakan salah satu cara guna
meningkatkan keselamatan
kerja ILO,
1989. Pengawasan
berpengaruh terhadap perilaku seorang pekerja. Pekerja kerap kali mengindahkan peraturan yang telah ditetapkan karena longgarnya
pengawasan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan Hapidin, tidak terdapat
hubungan antara pengawasan dengan penggunaan APD. Hal ini terjadi karena pengawasan hanya dilakukan oleh pihak internal sehingga
kurang tegas menghadapi pekerja yang lebih senior, maka pengawasan terkesan kurang mengenai sasaran Hapidin, 2007.
2.3.5.3.2 Hukuman dan Penghargaan
Hukuman adalah konsekuensi yang diterima individu atau kelompok sebagai bentuk akibat dari perilaku yang tidak diharapkan
Syaaf, 2008. Hukuman dapat menekan atau melemahkan perilaku. Hukuman tidak hanya berorientasi untuk menghukum pekerja yang
melanggar peraturan melainkan sebagai kontrol terhadap lingkungan kerja sehingga pekerja terlindungi dari kecelakaan kerja.
Sedangkan penghargaan adalah konsekuensi positif yang diberikan
kepada individu
atau kelompok
dengan tujuan
mengembangkan, mendukung dan memelihara perilaku yang diharapkan Syaaf, 2008. Jika digunakan sebagaimana mestinya,
penghargaan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan optimisme dalam diri si penerimanya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Syaaf, terdapat hubungan antara pemberian hukuman dan penghargaan dengan
perilaku penggunaan APD pada pekerja Syaaf, 2008. Dengan pemberian hukuman dan penghargaan akan merangsang motivasi
pekerja untuk bekerja dengan baik dan mematuhi peraturan, salah satunya dengan menggunakan APD pada saat bekerja sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan.
2.3.6. Pengukuran Perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku
yang baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan atau observasi, yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara
keselamatannya dalam
bekerja. Sedangkan
secara tidak
langsung menggunakan metode mengingat kembali recall. Metode ini dilakukan
melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu Notoatmodjo, 2005.
2.4. Hirarki Pengendalian Kecelakaan
Untuk mengatasi bahaya keselamatan dan kesehatan yang muncul di tempat
kerja, perlu dilakukan suatu pengendalian bahaya. Menurut PERMENAKERTRANS No.08MENVII2010
, pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD ditempat kerja, meliputi: